Pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, baru-baru ini menyuarakan perasaannya yang mendalam melalui akun Instagram pribadinya, menyusul kekalahan pahit Garuda dari Arab Saudi dan Irak dalam laga krusial Kualifikasi Piala Dunia ronde 4 zona Asia. Pernyataan emosional ini menyoroti kekecewaan yang dirasakan oleh sang pelatih dan juga jutaan penggemar sepak bola Tanah Air.
Kluivert secara terbuka mengakui, dirinya turut merasakan kepedihan dan kekecewaan yang sama seperti publik sepak bola Tanah Air. Ia menekankan komitmen penuhnya dengan menyatakan, “Sebagai pelatih, saya totalitas dalam memimpin; mengedepankan disiplin dan kekompakan tim.” Menurutnya, proses harian yang konsisten adalah krusial untuk memastikan pertumbuhan, pembelajaran, dan representasi maksimal Indonesia di setiap laga.
Mantan bintang Belanda ini juga menyoroti upaya keras yang telah dilakukan dalam membangun tim. Kebersamaan dan semangat kekeluargaan di antara para pemain, baik yang berbasis di dalam negeri maupun yang merumput di luar negeri, telah terjalin erat berkat dedikasi seluruh elemen tim dan dukungan tulus dari staf pelatih. Ini menciptakan fondasi kuat meskipun menghadapi hasil yang tidak memuaskan.
Dengan lapang dada, Kluivert mengakui kegagalan Timnas Indonesia untuk mencapai Piala Dunia 2026. Namun, ia juga menegaskan adanya optimisme untuk masa depan skuad Garuda. “Kami tidak mencapai Piala Dunia 2026, tetapi kami telah menetapkan standar baru yang dapat kami bangun dengan percaya diri,” ujarnya, menandakan bahwa pengalaman ini menjadi pijakan penting untuk kemajuan sepak bola Indonesia.
Di akhir pesannya, yang diunggah pada Senin (13/10) di laman Instagram @patrickkluivert9, Kluivert menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh pendukung. “Setiap Suara Sangat Berarti, Dukungan Anda Adalah Energi Pendorong. Kepercayaan Anda Menjadi Motor kemajuan. Terima kasih,” tutupnya. Pesan ini menggarisbawahi betapa krusialnya dukungan suporter sebagai motivasi utama bagi Timnas Indonesia untuk terus berjuang dan berkembang di kancah internasional.
