JAKARTA – PT Bumi Resources Tbk (BUMI) secara resmi menuntaskan proses akuisisi Wolfram Limited (WFL), sebuah tambang mineral vital yang berlokasi di Australia. Langkah strategis ini menandai upaya diversifikasi BUMI yang krusial di tengah kondisi industri batubara yang dilingkupi volatilitas dan ketidakpastian.
Pada 7 Oktober 2025 lalu, BUMI melaksanakan transaksi pengambilalihan sebanyak 126.599.340 saham WFL, yang mewakili 99,68% kepemilikan saham di Wolfram. Nilai transaksi awal ini mencapai Rp 696.777.347.745 atau setara dengan AUD 6.399.670. Akuisisi tahap pertama ini merupakan pembayaran awal dari rangkaian rencana BUMI untuk menguasai 100% saham WFL.
Pembayaran tahap selanjutnya direncanakan pada akhir Oktober 2025, di mana BUMI akan mengakuisisi sisa 0,32% saham WFL dengan nilai Rp 2.205.207.230 atau setara AUD 200.335. Dengan rampungnya seluruh proses ini, per November 2025 nanti, BUMI akan menjadi pemegang 100% saham di Wolfram Limited, dengan total nilai transaksi mencapai Rp 698.982.554.975 atau setara AUD 63.500.005.
Christopher Fong, Advisor Bumi Resources, mengungkapkan optimisme terhadap prospek Wolfram. Menurutnya, tambang tersebut akan memulai produksi emas pada Juni 2026. Dalam kurun waktu 12 bulan pasca-produksi dimulai, Wolfram diharapkan mampu menghasilkan antara 75.000 hingga 100.000 ons troi emas per tahun. “Para pemegang saham Bumi Resources akan melihat hasil keuangan yang positif dalam 12 bulan setelah produksi dimulai di Australia,” ujar Fong pada Kamis (9/10/2025) malam.
Lebih jauh, Fong menambahkan bahwa BUMI tidak menutup kemungkinan untuk melanjutkan ekspansi dengan mengakuisisi tambang non-batubara lain di masa mendatang. Hal ini merupakan bagian integral dari transformasi BUMI untuk menjadi perusahaan pertambangan terintegrasi dengan portofolio komoditas yang terdiversifikasi. “Kami akan mengumumkan aset non-batubara lainnya di Indonesia dan Australia dalam 6 hingga 12 bulan ke depan,” jelasnya.
Dihubungi secara terpisah, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI) Muhammad Wafi menyatakan bahwa akuisisi Wolfram ini esensial bagi BUMI. Aksi korporasi ini menjadi langkah nyata perusahaan dalam mendiversifikasi bisnisnya ke komoditas non-batubara. Dalam jangka pendek, Wafi memperkirakan akuisisi ini belum akan berdampak signifikan mengingat tambang emas Wolfram masih dalam tahap pengembangan dan adaptasi operasional. Namun, dalam jangka menengah, yakni mulai tahun 2026 dan seterusnya, Wolfram berpotensi menjadi pilar pendapatan baru bagi BUMI, baik dari komoditas emas maupun tembaga.
“Akuisisi ini juga akan mengukuhkan posisi BUMI sebagai grup multimineral, sehingga tidak lagi terlalu bergantung pada komoditas batubara yang siklus harganya fluktuatif,” kata Wafi, Kamis (9/10/2025). Potensi BUMI untuk terus melakukan diversifikasi di luar sektor batubara tetap terbuka lebar, terutama dengan adanya dukungan dari Grup Bakrie yang kini aktif berinvestasi di sektor energi baru dan mineral strategis. Meskipun demikian, BUMI wajib bertindak cermat dan memprioritaskan proyek yang selaras dengan kapabilitas perusahaan.
Selain itu, BUMI juga dituntut lihai dalam mengelola capital expenditure (capex) guna menjaga tingkat leverage perusahaan tetap terkendali. Perusahaan mesti memastikan setiap inisiatif proyek baru mampu memberikan kontribusi EBITD dalam 2 hingga 3 tahun sejak proyek tersebut dimulai. “Dengan eksekusi yang solid, BUMI dapat bertransformasi menjadi integrated resource company dengan portofolio yang seimbang antara energi fosil dan mineral strategis hijau,” terang Wafi.
Bumi Resources (BUMI) Targetkan Produksi Emas dari Tambang Wolfram Dimulai Tahun 2026
Rogoh Rp 696,78 Miliar, Bumi Resources (BUMI) Akuisisi 99,68% Saham Wolfram Limited
Wafi menambahkan, secara teknikal, harga saham BUMI telah mencatat kenaikan signifikan, memunculkan potensi koreksi dalam jangka pendek. Saham BUMI, menurutnya, menarik untuk akumulasi beli saat terjadi koreksi atau ketika valuasinya berada di bawah rata-rata sektor pertambangan, yakni dengan Price to Book Value (PBV) di bawah 1 kali. Adapun harga saham BUMI yang wajar menurut estimasi Wafi berada di level Rp 160 per saham.
Ringkasan
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) telah menuntaskan akuisisi Wolfram Limited (WFL) di Australia sebagai upaya diversifikasi dari bisnis batubara. BUMI mengakuisisi 99,68% saham WFL pada tahap awal dan akan mengakuisisi sisanya, sehingga memiliki 100% saham pada November 2025 dengan total nilai transaksi mencapai Rp 698.982.554.975.
Tambang Wolfram diharapkan mulai memproduksi emas pada Juni 2026 dengan potensi menghasilkan 75.000 hingga 100.000 ons troi emas per tahun. Akuisisi ini dipandang sebagai langkah positif untuk diversifikasi pendapatan BUMI dan mengukuhkan posisinya sebagai grup multimineral, meskipun memerlukan pengelolaan capital expenditure (capex) yang cermat dan solid.