mellydia.co.id, JAKARTA – Sektor pendanaan melalui platform urun dana atau securities crowdfunding (SCF) menunjukkan performa yang cemerlang sepanjang tahun 2025. Total pendanaan yang terkumpul telah mencapai Rp1,86 triliun, sebuah capaian signifikan yang melampaui seluruh rekor pendanaan pada tahun 2024. Wakil Ketua Umum III Asosiasi Layanan Urun Dana Indonesia (ALUDI), Heinrich Vincent, menjelaskan bahwa angka impresif ini berasal dari 969 penerbitan efek yang beragam, mencakup mulai dari restoran, dapur produksi untuk program makan bergizi gratis (MBG), hingga bisnis kos-kosan.
Menurut data ALUDI, tren SCF tahun ini mengalami peningkatan di semua aspek, dengan dominasi penggalangan dana yang berlandaskan syariah, khususnya melalui instrumen sukuk. Vincent juga menyoroti kemunculan proyek-proyek bisnis jenis baru, seperti dapur MBG dan bahkan tempat wisata, yang kini turut memanfaatkan platform urun dana ini, menunjukkan perluasan jangkauan dan kepercayaan investor terhadap diversifikasi sektor.
Sebelumnya, ALUDI mencatat bahwa sepanjang tahun 2024, penggalangan dana lewat SCF hanya mencapai Rp1,53 triliun dari 804 penerbitan efek. Pada periode tersebut, sektor restoran mendominasi dengan 23,6%, diikuti oleh manufaktur 14,9%, konstruksi 8,7%, dan ritel 7,7%. Perbandingan ini menegaskan lonjakan pertumbuhan yang terjadi di tahun 2025.
Memasuki kuartal III/2025, distribusi jenis bisnis yang berhasil menarik pendanaan masih didominasi restoran dengan 20,6%, manufaktur 15,4%, dan konstruksi 8,4%. Namun, terlihat pergeseran dengan masuknya agrikultur 7,2%, ritel 6,9%, dan fesyen 6,2% sebagai sektor-sektor yang turut berkontribusi secara signifikan. Dari sisi instrumen efek, instrumen syariah memimpin dengan 56,6% dari total penerbitan, di mana sukuk saja mencatat 523 penerbitan dan mengambil porsi Rp1,03 miliar dari total.
Dari deretan platform urun dana yang ada, Shafiq menempati posisi teratas dengan mengakomodasi penerbitan efek UMKM hingga Rp671,7 miliar. Posisi berikutnya ditempati oleh Bizhare dengan Rp270,8 miliar, disusul oleh LBS Urun Dana yang berhasil menggalang Rp244,27 miliar, menunjukkan dominasi dan performa unggulan masing-masing platform.
Vincent, yang juga merupakan pimpinan Bizhare, mengungkapkan adanya tren menarik lainnya tahun ini, yaitu peningkatan pendanaan repeat order dari para investor loyal. Ia mencontohkan keberhasilan penggalangan dana untuk membuka enam outlet Pempek Farina, di mana salah satu cabang di Kediri mampu memberikan return on investment sebesar 21,3% hanya dalam tiga bulan. Hal ini mendorong investor untuk dengan cepat kembali berinvestasi ketika ada pendanaan outlet baru. Selain itu, pendanaan di sektor olahraga dan hiburan, seperti proyek lapangan padel di Bizhare, juga menarik minat besar dengan total Rp1,69 miliar terkumpul hanya dalam satu minggu. Capaian ini menjadi indikasi kuat bahwa minat investor kini meluas ke berbagai sektor, mulai dari gaya hidup, kuliner, hingga proyek yang relevan dengan program pemerintah seperti dapur MBG.
Tren positif ini sejalan dengan pernyataan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan, Derivatif dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi. Beliau menyatakan bahwa penggalangan dana lewat SCF terus diramaikan oleh penerbit-penerbit baru setiap bulannya. Pada September 2025 saja, tercatat ada 37 efek baru dan 15 penerbit baru, sehingga total penerbit efek SCF saat ini mencapai 547 penerbit, dengan jumlah pemodal yang mencapai 187.212 investor. Data ini menegaskan pertumbuhan ekosistem SCF yang stabil dan terus menarik lebih banyak pelaku pasar.
Ringkasan
Sektor securities crowdfunding (SCF) mencatatkan rekor baru di tahun 2025 dengan total pendanaan mencapai Rp1,86 triliun dari 969 penerbitan efek. Data ALUDI menunjukkan peningkatan di semua aspek, didominasi penggalangan dana berbasis syariah dan munculnya proyek bisnis baru seperti dapur MBG. Hal ini melampaui capaian tahun 2024 yang sebesar Rp1,53 triliun dengan 804 penerbitan efek.
Distribusi jenis bisnis yang berhasil menarik pendanaan masih didominasi restoran dan manufaktur, namun muncul sektor agrikultur dan fesyen sebagai kontributor signifikan. Shafiq menjadi platform urun dana teratas dengan mengakomodasi penerbitan efek UMKM hingga Rp671,7 miliar. Tren menarik lainnya adalah peningkatan pendanaan repeat order dan minat investor yang meluas ke berbagai sektor, didukung pertumbuhan ekosistem SCF dengan penerbit dan investor baru setiap bulannya.