Novak Djokovic Menantang Fisik Sendiri untuk Gelar Bersejarah ATP 1000 Shanghai Masters

Posted on

Petenis asal Serbia, Novak Djokovic, kini berada di ambang sejarah pada turnamen ATP 1000 Shanghai Masters 2025. Setelah berhasil menjejakkan kaki di babak semifinal, Djokovic hanya berjarak empat set lagi untuk mengklaim gelar kelimanya di ajang bergengsi ini, sebuah pencapaian yang akan semakin mengukuhkan dominasinya di dunia tenis.

Sang maestro berusia 38 tahun ini memastikan tempat di semifinal Shanghai Masters setelah menaklukkan petenis Belgia, Zizou Bergs, dengan skor meyakinkan 6-3, 7-5. Kemenangan ini tidak hanya menjadi bukti ketangguhan Djokovic di usia senjanya yang luar biasa, tetapi juga memperpanjang rekor istimewanya sebagai petenis tertua yang berhasil menembus babak semifinal turnamen Masters.

Di babak empat besar nanti, Novak Djokovic akan menghadapi kejutan turnamen, Valentin Vacherot, petenis asal Monako yang tengah menuliskan kisah dongengnya sendiri. Dilansir dari laman TennisUpToDate, Vacherot yang saat ini menempati peringkat 204 dunia, mencetak sejarah sebagai pemain dengan peringkat terendah yang berhasil mencapai semifinal Masters sejak pergantian milenium, menjadikannya lawan yang patut diwaspadai.

Meskipun secara ranking dan pengalaman Novak Djokovic jelas diunggulkan, tantangan terbesarnya di Shanghai Masters 2025 ini justru datang dari dalam dirinya sendiri: melawan waktu dan batas fisik. Perjalanan Djokovic di turnamen ini tidaklah mulus. Ia tiba di Shanghai setelah sempat absen pasca kekalahan di semifinal US Open 2025, dan langsung dihadapkan pada serangkaian laga berat. Setelah kemenangan meyakinkan atas Marin Cilic, ia harus berjuang mati-matian di dua pertandingan intens melawan Yannick Hanfmann dan Jaume Munar. Puncaknya, dalam duel melawan Munar, Djokovic bahkan sempat muntah di tengah lapangan, sebuah gambaran jelas akan dampak panas ekstrem dan kelelahan otot kaki yang ia alami.

Namun, seperti yang selalu ditunjukkannya, mental baja sang juara bertahan 24 gelar Grand Slam itu kembali berbicara lantang. Ia menuntaskan setiap pertandingan dan berhasil meraih kemenangan, membuktikan ketangguhannya. Dalam laga perempat final melawan Bergs, Djokovic tampil dengan ketenangan seorang maestro, hanya melakukan delapan unforced error dan berhasil menyelamatkan empat dari lima break point yang dihadapinya, menunjukkan bahwa kualitasnya tak pernah luntur.

Kendati demikian, pasca-pertandingan, Djokovic secara jujur mengakui bahwa tuntutan fisik mulai terasa akibat perjalanan kariernya yang panjang. “Kaki saya sudah jauh lebih baik sekarang. Tapi selalu saja ada sesuatu dengan tubuh saya di setiap pertandingan,” ujarnya dalam konferensi pers. Ia menambahkan, “Ada beberapa hal lain yang sedang saya coba atasi hari demi hari. Mudah-mudahan akan membaik seiring berjalannya turnamen.” Ini menjadi pengakuan terbuka dari petenis berjuluk Djoker itu mengenai perjuangan internal yang harus ia hadapi.

Saat ini, Novak Djokovic memegang rekor impresif dengan 40 gelar ATP Masters 1000, jumlah terbanyak dalam sejarah tenis dunia untuk kategori tersebut. Namun, sejak terakhir kali mengangkat trofi Masters di Paris 2023, koleksi gelarnya belum bertambah. Dengan mundurnya dua petenis top ATP, Carlos Alcaraz dan Jannik Sinner, dari Shanghai Masters 2025, Djokovic sejatinya memang sudah diunggulkan sejak awal untuk menjuarai turnamen ini, menambah tekanan sekaligus motivasi bagi sang legenda.

Menghadapi Valentin Vacherot, keunggulan Djokovic di atas kertas mungkin terlihat jelas, namun pertarungan sesungguhnya akan ditentukan di lapangan. Vacherot, yang berusia 26 tahun—dua belas tahun lebih muda dari Djokovic—tentu memiliki keunggulan fisik yang signifikan. Perjalanan Vacherot ke semifinal ini juga tak kalah heroik. Ia telah menempuh babak kualifikasi, menumbangkan sederet nama besar seperti Laslo Djere, Alexander Bublik, Tomas Machac, Tallon Griekspoor, hingga Holger Rune. Laga terakhir melawan Rune bahkan berakhir dramatis dengan skor 2-6, 7-6(4), 6-4, di mana Vacherot langsung tersungkur dan menangis haru di tengah lapangan saat bola match point terakhir Rune mengenai net. Momen emosional itu sekaligus menandai sejarah baru bagi tenis Monako, dengan pertama kalinya mereka memiliki wakil di semifinal turnamen Masters.

Kini, Vacherot akan menghadapi tantangan terbesar dalam kariernya: berhadapan langsung dengan “sang raja abadi lapangan keras”, yang tak hanya 12 tahun lebih tua tetapi juga mengantongi lebih dari 100 gelar lebih banyak. Bagi Novak Djokovic, pertarungan di semifinal Shanghai Masters ini tak hanya memperebutkan satu tempat di final, melainkan juga kesempatan untuk selangkah lebih dekat dengan gelar Masters ke-41. Ia bertekad, “Saya punya satu hari untuk istirahat sebelum semifinal, itu hal bagus. Saya akan kembali dengan sikap dan niat yang benar untuk menang.”

Jika berhasil melaju ke final, Djokovic akan menghadapi pemenang dari laga perempat final lainnya antara Dmitry Medvedev/Alex de Minaur melawan Arthur Rinderknech/Felix Auger Aliassime, yang masih berlaga.

Jadwal Semifinal Shanghai Masters 2025

Sabtu, 11 Oktober

Novak Djokovic vs Valentin Vacherot

Dmitry Medvedev/Alex de Minaur vs Arthur Rinderknech/Felix Auger Aliassime

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *