Drama Naturalisasi Malaysia: 7 Pemain Palsu Terancam Deportasi!

Posted on

Mantan Wakil Ketua Menteri Penang, Ramasamy Palanisamy, secara tegas mendesak Malaysia untuk mengambil langkah ekstrem: mendeportasi tujuh pemain naturalisasi yang diduga terlibat dalam skandal pemalsuan dokumen. Pernyataan keras ini datang setelah FIFA melayangkan tuduhan serius terhadap Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) terkait keabsahan proses naturalisasi beberapa pemain.

Pria berusia 76 tahun tersebut menegaskan keyakinannya bahwa FIFA bukan sekadar organisasi biasa. Sebagai badan global yang sangat dihormati dan berpengaruh di kancah internasional, FIFA diyakininya tidak akan sembarangan melontarkan tuduhan seserius pemalsuan dokumen tanpa memiliki bukti yang kuat dan meyakinkan.

Kontras dengan klaim FAM yang sebelumnya telah mengonfirmasi bahwa tujuh pemain naturalisasi tersebut memiliki garis keturunan Malaysia, bukti yang diajukan FIFA justru menunjukkan hasil yang bertolak belakang. Investigasi FIFA mengindikasikan bahwa tak satu pun dari kakek-nenek ketujuh pemain tersebut lahir di Malaysia, sebuah fakta krusial yang menantang keabsahan proses naturalisasi mereka.

Menyoroti inkonsistensi ini, Ramasamy, sebagaimana dikutip dari Free Malaysia Today, menjelaskan, “Federasi Malaysia memang telah mengonfirmasi bahwa tujuh pemain di timnas adalah warga negara Malaysia yang telah dinaturalisasi. Namun, terdapat perbedaan besar antara tempat lahir mereka yang sebenarnya dan dokumen palsu yang diajukan FAM kepada FIFA.” Ia melanjutkan bantahannya terhadap argumen FAM mengenai “masalah prosedural” dengan menekankan, “FIFA bukanlah badan organisasi sepak bola biasa. Sebagai organisasi yang dihormati secara internasional, badan global seperti itu tidak akan mengajukan tuduhan serius seperti pemalsuan dokumen tanpa bukti yang meyakinkan.”

Meskipun sempat mencoba berprasangka baik, dengan mempertanyakan apakah FAM terlalu terburu-buru dalam proses pengajuan dokumen hingga terjadi ‘kesalahan teknis’, Ramasamy mengaku sulit mempercayai penjelasan tersebut setelah mencermati bukti dari FIFA. Ia mempertanyakan, “Apakah FAM begitu terburu-buru dalam mengajukan dokumen sehingga melewatkan langkah verifikasi yang diperlukan dengan otoritas terkait?” Menurutnya, “bukti yang ada nampaknya menunjukkan bahwa ketujuh pemain naturalisasi tersebut adalah warga negara asing dan mungkin tidak menyelesaikan proses naturalisasi yang benar.” Ramasamy bahkan menambahkan laporan yang menyebutkan bahwa “akta kelahiran ketujuh pemain yang dinaturalisasi kemungkinan telah dipalsukan untuk memenuhi batas waktu pendaftaran FIFA.”

Sebagai respons terhadap krisis ini, Ramasamy pun menawarkan opsi ekstrem dan tegas. Ia menyerukan agar “pejabat FAM yang terlibat harus segera mengundurkan diri” jika insiden tersebut terbukti sesuai dengan laporan FIFA. Lebih jauh, ia menegaskan bahwa “ketujuh pemain naturalisasi tersebut juga harus dideportasi kembali ke negara asal mereka,” sebuah langkah drastis yang menyoroti keseriusan tuduhan pemalsuan dokumen.

Saat ini, ketujuh pemain naturalisasi yang tersandung kasus kontroversial ini dilaporkan sudah berada di Malaysia sejak sepekan terakhir. Di sisi lain, FAM secara resmi telah mengajukan banding terhadap semua tuduhan dan sanksi yang dijatuhkan oleh FIFA, menandakan bahwa saga naturalisasi palsu ini masih jauh dari kata usai.

Ringkasan

Mantan Wakil Ketua Menteri Penang mendesak Malaysia untuk mendeportasi tujuh pemain naturalisasi yang diduga terlibat dalam pemalsuan dokumen, setelah FIFA melayangkan tuduhan serius kepada FAM. FIFA diduga memiliki bukti kuat bahwa data garis keturunan pemain tersebut tidak sesuai dengan yang diajukan FAM.

Ramasamy menekankan bahwa FIFA adalah badan internasional yang terhormat dan tidak akan menuduh pemalsuan dokumen tanpa bukti meyakinkan. Ia menyerukan pengunduran diri pejabat FAM yang terlibat dan deportasi pemain naturalisasi jika terbukti bersalah, sementara FAM mengajukan banding terhadap tuduhan FIFA.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *