Saham Pengolah Sampah Terbang! Analis Ungkap Saham Pilihan Potensial

Posted on

Pemerintah Indonesia menunjukkan keseriusan yang semakin tinggi dalam mendorong pemanfaatan sampah sebagai sumber energi listrik. Langkah signifikan akan segera terwujud dengan diterbitkannya revisi Peraturan Presiden (Perpres) No. 35 Tahun 2018 mengenai Percepatan Pembangunan Instalasi Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik atau yang dikenal sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) pada pekan ini.

Dorongan ini melengkapi inisiatif sebelumnya, yaitu peluncuran Patriot Bond sebagai instrumen pembiayaan krusial untuk proyek-proyek strategis nasional, termasuk program waste to energy (WtE). Patriot Bond telah mencatat respons pasar yang luar biasa, dengan permintaan yang mencapai angka fantastis hingga Rp 51,8 triliun, mengindikasikan kepercayaan investor terhadap sektor ini.

Kebijakan pro-lingkungan dan ekonomi ini sontak memberikan sentimen positif yang kuat terhadap saham-saham emiten di sektor pengolahan limbah. Sejumlah perusahaan bahkan sudah membukukan lonjakan harga saham yang signifikan.

Bisnis Pengelolaan Sampah Jadi Primadona, Begini Prospek Saham TOBA, OASA, MHKI

Ambil contoh PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA), harga sahamnya kini bertengger di Rp 1.380 per saham, melonjak 239,90% sejak awal tahun. Tak ketinggalan, PT Maharaksa Biru Energi Tbk (OASA) juga mengalami kenaikan impresif sebesar 109,79% menjadi Rp 300, sementara PT Multi Hanna Kreasindo Tbk (MHKI) melesat 180% ke angka Rp 266 per saham.

Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta, menganalisis bahwa lonjakan harga saham ini tidak terlepas dari optimisme pasar yang tinggi terhadap kesiapan para emiten untuk terlibat aktif dalam proyek pengolahan sampah menjadi energi. “Persoalan sampah saat ini sudah dalam kondisi darurat,” tegasnya pada Selasa (7/10), menyoroti urgensi bisnis ini.

Menambahkan pandangannya, Investment Analyst Infovesta Utama, Ekky Topan, menggarisbawahi bahwa bisnis pengolahan sampah kini memang tengah “naik daun”, didorong oleh urgensi lingkungan yang mendesak sekaligus peluang ekonomi yang menjanjikan. Ia mencontohkan, TOBA dan MHKI telah mulai meraup pendapatan dari proyek-proyek WtE, sedangkan OASA aktif menjajaki kemitraan strategis dengan investor asing demi memperluas cakupan bisnisnya.

Ekky juga memprediksi, “Ke depan bukan mustahil akan muncul emiten baru di sektor ini, tidak hanya dari energi, tapi juga properti hingga logistik yang ingin melakukan diversifikasi bisnis.” Hal ini menunjukkan potensi ekspansi yang luas dan daya tarik sektor pengolahan sampah bagi berbagai lini usaha.

Namun, pengembangan bisnis pengolahan sampah tidaklah tanpa rintangan. Tantangan yang dihadapi masih cukup besar, meliputi kebutuhan belanja modal yang tinggi, perizinan lingkungan dan tata ruang yang kompleks, serta keterbatasan teknologi pengolahan modern di dalam negeri. Selain itu, kesuksesan bisnis ini sangat bergantung pada kolaborasi erat dengan pemerintah daerah dan PT PLN sebagai pembeli utama listrik yang dihasilkan. Artinya, faktor finansial saja tidak cukup, melainkan juga eksekusi proyek dan kemitraan strategis yang solid.

Meski demikian, Ekky Topan tetap optimis dan merekomendasikan “akumulasi beli” untuk saham TOBA dengan target harga Rp 1.600 per saham. Rekomendasi ini didasarkan pada prospek cerah sektor WtE yang terus mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, menegaskan potensi pertumbuhan jangka panjang di tengah tantangan yang ada.

Ringkasan

Pemerintah Indonesia menunjukkan keseriusan dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) melalui revisi Perpres dan penerbitan Patriot Bond untuk proyek waste to energy (WtE). Kebijakan ini memicu sentimen positif pada saham-saham emiten pengolahan limbah, seperti TOBA, OASA, dan MHKI yang mencatatkan lonjakan harga signifikan.

Analis melihat optimisme pasar terhadap emiten yang terlibat aktif dalam proyek pengolahan sampah menjadi energi. Bisnis ini dianggap menjanjikan karena didorong oleh urgensi lingkungan dan potensi ekonomi, meskipun menghadapi tantangan seperti belanja modal tinggi, perizinan, dan keterbatasan teknologi. Saham TOBA direkomendasikan “akumulasi beli” dengan target harga Rp 1.600 per saham.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *