Rafael Leao, bintang AC Milan, belakangan ini menjadi sorotan utama, dianggap sebagai sumber masalah klasik yang menghambat performa tim. Setelah tampil ciamik meraih empat kemenangan beruntun di Liga Italia tanpa kehadirannya, kembalinya Leao justru bertepatan dengan hasil imbang 0-0 melawan Juventus pada 5 Oktober lalu. Dalam laga itu, penyerang asal Portugal tersebut disorot karena menyia-nyiakan dua peluang emas yang seharusnya bisa menjadi penentu kemenangan.
Performa ini semakin menguatkan kekhawatiran yang sebelumnya diungkapkan oleh pelatih I Rossoneri, Massimiliano Allegri. Jauh sebelum pertandingan krusial kontra Bianconeri, Allegri telah memberikan peringatan tersirat kepada sang pemain. “Ada ujar-ujar lama: ‘Tuhan membantu siapa pun yang menolong dirinya sendiri’. Leao membutuhkan tim dan tim membutuhkan dia,” kata Allegri, mengindikasikan bahwa sang juru taktik belum sepenuhnya puas dengan kontribusi sang bintang.
Kecemasan Allegri bukan tanpa alasan; ia tampak berhati-hati untuk langsung menjadikan Leao starter meskipun sudah pulih dari cedera. Ada kekhawatiran bahwa masuknya Leao justru akan merusak keseimbangan tim yang telah terbangun solid selama ia menepi. Tak ayal, usai pertandingan melawan Juventus, banyak pengamat sepakat bahwa Rafael Leao justru menjadi sumber masalah bagi AC Milan, mengemukakan kembali masalah klasik: talenta istimewa yang dimilikinya seringkali tidak sejalan dengan kontribusinya untuk tim secara keseluruhan, terutama dalam hal membantu pertahanan.
Tidak Mau Main seperti Santiago Gimenez, Rafael Leao Jadi Masalah buat AC Milan
Isu konsistensi penampilan juga menjadi sorotan tajam. Leao mampu sesekali menampilkan performa spektakuler, namun di lain kesempatan ia justru seperti ‘menghilang’ dari lapangan, minim pengaruh dan kontribusi. Direktur Telelombardia, Fabio Ravezzani, tak segan melontarkan kritik pedas. “Leao adalah masalah buat AC Milan. Entah dia menyamai konsentrasi anggota tim yang lain dan lepas landas atau dia ditakdirkan untuk menjadi pemain pendukung saja,” ungkap Ravezzani, menekankan pentingnya mentalitas juara.
Kini, suara kritis terhadap Leao semakin nyaring dengan munculnya sentilan dari salah satu pemain baru AC Milan yang justru sedang menuai pujian. Dialah gelandang enerjik, Adrien Rabiot, yang datang pada bursa transfer musim panas lalu dan dianggap langsung memberikan dampak positif signifikan bagi permainan Rossoneri. Rabiot, yang cerdas dalam memilih langkah kariernya, kini turut menyoroti rekan setimnya.
Dalam wawancaranya dengan La Gazzetta dello Sport, Rabiot menyampaikan pandangannya yang tajam. “Saya tahu ada banyak pembicaraan tentang Leao,” kata Rabiot. “Dia pemain dengan potensi besar, tetapi di usia 26 tahun, dia tidak lagi muda. Pada umur itu, tidak ada waktu lagi untuk dibuang-buang. Waktu berlalu dengan cepat.” Rabiot menambahkan, “Sangat disayangkan kalau dia terus hanya menjadi pemain dengan potensi hebat, tanpa pernah benar-benar mewujudkannya.”
Gelandang timnas Prancis ini berharap Leao menyadari bahwa ia memiliki segala yang dibutuhkan untuk bersaing di jajaran pemain-pemain terbaik saat ini. Namun, Rabiot menduga, “Mungkin dia tidak memiliki tekad atau renjana seperti Luka Modric.” Ia mendesak Leao untuk melakukan introspeksi mendalam: “Leao perlu bertanya kepada dirinya sendiri ke mana dia ingin pergi, apakah dia sudah puas dengan apa yang telah dilakukannya, atau apakah tujuannya benar-benar menjadi apa yang bisa dicapainya?”
Bagi Rabiot dan AC Milan, akan sangat disayangkan jika potensi luar biasa Leao tidak termanfaatkan secara maksimal. “Akan sangat disayangkan bagi kami karena bakal terasa sia-sia jika Leao tidak mencapai potensi terbaiknya dan fokus 100% pada pekerjaannya,” tegasnya. Ia menutup pernyataannya dengan secercah harapan: “Allegri paham bagaimana caranya mengeluarkan performa terbaik pemain. Saya harap Allegri juga bisa memberikan dampak positif buat Leao. Mungkin ini kesempatan yang tepat bagi Leao untuk bangkit dan membuktikan kualitasnya.”
Ringkasan
Rafael Leao, bintang AC Milan, menjadi sorotan setelah performanya dinilai kurang memuaskan, terutama usai hasil imbang melawan Juventus. Kritik muncul terkait konsistensi penampilannya dan kontribusinya terhadap tim, di mana ia dianggap belum mampu memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Pelatih Massimiliano Allegri sebelumnya juga telah memberikan peringatan terkait pentingnya keseimbangan antara kemampuan individu dan kerja sama tim.
Sentilan terhadap Leao datang dari pemain baru, Adrien Rabiot, yang menyoroti usia Leao yang sudah 26 tahun dan mendesaknya untuk segera mewujudkan potensinya. Rabiot mempertanyakan tekad Leao dan mendorongnya untuk melakukan introspeksi terkait tujuan kariernya. Ia berharap Allegri dapat membantu Leao untuk mengeluarkan performa terbaiknya dan fokus sepenuhnya pada pekerjaannya.