Kabar mengejutkan datang dari arena MotoGP setelah Marc Marquez mengalami cedera bahu. Insiden ini secara tak terduga membuka peluang bagi Michele Pirro, pembalap penguji Ducati, untuk kembali beraksi di lintasan, menjadikannya kandidat terkuat sebagai pengganti Marquez. Namun, skenario menarik lainnya juga muncul: Ducati bisa saja memanggil salah satu bintang dari ajang World Superbike (WorldSBK) untuk mengisi kekosongan, menjanjikan kejutan di tengah musim balap.
Status konsesi A yang dimiliki Ducati kini menjadi pedang bermata dua. Aturan tersebut memang menghapus entri wildcard, sebuah kondisi yang sebelumnya membayangi rekor Pirro dalam mencatatkan penampilan setidaknya sekali di MotoGP setiap musim sejak 2012. Padahal, Michele Pirro telah menunjukkan dedikasinya dengan lebih dari 50 penampilan sebagai pembalap wildcard dan pengganti untuk Ducati antara tahun 2013 hingga 2023. Keterlibatannya terakhir terlihat saat ia secara tak terduga dipanggil untuk menggantikan Fabio di Giannantonio dari tim VR46 pada putaran Barcelona tahun lalu.
Marc Marquez dipastikan akan melewatkan dua putaran krusial: Grand Prix Australia (17-19 Oktober) dan Grand Prix Malaysia (24-26 Oktober). Situasi ini menjadikan Michele Pirro, pembalap berusia 39 tahun, sebagai kandidat yang paling mungkin untuk mengisi kursi kosong Marquez di lintasan. Ini bukan tentang menggantikan Francesco Bagnaia, melainkan memastikan kehadiran Ducati tetap solid tanpa kehadiran Marquez.
Regulasi MotoGP mewajibkan setiap tim untuk segera menyediakan pengganti yang memenuhi syarat dalam waktu 10 hari setelah seorang pembalap mengundurkan diri. Meskipun Ducati telah mengamankan tiga gelar juara dunia bergengsi (pembalap, tim, dan konstruktor) yang berarti mereka tidak terlalu tertekan oleh hasil balapan, kehadiran Pirro sebagai pengganti justru akan sangat krusial. Fokus utamanya kemungkinan besar adalah mengumpulkan data berharga untuk pengembangan motor 2026. Namun, perlu dicatat bahwa setiap pembalap pengganti akan diperlakukan sebagai pembalap asli (dalam hal ini, Marc Marquez) untuk tujuan alokasi mesin, sebuah aturan yang ironisnya akan membatasi kesempatan Ducati untuk melakukan pengujian tambahan.
Francesco Bagnaia Gunakan Motor yang Berasap di Motegi saat Balapan di Mandalika
Menariknya, jadwal Grand Prix Australia bersamaan dengan final World Superbike, di mana Nicolo Bulega, pembalap Ducati di ajang tersebut, akan bertarung sengit memperebutkan gelar juara dengan Toprak Razgatlioglu. Sebagai mantan murid legenda MotoGP, Valentino Rossi, di Akademi VR46 (2013-2019), potensi Bulega tak bisa diremehkan. Konflik jadwal ini lantas membuka pintu bagi Ducati untuk mempertimbangkan opsi memanggil salah satu bintang WorldSBK mereka untuk Grand Prix Malaysia di akhir pekan berikutnya.
Bukan rahasia lagi bahwa Ducati kerap merotasi pembalap pengganti. Sebagai contoh, tim Pertamina Enduro VR46 sempat menurunkan Andrea Iannone di Sepang tahun lalu, sebelum kemudian menyerahkan motornya kepada Michele Pirro di Barcelona. Pertanyaan besar pun muncul: Mungkinkah Iannone membuat penampilan sensasional kembali ke tim pabrikan, tempat ia pernah mempersembahkan kemenangan perdana Ducati di era Gigi Dall’Igna pada 2015? Meskipun ia dulu dikenal sebagai salah satu rival terberat Marc Marquez di MotoGP dan telah membuktikan kesediaannya untuk turun tangan tanpa persiapan uji coba di Sepang tahun lalu dengan performa yang sangat meyakinkan, opsi Nicolo Bulega juga tetap terbuka lebar, terutama mengingat kontrak masa depannya dengan Ducati yang mencakup tes MotoGP bersama Pirro di tahun 2026.
Namun, ada kekhawatiran yang membayangi, terutama jika mengingat pengalaman wildcard Alvaro Bautista di Grand Prix Malaysia 2023. Potensi risiko kegagalan dalam debut yang terburu-buru mungkin terasa lebih besar ketimbang keuntungan bagi pembalap Italia tersebut. Sementara itu, Bautista, mantan pembalap MotoGP, juga menjadi nama yang patut diperhitungkan oleh Ducati, mengingat pengalamannya yang berharga dalam membantu memecahkan masalah teknis, termasuk yang mungkin dihadapi pembalap mereka. Sayangnya, peluang Danilo Petrucci, pemenang dua balapan MotoGP, untuk menjadi pengganti tampaknya pupus setelah kepindahannya ke pabrikan BMW pada 2026.
Setelah seri Sepang, musim MotoGP akan segera berakhir dengan putaran di Portimao dan Valencia. Marc Marquez sendiri telah menyatakan tekadnya, “Tujuan saya adalah kembali sebelum akhir musim, tetapi tanpa terburu-buru di luar rekomendasi dokter,” sebuah pernyataan yang menegaskan fokusnya pada pemulihan penuh.
Sang juara dunia MotoGP tujuh kali itu menderita ‘patah tulang di dasar prosesus korakoid dan cedera ligamen di bahu kanannya’ menyusul insiden tabrakan dengan Marco Bezzecchi (Aprilia) pada balapan utama MotoGP Indonesia, Minggu lalu. Berdasarkan penilaian tim medis, mereka memilih ‘rencana perawatan konservatif yang melibatkan istirahat dan imobilisasi bahu yang cedera’ sebagai solusi, alih-alih melakukan operasi.
Morbidelli Disebut Penjahat MotoGP Termasuk oleh Rekan Setim, Murid Tertua Valentino Rossi Punya Alasan
Ringkasan
Setelah Marc Marquez mengalami cedera bahu, Michele Pirro, pembalap penguji Ducati, menjadi kandidat terkuat sebagai penggantinya di MotoGP. Ducati juga mempertimbangkan untuk memanggil salah satu bintang dari World Superbike (WorldSBK), seperti Nicolo Bulega, murid Valentino Rossi, yang berpotensi mengisi kekosongan tersebut di Grand Prix Malaysia. Cedera Marquez membuatnya absen di dua putaran krusial, yaitu Grand Prix Australia dan Grand Prix Malaysia.
Meskipun Ducati telah mengamankan tiga gelar juara dunia, kehadiran pengganti Marquez tetap penting untuk mengumpulkan data pengembangan motor 2026. Regulasi MotoGP mewajibkan tim untuk menyediakan pengganti yang memenuhi syarat dalam waktu 10 hari setelah pembalap mengundurkan diri. Opsi lain termasuk Andrea Iannone dan Alvaro Bautista, meskipun terdapat kekhawatiran terkait risiko kegagalan dalam debut yang terburu-buru.
