Kasus Naturalisasi Palsu: Karier Hector Hevel Berbalik Drastis, Dari Bintang Kebanggaan Malaysia Kini Dicap Penyesat
Empat bulan lalu, Hector Hevel, seorang gelandang energik asal Belanda, tampil dengan penuh percaya diri dan kebanggaan sebagai warga negara Malaysia. Ia bahkan blak-blakan mengklaim memiliki garis keturunan Malaysia dari kakeknya yang disebut lahir di Melaka, sebuah pernyataan yang seolah memantapkan statusnya di mata publik.
Kiprahnya bersama Timnas Malaysia pun terbilang menjanjikan. Dengan dua penampilan (caps) dan berhasil mencetak gol pada debutnya tanggal 25 Maret, pemain berusia 29 tahun ini menjadi harapan baru. Jebolan Timnas U-20 Belanda yang lahir di Voorschoten ini memang memiliki rekam jejak karier yang cukup mentereng. Ia pernah bermain untuk ADO Den Haag di Liga Belanda, kemudian merumput di Spanyol bersama FC Andorra dan FC Cartagena, serta sempat menjajal Liga China bersama Haliao. Sebelum bergabung dengan raksasa Malaysia, Johor Darul Takzim, Hevel juga sempat memperkuat Portimonense di kasta kedua Liga Portugal. Kala itu, ia tegaskan, “Itu dari kakek saya, dia berasal dari Melaka, ini bukan masalah.”
FIFA Telah Resmi Jatuhkan Sanksi dengan Bukti Kuat
Namun, euforia yang menyelimuti Hevel dan Timnas Malaysia mendadak berubah menjadi petaka. Asal-usul sesungguhnya sang pemain terbongkar, menyulut skandal
naturalisasi palsu
yang mengguncang sepak bola Negeri Jiran. Hevel terungkap menjadi salah satu dari tujuh pemain
naturalisasi Malaysia
yang diduga memproses kewarganegaraan menggunakan
dokumen yang dipalsukan
.
Investigasi
FIFA
menjadi pemicu utama terbongkarnya kebenaran ini. Hasil penyelidikan badan sepak bola dunia tersebut secara gamblang menyebut bahwa kakek dari Hector Hevel ternyata tidak lahir di Melaka, melainkan di Den Haag, Belanda. Sebagai konsekuensinya, Hevel dijatuhi
sanksi denda
sebesar Rp42 juta dan larangan beraktivitas sepak bola selama 12 bulan. Dari pemain yang awalnya dibanggakan, ia kini dicap
menyesatkan
oleh publik Negeri Jiran.
Media Soroti Sanksi FIFA terhadap Malaysia dan Kebohongan Hevel
Sebuah akun X, @wallpassjournal, menyoroti secara tajam perubahan narasi ini: “Dalam wawancara di bulan Juni, Hector Hevel dengan meyakinkan mengklaim bahwa kakeknya berasal dari Melaka. Sebuah pernyataan yang saat itu, kurang mendapat perhatian publik. Namun kurang dari empat bulan, investigasi FIFA mengungkap kisah sangat berbeda.” Mereka melanjutkan, “Catatan resmi mengungkap bahwa kakek Hevel lahir di Den Haag, Belanda.”
Nasib Hevel kini menggantung tanpa kepastian. Pengungkapan ini tidak hanya bertentangan dengan pernyataan awal Hevel, tetapi juga membuka kebohongan mencengangkan di balik
saga naturalisasi
sepak bola Malaysia. Media menilai Hevel tidak hanya salah bicara, melainkan secara sengaja telah
menyesatkan publik Malaysia
. Dengan bukti-bukti yang begitu memberatkan, menarik untuk dinantikan bagaimana Asosiasi Sepak Bola Malaysia (
FAM
) akan mengajukan banding terhadap
putusan FIFA
, dan apakah akan ada lagi fakta-fakta yang terbongkar dalam skandal yang menghebohkan ini.
Ringkasan
Hector Hevel, pemain sepak bola naturalisasi Malaysia asal Belanda, mengalami perubahan status drastis. Awalnya dipuji karena klaim keturunan Malaysia dan performa menjanjikan bersama Timnas Malaysia, ia kini dikecam karena skandal naturalisasi palsu. Hevel mengaku memiliki kakek yang lahir di Melaka, namun investigasi FIFA mengungkap bahwa kakeknya lahir di Den Haag, Belanda.
Akibatnya, FIFA menjatuhkan sanksi denda dan larangan beraktivitas sepak bola selama 12 bulan kepada Hevel. Media menyoroti kebohongan Hevel dan potensi implikasinya terhadap Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Nasib Hevel kini tidak pasti, dan publik menanti langkah FAM terkait putusan FIFA serta kemungkinan terungkapnya fakta-fakta baru dalam skandal ini.