Putusan lengkap dari FIFA akhirnya membuka tabir mencengangkan di balik drama kasus naturalisasi palsu yang mengguncang sepak bola Malaysia. Penantian dan rasa penasaran publik kini terjawab sudah, dengan detail yang mengejutkan.
Pada Senin malam, 6 Oktober 2025, FIFA secara resmi merilis putusan komprehensif terkait skandal naturalisasi palsu yang melibatkan Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM). Dokumen tersebut mengungkap sebuah fakta kelam: Malaysia terbukti memanipulasi akta kelahiran tujuh pemain naturalisasi mereka. Investigasi mendalam yang dilakukan FIFA secara jelas menunjukkan bahwa kakek-nenek dari para pemain tersebut lahir di luar wilayah Malaysia, sebuah detail krusial yang secara mencolok bertolak belakang dengan dokumen resmi yang diajukan FAM. Dalam pengajuan pemain untuk membela skuad Harimau Malaya, FAM sebelumnya mengklaim bahwa semua individu tersebut memenuhi syarat karena lahir di Malaysia.
Namun, putusan FIFA ini tidak berhenti pada sekadar pengungkapan manipulasi dokumen. Lebih jauh, ia membuka tabir di balik serangkaian misteri yang selama ini menggelayuti publik, menjawab satu per satu pertanyaan yang ada. Setidaknya, ada tiga fakta mengejutkan yang terkuak dari putusan lengkap kasus naturalisasi palsu ini, memberikan gambaran utuh mengenai drama di balik layar. Apa saja fakta-fakta mencengangkan tersebut? Berikut adalah rangkumannya.
FIFA Respons Bualan Tunku Ismail soal Kelayakan 7 Pemain Naturalisasi Sudah Dikonfirmasi: Klaim Menyesatkan!
1. Presiden FAM Mundur Tepat Saat Investigasi FIFA Dimulai
Fakta pertama yang paling mengejutkan adalah keputusan Presiden FAM saat itu, Joehari Ayub, untuk mengundurkan diri dari jabatannya. Pengunduran diri ini disampaikan melalui surat resmi pada 22 Agustus 2025, dengan alasan kesehatan yang menimbulkan banyak spekulasi di kalangan publik. Menariknya, pada tanggal yang sama, FIFA secara bersamaan memulai proses indisipliner terhadap FAM dan ketujuh pemain naturalisasi Malaysia yang terlibat. Poin ke-23 dari putusan lengkap FIFA secara gamblang menyatakan, “Pada tanggal 22 dan 28 Agustus 2025, proses indisipliner dibuka terhadap FAM dan para pemainnya… Selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai Termohon atas potensi pelanggaran Pasal 22 FDC.” Sinkronisasi waktu ini memicu dugaan kuat bahwa mundurnya Joehari Ayub bukan semata karena masalah kesehatan, melainkan karena ia menyadari betapa seriusnya kasus naturalisasi palsu yang tengah dihadapi FAM.
Respons FAM: Tuduhan FIFA Tanpa Bukti, Tidak Adil, Urusan Paspor Rahasia Malaysia!
2. FAM Memohon Penghentian Investigasi Sebelum Sanksi Dijatuhkan
Empat hari sebelum FIFA menjatuhkan sanksi resmi pada 26 September, tepatnya tanggal 22 September, FAM telah mengambil langkah tak terduga. Mereka mengajukan permohonan khusus kepada FIFA, meminta agar penyelidikan terhadap kasus naturalisasi ini dihentikan. Dalam permohonan tersebut, FAM bahkan berargumen bahwa semua pengaduan terkait kelayakan ketujuh pemain naturalisasi mereka sama sekali tidak berdasar. “Tutup penyelidikan saat ini, nyatakan pengaduan yang relevan tidak berdasar,” demikian bunyi permintaan FAM sebagai pihak Termohon. Ironisnya, permintaan ini diajukan justru ketika investigasi FIFA telah mengumpulkan bukti kuat yang kemudian membuktikan semua tuduhan.
3. Permintaan FAM untuk Denda Ringan dan Jaminan Kelayakan Pemain
Tidak berhenti sampai di situ, dalam poin yang sama, FAM mengajukan permintaan yang cukup berani: mereka menuntut agar FIFA tidak menjatuhkan sanksi apa pun, baik kepada federasi maupun ketujuh pemain yang terlibat dalam skandal ini. Jika sanksi memang harus diberikan, FAM memohon agar sanksi tersebut hanya berupa denda ekonomi yang ringan untuk federasi, dan sekadar teguran atau denda ringan bagi para pemain. Lebih jauh, FAM juga menyertakan permintaan untuk “Memastikan kelayakan pemain untuk mewakili Timnas Malaysia di masa mendatang.” Ini menunjukkan upaya FAM untuk meminimalkan dampak dari kasus naturalisasi palsu yang telah terungkap.