Pasar saham global menunjukkan vitalitasnya pada perdagangan Senin (6/10), di mana indeks S&P 500 dan Nasdaq kembali menorehkan penguatan signifikan, melanjutkan momentum positif dari pekan sebelumnya. Kenaikan ini terutama didorong oleh gelombang sentimen optimisme yang melingkupi sektor kecerdasan buatan (AI), menyusul pengumuman kesepakatan pasokan chip strategis antara Advanced Micro Devices (AMD) dan OpenAI. Peristiwa ini tidak hanya menegaskan kembali gairah investor terhadap potensi AI, tetapi juga berhasil meredam kekhawatiran yang mencuat akibat potensi berlarutnya penutupan sebagian pemerintahan Amerika Serikat.
Meskipun sebagian analis telah menyuarakan peringatan mengenai valuasi saham teknologi yang kian melambung tinggi, reli di sektor ini tampaknya belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Leah Bennett, Chief Investment Strategist di Concurrent Asset Management, menyoroti betapa besarnya skala investasi yang kini mengalir ke ranah AI. “Nilai kontrak dan investasi dalam pembangunan infrastruktur AI kini sudah mencapai angka yang sangat luar biasa,” ungkap Bennett, menggarisbawahi daya tarik kuat teknologi ini.
Di antara para pemain pasar, saham AMD menjadi bintang utama, melonjak impresif sebesar 26,6%. Kenaikan fantastis ini membawa harga sahamnya ke level tertinggi dalam lebih dari setahun dan menjadikannya emiten dengan kinerja terbaik di indeks S&P 500. Pemicu utamanya adalah berita mengenai kemitraan strategis dengan OpenAI untuk pasokan chip. Efek domino dari lonjakan AMD turut mengerek saham perusahaan chip lainnya; Marvell Technology naik 4,2%, Micron Technology menguat 5,5%, dan Super Micro Computer melonjak 6,3%. Demikian pula, saham-saham yang terkait erat dengan AI seperti Palantir Technologies dan Oracle masing-masing mencatat kenaikan 5% dan 2,3%.
Secara keseluruhan, indeks semikonduktor menorehkan rekor tertinggi, melonjak 3,8%. Namun, di tengah euforia ini, saham Nvidia, yang notabene adalah pesaing utama AMD, justru mengalami koreksi tipis, melemah hampir 1%.
Mengutip data Reuters pada pukul 09.59 waktu New York, pergerakan pasar menunjukkan divergensi antarindeks. Indeks Dow Jones Industrial Average terpantau turun 0,47% menjadi 46.540,49. Di sisi lain, S&P 500 naik 0,13% ke 6.724,38, dan Nasdaq Composite menguat 0,38% ke 22.865,97.
Analisis sektor menunjukkan bahwa sektor teknologi di S&P 500 berhasil membukukan kenaikan 0,6%. Sebaliknya, sektor komunikasi mengalami penurunan 0,47%, utamanya disebabkan oleh pelemahan saham Meta Platforms sebesar 1,9%. Sementara itu, penurunan saham ritel seperti Home Depot dan fast food raksasa McDonald’s turut memberikan tekanan negatif pada indeks Dow Jones.
Di tengah dinamika pasar yang positif, bayangan kebuntuan anggaran di Washington masih membayangi. Situasi ini menyebabkan tertundanya rilis laporan tenaga kerja AS yang sangat dinanti-nantikan (nonfarm payrolls). Meskipun demikian, sejumlah indikator alternatif yang muncul pada pekan lalu mengindikasikan adanya perlambatan dalam perekrutan tenaga kerja, memperkuat ekspektasi bahwa The Federal Reserve kemungkinan akan memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pada pertemuan kebijakannya mendatang.
Goldman Sachs memperkirakan bahwa tenggat waktu pembayaran gaji militer pada 15 Oktober akan menjadi pendorong signifikan bagi Kongres untuk segera mencapai kesepakatan. Jika penutupan pemerintahan berlanjut melewati tanggal tersebut, sekitar 1,3 juta personel militer berisiko tidak akan menerima gaji mereka. Walaupun kesepakatan tercapai, ketidakpastian seputar jadwal rilis data ekonomi yang tertunda tetap ada, yang berpotensi memaksa bank sentral untuk mengambil keputusan krusial dengan visibilitas ekonomi yang terbatas.
Para analis pasar juga menunjuk pada musim laporan keuangan kuartal III yang akan dimulai pada pekan depan sebagai ujian utama bagi keberlanjutan reli saham saat ini. Goldman Sachs memperkirakan bahwa hingga akhir Oktober, sekitar 68% perusahaan dengan total kapitalisasi pasar mencapai 72% akan mempublikasikan kinerja keuangannya. “Meski isu shutdown menjadi sorotan utama saat ini, perhatian investor akan segera beralih ke laporan laba dan kebijakan The Fed. Kedua faktor inilah yang menjadi katalis fundamental bagi pasar,” jelas Bret Kenwell, Analis Investasi AS di eToro, menekankan bahwa faktor-faktor ini akan mendefinisikan arah pasar ke depan.
Di luar sektor teknologi dan makroekonomi, beberapa saham juga menarik perhatian. Saham Tesla melonjak 2% setelah perusahaan itu menggoda publik dengan pengumuman acara baru melalui platform X (sebelumnya Twitter) akhir pekan lalu. Di sektor perbankan, saham Comerica melesat 13,9% pasca-pengumuman rencana akuisisinya oleh Fifth Third Bank dalam transaksi saham senilai US$10,9 miliar; sebagai imbasnya, saham Fifth Third sendiri turun 1,5%.
Tak ketinggalan, saham-saham yang terkait dengan aset kripto juga mengalami penguatan, seiring dengan pergerakan harga Bitcoin yang mendekati rekor tertinggi. Coinbase Global naik 1%, Riot Platforms melonjak 4,9%, dan MARA Holdings menguat 3,7%, mencerminkan optimisme di pasar aset digital.