Liverpool harus kembali menelan pil pahit setelah takluk 1-2 dari tuan rumah Chelsea dalam lanjutan Liga Inggris di Stadion Stamford Bridge, Sabtu (4/10). Gol penentu kemenangan yang dicetak oleh Estevao pada menit ke-95 secara dramatis menjadi pukulan telak, menandai kekalahan ketiga beruntun bagi The Reds di semua kompetisi.
Hasil negatif ini tak pelak menambah beban berat di pundak pelatih Arne Slot, yang untuk pertama kalinya dalam karier kepelatihannya harus menghadapi tiga kekalahan berturut-turut. Sebelum insiden di Stamford Bridge, Liverpool juga dipaksa menyerah oleh Crystal Palace di ajang Premier League dan Galatasaray di Liga Champions, memperlihatkan tren penurunan performa yang mengkhawatirkan.
Penurunan kinerja Liverpool juga terlihat jelas dari tumpulnya lini serang. Mohamed Salah, ikon tim yang musim lalu mengukir 57 kontribusi gol dari 52 penampilan, kini tampak kesulitan menemukan kembali ketajamannya. Dari sembilan pertandingan yang telah dilakoni musim ini, bintang asal Mesir itu baru mengoleksi tiga gol dan tiga assist, jauh di bawah ekspektasi.
Pada laga kontra Chelsea, Salah memang tampil cukup aktif dan menciptakan beberapa ancaman, namun sayangnya gagal mengonversi peluang-peluang emas tersebut. Cody Gakpo sempat membawa asa setelah menyamakan kedudukan pada menit ke-65, tetapi efektivitas penyelesaian akhir secara keseluruhan tetap menjadi masalah krusial bagi Liverpool. “Kami punya cukup peluang untuk memenangkan pertandingan, tapi gagal memanfaatkannya. Chelsea berhasil mengambil kesempatan mereka, kami tidak,” ungkap Slot usai pertandingan, menyoroti kendala timnya.
Meski sempat mengawali musim dengan performa gemilang, mencatat tujuh kemenangan beruntun di semua kompetisi, konsistensi Liverpool kini mulai goyah, dengan hanya memenangkan tujuh dari sepuluh pertandingan terakhir. Walaupun masih terpaut satu poin dari Arsenal di puncak klasemen, tanda-tanda inkonsistensi telah terlihat sejak awal, di mana dalam empat laga pembuka Liga Inggris, The Reds selalu memerlukan gol di menit-menit akhir untuk meraih kemenangan.
Tak hanya lini serang, sisi pertahanan Liverpool juga kini mudah ditembus. Bek tengah Ibrahima Konaté tampil tidak konsisten, sementara kapten Virgil van Dijk pun terlihat mengalami penurunan performa yang signifikan. Arne Slot juga belum berhasil menemukan komposisi ideal di posisi bek kanan, yang kerap berganti setiap pertandingan, menambah kerentanan di jantung pertahanan.
Dua rekrutan besar Liverpool, Alexander Isak dan Florian Wirtz, sejauh ini belum mampu menunjukkan performa sesuai ekspektasi tinggi. Isak memang sempat membuat satu assist untuk gol Gakpo, namun kontribusinya secara keseluruhan di lapangan masih minim, ditambah lagi kondisi fisiknya yang belum bugar sepenuhnya setelah sempat absen di awal musim. Sementara itu, Wirtz terlihat belum menyatu dengan pola permainan tim dan kerap kehilangan bola saat mencoba melakukan terobosan.
Selain penurunan performa, Liverpool juga kini dihantam badai cedera yang serius. Kiper utama Alisson Becker masih harus menepi sekitar sebulan, meskipun Giorgi Mamardashvili sebagai penggantinya mampu tampil cukup solid saat menghadapi Chelsea. Namun, kekhawatiran baru muncul setelah Ibrahima Konaté mengalami cedera paha, dan Andy Robertson terlihat tidak nyaman di penghujung laga. Dengan Giovanni Leoni yang sudah absen panjang, Slot kini hanya memiliki Joe Gomez sebagai bek tengah cadangan, situasi yang sangat genting.
Liverpool dituntut untuk segera bangkit dan menemukan solusi atas krisis ini, mengingat dua laga berat sudah menanti di depan mata. Setelah jeda internasional, The Reds akan menjamu tim kuat Manchester United di Anfield, kemudian dilanjutkan dengan pertandingan sengit melawan Manchester City di Etihad Stadium. Jika tidak segera menemukan titik balik, peluang Liverpool untuk mempertahankan gelar juara Premier League bisa semakin menipis.