IHSG Naik Tipis 0,23 Persen dalam Sepekan, Ditutup di Level 8.118

Posted on

Perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 29 September hingga 3 Oktober 2025 menunjukkan sinyal positif, dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat 0,23 persen. Pada penutupan pekan ini, Jumat, 3 Oktober 2025, IHSG tercatat parkir di level 8.118,3. Angka ini dibandingkan dengan pekan sebelumnya yang berada di level 9.099,3, menggambarkan dinamika pasar yang menarik. “Data perdagangan saham di BEI selama sepekan ditutup mayoritas di zona positif,” terang Kautsar Primadi Nurahmad, Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia, dalam keterangan resminya.

Geliat aktivitas di pasar saham Indonesia semakin kentara dengan peningkatan frekuensi dan volume transaksi harian. Sepanjang pekan ini, frekuensi transaksi harian melonjak 6,68 persen, mencapai 2,62 juta kali transaksi, naik dari 2,46 juta kali transaksi pada pekan sebelumnya. Sejalan dengan itu, rata-rata volume transaksi harian juga mengalami kenaikan 0,61 persen, mencapai 49,72 miliar lembar saham, dari 47,08 miliar lembar saham pada pekan sebelumnya.

Kenaikan signifikan turut terlihat pada kapitalisasi pasar BEI, yang mengukuhkan pertumbuhan 1,29 persen menjadi Rp 15.079 triliun, dari Rp 14.888 triliun pada sepekan sebelumnya. Namun, di tengah euforia peningkatan kapitalisasi ini, rata-rata nilai transaksi harian justru mengalami penurunan sebesar 11,24 persen, tercatat Rp 25,02 triliun dibandingkan Rp 28,19 triliun pada pekan sebelumnya.

Partisipasi investor asing menunjukkan kontribusi positif pada pekan ini dengan mencatatkan nilai beli bersih (net buy) sebesar Rp 199,79 miliar. Kendati demikian, jika diakumulasikan sejak awal tahun hingga saat ini, total aktivitas investor asing masih mencatatkan jual bersih (net sell) yang signifikan, mencapai Rp 56,71 triliun, merefleksikan pergerakan modal yang bervariasi di pasar modal Indonesia.

Pekan ini juga menjadi momen penting bagi pasar obligasi dengan adanya pencatatan obligasi baru. Pada Senin, 29 September, Bursa Efek Indonesia menyambut pencatatan Obligasi Berkelanjutan IV Bank Victoria Tahap II Tahun 2025. Bank Victoria menerbitkan obligasi senilai Rp 750 miliar, yang mendapatkan peringkat id-A atau Single A Minus dari PT Pemeringkat Efek Indonesia, dengan PT Bank Mega Tbk bertindak sebagai wali amanat.

Secara keseluruhan, sepanjang tahun 2025, BEI telah mencatat total 135 emisi obligasi dan sukuk yang diterbitkan oleh 73 emiten, dengan nilai total mencapai Rp 155,39 triliun. Sementara itu, jumlah emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di Bursa Efek Indonesia secara akumulatif mencapai 637 emisi, dengan nilai outstanding sebesar Rp 517,39 triliun dan US$ 117,27 juta, yang berasal dari 136 emiten.

Selain obligasi dan sukuk korporasi, BEI juga menjadi rumah bagi berbagai instrumen investasi lainnya. Tercatat 191 seri Surat Berharga Negara (SBN) dengan nilai nominal Rp 6.423,84 triliun dan US$ 352,10 juta. Tak hanya itu, 7 emisi efek beragun aset (EBA) dengan nilai Rp 2,13 triliun turut memperkaya daftar instrumen yang tersedia di Bursa Efek Indonesia, menunjukkan diversifikasi pasar modal yang kuat.

Pilihan editor: Mengapa Pasar Keuangan Rontok Setelah Sri Mulyani Dicopot

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *