Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, baru-baru ini menjelaskan bahwa kesepakatan penting terkait pelepasan saham 12 persen dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc kepada Indonesia masih dalam tahap pembahasan intensif. Penjelasan ini disampaikan Tony Wenas saat ditemui di Kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jakarta Selatan, pada Kamis (2/10). “Itu kan masih didiskusikan, kalau divestasi kan yang divestasi Freeport McMoran nya,” ungkap Tony, menegaskan bahwa proses divestasi saham Freeport tersebut berada di ranah Freeport McMoRan.
Pernyataan Tony Wenas ini muncul setelah sehari sebelumnya, pada Rabu (1/10), Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan, mengumumkan kabar gembira mengenai tercapainya kesepakatan divestasi saham 12 persen kepada Indonesia. Rosan mengungkapkan bahwa kesepakatan ini berhasil dicapai setelah pertemuannya dengan CEO Freeport-McMoRan, Richard C. Adkerson, serta Presiden sekaligus pemilik perusahaan, Kathleen L. Quirk, dalam kunjungan kerja ke Amerika Serikat.
Yang menarik, Rosan menegaskan bahwa akuisisi saham tersebut dilakukan tanpa biaya berkat keahlian negosiasi yang ia sebut sebagai ‘art of negotiation’. “Ya itu art of negotiation,” kata Rosan saat ditanya mengenai alasan Freeport bersedia melepas sahamnya secara cuma-cuma. Ia menambahkan bahwa nilai 12 persen saham yang dilepas tersebut sangatlah besar jika tidak diperoleh secara gratis, sehingga negosiasi berlangsung sangat intens. Selain divestasi saham, Rosan juga mengungkapkan komitmen Freeport untuk membangun dua sekolah serta fasilitas kesehatan yang akan bermanfaat bagi masyarakat Papua.
Langkah divestasi saham ini merupakan prasyarat krusial bagi Freeport agar dapat memperpanjang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) Operasi Produksi mereka hingga tahun 2041. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia, turut menegaskan bahwa hasil divestasi ini nantinya akan dialokasikan sebagian kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Papua. Dengan rampungnya proses ini, kepemilikan pemerintah di PT Freeport Indonesia (PTFI) diproyeksikan akan meningkat signifikan, dari 51 persen menjadi 63 persen pada tahun 2041, menandai babak baru bagi Indonesia dalam mengelola sumber daya tambang strategis ini.
Ringkasan
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas, menyatakan bahwa proses divestasi saham 12% dari Freeport-McMoRan kepada Indonesia masih dalam tahap diskusi intensif. Pernyataan ini berbeda dengan pengumuman Menteri Investasi, Rosan, sehari sebelumnya, yang menyatakan kesepakatan telah tercapai melalui negosiasi tanpa biaya.
Divestasi ini merupakan syarat perpanjangan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK) hingga 2041, dan sebagian hasilnya akan dialokasikan kepada BUMD Papua. Dengan divestasi ini, kepemilikan pemerintah di PTFI diperkirakan meningkat dari 51% menjadi 63%.