mellydia.co.id — Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) akhirnya angkat bicara menyusul sanksi berat yang dijatuhkan FIFA terkait dugaan pemalsuan dokumen tujuh pemain naturalisasi. Sekretaris Jenderal FAM, Datuk Noor Azman Hj Rahman, secara terbuka mengakui adanya kesalahan teknis dalam proses administrasi yang memicu skandal besar ini.
Dalam pernyataan resminya pada Minggu (28/9/2025), Noor Azman menegaskan bahwa kekeliruan tersebut murni terjadi pada tahap penyerahan dokumen yang dilakukan oleh staf administrasi. Ia menekankan bahwa ini bukanlah upaya terencana untuk memalsukan dokumen, melainkan semata-mata kesalahan teknis yang tidak disengaja.
“FAM ingin menginformasikan bahwa kami telah mengidentifikasi kesalahan teknis dalam proses penyerahan dokumen yang dilakukan oleh staf administrasi,” ujar Noor Azman melalui unggahan resmi di Instagram FAM. Ia juga menambahkan bahwa federasi tengah menunggu keputusan lengkap dari FIFA sebelum menentukan langkah hukum selanjutnya.
Lebih lanjut, FAM menyatakan akan mengajukan banding resmi sesuai prosedur hukum yang berlaku, sesegera mungkin setelah salinan putusan FIFA diterima. “FAM menunggu keputusan FIFA sebelum mengajukan banding, sesuai proses dan upaya hukum yang berlaku,” imbuh Noor Azman, menegaskan komitmen mereka untuk memperjuangkan kasus ini.
Meskipun mengakui adanya kesalahan internal, FAM dengan tegas menolak tudingan bahwa para pemain yang terlibat tidak sah sebagai warga negara Malaysia. Noor Azman menekankan bahwa proses naturalisasi ketujuh pemain tersebut telah dilakukan secara resmi dan sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Malaysia. “FAM menanggapi masalah ini dengan serius. Namun, FAM ingin menekankan para pemain warisan yang terlibat adalah warga negara Malaysia yang sah,” kata Noor Azman menegaskan, membela status kewarganegaraan para pemain.
FIFA sendiri telah resmi menjatuhkan sanksi berat pada Jumat (26/9/2025), setelah menyatakan FAM melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA tentang pemalsuan dokumen. Komite Disiplin FIFA menilai terdapat ketidaksesuaian yang signifikan dalam dokumen yang digunakan oleh tujuh pemain naturalisasi yang diproyeksikan untuk memperkuat timnas Malaysia.
Hukuman yang dijatuhkan terbilang sangat berat. FAM didenda sebesar CHF 350.000, atau setara dengan sekitar Rp 7,3 miliar. Sementara itu, ketujuh pemain yang terlibat dijatuhi larangan tampil dalam seluruh aktivitas sepak bola selama 12 bulan penuh, ditambah denda masing-masing sebesar CHF 2.000 atau sekitar Rp 41,8 juta.
Adapun tujuh pemain yang terkena sanksi adalah Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomás Garcés, Rodrigo Julián Holgado, Imanol Machuca, João Vitor Brandão Figueiredo, Jon Irazábal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano. Mereka adalah pemain berstatus naturalisasi yang sebelumnya diandalkan untuk memperkuat tim berjuluk Harimau Malaya di kancah internasional.
Keputusan FIFA ini tentu menjadi pukulan telak bagi sepak bola Malaysia, yang tengah gencar berupaya membangun kekuatan melalui program naturalisasi. Banyak pihak menilai bahwa kasus ini berpotensi merusak reputasi FAM di mata dunia, sekaligus menghambat persiapan tim nasional menghadapi berbagai turnamen internasional di masa mendatang.
Merespons kondisi genting tersebut, delegasi FAM yang dipimpin langsung oleh Presiden Kehormatan Tan Sri Hamidin Mohd Amin segera bertolak menuju markas besar FIFA di Zurich, Swiss. Langkah cepat ini diambil untuk secara langsung mengajukan banding sekaligus mencari jalan keluar dari sanksi yang dinilai terlalu berat tersebut.
Hamidin, yang juga merupakan anggota Dewan FIFA, dijadwalkan bertemu langsung dengan Presiden FIFA, Gianni Infantino. Pertemuan tingkat tinggi itu diharapkan dapat membuka peluang agar sanksi yang dijatuhkan bisa dibatalkan atau setidaknya dikurangi, demi menyelamatkan masa depan sepak bola Malaysia.
Di tengah situasi ini, publik sepak bola Malaysia memberikan reaksi yang beragam. Ada pihak yang mengecam FAM atas kelalaian dan kurangnya profesionalisme, namun tidak sedikit pula yang masih memberikan dukungan penuh agar federasi segera menyelesaikan masalah ini dengan bijak.
Pengamat sepak bola di Negeri Jiran menilai, kasus ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi FAM dalam mengelola administrasi pemain naturalisasi. Sebab, kesalahan sekecil apapun dalam dokumen resmi bisa berakibat fatal dan berujung pada sanksi berat di mata FIFA.
Program naturalisasi yang sempat menjadi kebanggaan Malaysia kini berada di ujung tanduk. Ketujuh pemain yang disanksi jelas tidak bisa membela timnas dalam waktu dekat, sehingga memaksa pelatih untuk mencari alternatif baru dan merombak strategi. FAM kini berada dalam tekanan besar untuk mengembalikan kepercayaan publik dan memperbaiki citra di kancah internasional. Kesalahan teknis yang diakui Noor Azman harus segera ditangani dengan serius agar tidak terulang kembali.
Kasus ini juga menjadi pengingat bahwa sepak bola modern bukan hanya soal kemampuan di lapangan hijau, tetapi juga profesionalisme dalam mengurus administrasi dan legalitas. Sebuah federasi sebesar FAM tentu dituntut untuk bekerja lebih teliti, cermat, dan transparan dalam setiap proses yang dijalankan.
Apapun hasil banding nanti, sanksi FIFA ini sudah menjadi tamparan keras bagi FAM dan seluruh jajaran sepak bola Malaysia. Malaysia kini harus bekerja keras untuk memastikan bahwa masa depan sepak bolanya tidak terganggu oleh kesalahan administratif yang fatal ini. Bagi para pemain naturalisasi, larangan bermain selama setahun jelas merupakan kerugian besar. Karier mereka di timnas harus terhenti sementara, padahal harapan publik sangat besar terhadap kontribusi mereka di lapangan.
Meski demikian, FAM memastikan akan tetap memperjuangkan hak para pemain tersebut. Dengan diplomasi dan upaya banding yang sedang dilakukan, harapannya sanksi bisa diringankan demi menyelamatkan masa depan sepak bola Malaysia. Dengan semua sorotan yang ada, kasus ini dipastikan akan terus menjadi perhatian publik sepak bola Asia. FIFA dan FAM kini ditunggu langkah berikutnya untuk menentukan nasib timnas Malaysia serta tujuh pemain naturalisasi yang tengah disanksi.
Ringkasan
Asosiasi Sepak Bola Malaysia (FAM) mengakui adanya kesalahan teknis dalam proses administrasi terkait dokumen tujuh pemain naturalisasi yang berujung pada sanksi dari FIFA. Sekretaris Jenderal FAM, Datuk Noor Azman Hj Rahman, menyatakan bahwa kesalahan terjadi pada tahap penyerahan dokumen oleh staf administrasi dan membantah adanya unsur kesengajaan. FAM berencana mengajukan banding setelah menerima keputusan lengkap dari FIFA.
FIFA telah menjatuhkan denda sebesar CHF 350.000 kepada FAM dan larangan bermain selama 12 bulan serta denda CHF 2.000 kepada ketujuh pemain naturalisasi tersebut. FAM menegaskan bahwa para pemain tersebut adalah warga negara Malaysia yang sah dan akan memperjuangkan hak mereka melalui proses banding. Presiden Kehormatan FAM telah bertolak ke markas FIFA untuk membahas masalah ini.