Nilai tukar rupiah mengakhiri perdagangan akhir pekan pada Jumat, 26 September 2025, dengan pelemahan signifikan, ditutup di level Rp 16.775 per dolar Amerika Serikat (AS). Meskipun demikian, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyatakan keyakinannya bahwa rupiah yang sempat tertekan ini akan segera menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Purbaya Yudhi Sadewa, yang kini menjabat sebagai Menteri Keuangan menggantikan Sri Mulyani Indrawati, menegaskan bahwa perbaikan fundamental ekonomi Indonesia akan menjadi pendorong utama bagi penguatan mata uang Garuda. Ia secara optimistis memperkirakan bahwa rupiah akan mulai menunjukkan tren penguatan kembali pada pertengahan pekan depan.
“Selasa, Rabu mesti sudah balik,” ujarnya dalam sebuah konferensi pers yang dikutip pada Minggu, 28 September 2025. Ia menambahkan, “Hitungan saya yang jelas, fondasi ekonomi kita akan membaik terus ke depan. Kita menjalankan kebijakan untuk mendorong ekonomi, enggak main-main.” Penegasan ini menggarisbawahi komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.
Menteri Keuangan Purbaya mengakui bahwa pelemahan rupiah terhadap dolar AS memang memiliki implikasi terhadap Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Namun demikian, ia meyakini bahwa depresiasi kurs yang terjadi saat ini hanyalah bersifat sementara dan tidak akan berlangsung lama.
Sebelumnya, pasar diguncang oleh isu mengenai bank-bank anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) yang diduga menaikkan suku bunga deposito valuta asing (valas) hingga 4 persen. Isu ini, jelas Purbaya, secara otomatis memicu spekulasi dan keinginan investor untuk mengalihkan investasi mereka dari rupiah ke dolar AS, yang kemudian menekan nilai rupiah.
Namun, Menkeu dengan tegas membantah telah memberikan arahan kepada bank-bank untuk menaikkan bunga deposito valas tersebut. Ia meyakini, klarifikasi ini akan efektif meredam tekanan terhadap rupiah. Lebih lanjut, Bank Indonesia (BI) juga ditegaskan akan bertindak sesuai wewenangnya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah secara agresif dan sungguh-sungguh. “Saya pikir enggak lama (rupiah) akan balik lagi,” pungkasnya, menunjukkan optimisme yang kuat.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, pergerakan nilai tukar rupiah menunjukkan tren pelemahan. Pada Jumat, 26 September 2025, rupiah ditutup di level Rp 16.775 per dolar AS. Angka ini lebih lemah dibandingkan penutupan Kamis, 28 September yang berada di posisi Rp 16.752 per dolar AS. Bahkan, rupiah juga tercatat merosot tajam dibandingkan penutupan pada Jumat, 19 September 2025, atau pekan sebelumnya, yang kala itu ditutup pada level Rp 16.578 per dolar AS.
Pilihan Editor: Peluang Kripto Stablecoin Rupiah Menjadi Alat Transaksi Baru
Ringkasan
Pada Jumat, 26 September 2025, nilai tukar rupiah melemah signifikan menjadi Rp 16.775 per dolar AS. Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa optimis rupiah akan segera pulih, didorong oleh fundamental ekonomi Indonesia yang membaik. Ia memprediksi penguatan rupiah akan terlihat mulai pertengahan pekan depan.
Purbaya membantah isu kenaikan suku bunga deposito valas oleh bank Himbara yang memicu spekulasi dan tekanan pada rupiah. Ia menegaskan Bank Indonesia akan bertindak untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, dan meyakini pelemahan rupiah hanya bersifat sementara serta tidak akan berlangsung lama.