Menjaga kesehatan jantung dan kebugaran tubuh secara keseluruhan adalah prioritas utama, dan salah satu cara paling efektif untuk mencapainya adalah melalui aktivitas olahraga yang rutin. Latihan fisik terbukti mampu menurunkan tekanan darah tinggi dan kadar trigliserida, meningkatkan level high-density cholesterol (HDL) atau kolesterol baik, serta mengurangi risiko kanker dan stroke, yang pada akhirnya berkontribusi pada peningkatan harapan hidup.
Namun, bagi individu dengan masalah jantung, pendekatan terhadap olahraga memerlukan perhatian khusus. Meskipun aktivitas fisik tetap krusial, ada beberapa jenis latihan yang sebaiknya dihindari atau dimodifikasi secara signifikan. Mengabaikan rekomendasi ini dapat memicu risiko yang tidak diinginkan. Mari kita telaah lebih lanjut olahraga apa saja yang berpotensi bahaya bagi penderita penyakit jantung.
1. Sit-up
Beberapa bentuk latihan beban tubuh atau bodyweight training sebenarnya tergolong aman bagi individu dengan masalah jantung. Akan tetapi, ada pula jenis latihan yang justru berisiko tinggi. Sit-up termasuk dalam kategori yang perlu diwaspadai, bahkan para ahli juga menyarankan untuk menghindari push-up. Meskipun bagi individu tanpa masalah jantung, sit-up dan latihan bodyweight lainnya dapat membantu menurunkan tekanan darah, bahkan direkomendasikan bagi penderita tekanan darah tinggi, situasinya berbeda bagi mereka yang memiliki kondisi jantung.
2. Mengangkat beban berat
Setelah mengalami serangan jantung, dokter umumnya menganjurkan pasien untuk tidak mengangkat beban lebih dari 5 kilogram (kg) untuk sementara waktu. Mayoritas profesional medis lebih meresepkan latihan aerobik dibandingkan latihan beban bagi penderita penyakit jantung. Bentuk latihan yang memanfaatkan mesin sering kali lebih disarankan karena dapat membimbing gerakan tubuh secara terkontrol dan menstabilkan postur, sehingga memungkinkan fokus pada otot-otot tertentu yang dilatih tanpa membebani jantung secara berlebihan.
3. Berenang
Meski berenang sering dianggap sebagai olahraga yang menyehatkan dan direkomendasikan, bagi penderita penyakit jantung, aktivitas ini bisa jadi berbahaya. Berenang dapat memberikan rasa aman yang palsu, padahal sebenarnya jantung harus bekerja lebih keras di dalam air dibandingkan di luar air. Ini disebabkan oleh perubahan sirkulasi yang mengakibatkan lebih banyak darah kembali ke jantung. Ditambah lagi, hambatan air membuat jantung perlu mengerahkan tenaga ekstra saat memulai latihan. Oleh karena itu, bagi penderita masalah jantung, penting untuk menjaga intensitas berenang pada level yang jauh lebih rendah dibandingkan saat berolahraga di darat.
4. Latihan isometrik
Latihan isometrik adalah bentuk aktivitas fisik di mana Anda menahan beban di satu posisi, alih-alih menggerakkannya melalui berbagai rentang gerak. Juga dikenal sebagai latihan statis, jenis olahraga ini umumnya melibatkan lebih dari satu sendi. Plank adalah contoh latihan isometrik yang populer, di mana Anda mengontraksikan otot untuk mempertahankan posisi tubuh agar tidak bergerak. Sayangnya, ketika gerakan isometrik dilakukan secara berkelanjutan, tekanan darah dapat melonjak drastis. Kondisi ini tentu menjadi kabar buruk dan berpotensi membahayakan bagi siapa pun dengan masalah jantung.
5. Berlari
Lari dengan kecepatan sedang terbukti menyehatkan jantung, namun olahraga intensif justru tidak direkomendasikan bagi individu dengan masalah jantung. Anda dapat mengidentifikasi latihan berintensitas sedang jika masih bisa berbicara dengan lancar tanpa terengah-engah. Lari bisa menjadi masalah jika jaraknya terlalu jauh atau kecepatannya terlalu tinggi. Sebagian kecil individu yang rutin melakukan lari jarak jauh dan berat berisiko mengalami masalah jantung seiring waktu, seperti penebalan dinding jantung atau jaringan parut pada organ vital tersebut. Kardio dengan intensitas tinggi juga dapat memicu perubahan ritme jantung, yang sangat berbahaya bagi penderita gangguan jantung. Oleh karena itu, penting untuk menjaga latihan pada intensitas sedang dan tidak berlebihan, kecuali dokter telah mengizinkan peningkatan intensitas olahraga Anda.
6. Aktivitas sehari-hari yang berat
Beberapa aktivitas sehari-hari yang tampak sederhana ternyata dapat memicu ketegangan signifikan pada tubuh tanpa Anda sadari. Jika Anda baru saja kembali dari rumah sakit setelah mengalami masalah jantung, sangat penting untuk berhati-hati dalam menjalani rutinitas harian. Sebaiknya hindari mendorong benda-benda berat, karena hal ini dapat menyebabkan ketegangan otot yang intens dan membebani jantung. Mendorong mobil atau menyekop pasir dan benda berat lainnya juga harus dihindari, karena melibatkan gerakan cepat dan berat yang dapat berdampak buruk pada kesehatan jantung.
7. Latihan interval intensitas tinggi
Latihan interval intensitas tinggi atau high-intensity interval training (HIIT) dikenal sebagai metode yang efektif dan efisien untuk menurunkan berat badan. Namun, perlu diingat bahwa HIIT adalah jenis latihan yang sangat menuntut secara fisik. Olahraga jenis ini berisiko tinggi dan dapat membahayakan individu dengan penyakit jantung koroner (PJK) atau masalah jantung lainnya. Efek samping umum dari HIIT pada penderita gangguan jantung meliputi pusing atau angina.
Secara umum, jenis-jenis olahraga yang disebutkan di atas memiliki potensi bahaya dan sebaiknya dihindari oleh individu dengan masalah jantung. Meskipun demikian, apa yang dianggap aman atau berisiko dapat bervariasi untuk setiap orang, tergantung pada kondisi medis dan tingkat kebugaran masing-masing. Oleh karena itu, langkah paling bijak adalah selalu berkonsultasi dengan dokter atau spesialis jantung sebelum memulai atau mengubah jenis olahraga apa pun.
Referensi
“Why You Should Think Twice Before Doing Sit-Ups If You Have Heart Problems.” HealthDigest. Diakses April 2024.
Jenny Adams et al., “Importance of Resistance Training for Patients After a Cardiac Event,” Baylor University Medical Center Proceedings 19, no. 3 (July 1, 2006): 246–48, https://doi.org/10.1080/08998280.2006.11928172.
“6 Exercises to Avoid If You Have Coronary Heart Disease.” Sportskeeda. Diakses April 2024.
“Heart Risks Associated With Extreme Exercise.” Cleveland Clinic. Diakses April 2024.
Usia Muda Perlu Cek Jantung jika Punya Faktor Risiko Ini
Apa Saja Potensi Bahaya dan Manfaat Puasa buat Jantung?
7 Tanda Serangan Jantung yang Muncul saat Berolahraga
Ringkasan
Menjaga kesehatan jantung penting dilakukan melalui olahraga rutin. Latihan fisik dapat menurunkan tekanan darah, meningkatkan kolesterol baik, dan mengurangi risiko kanker serta stroke. Namun, individu dengan masalah jantung perlu berhati-hati dalam memilih jenis olahraga.
Beberapa jenis latihan sebaiknya dihindari atau dimodifikasi untuk penderita penyakit jantung karena berpotensi menimbulkan risiko. Contohnya termasuk sit-up, angkat beban berat, berenang dengan intensitas tinggi, latihan isometrik, lari intensif, aktivitas sehari-hari yang berat, dan HIIT. Konsultasi dengan dokter sebelum memulai atau mengubah program olahraga sangat disarankan.