Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) kini tengah menggenjot pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) sebagai pilar utama untuk memacu akselerasi pertumbuhan ekonomi daerah. Langkah strategis ini diambil mengingat kontribusi sektor kelistrikan terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumbar pada tahun 2024 yang masih sangat minim, hanya mencapai 0,09 persen. “Kontribusi listrik terhadap PDRB masih sangat kecil, sehingga menjadi perhatian khusus bagi kami. Karena itu, pengembangan EBT difokuskan untuk mendorong pertumbuhan PDRB sekaligus mendukung komitmen Indonesia menuju net zero emission 2060 atau lebih cepat,” jelas Kepala Dinas ESDM Sumbar, Helmi Heriyanto, kepada Tempo pada Selasa, 23 September 2025.
Komitmen kuat terhadap transisi energi ini secara tegas tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Sumbar 2025-2029. Dalam dokumen strategis tersebut, porsi EBT dalam bauran energi ditetapkan sebagai salah satu indikator kinerja utama. Pemanfaatan energi terbarukan ini dirancang untuk menopang berbagai target pembangunan daerah, khususnya yang berkaitan dengan misi kedua RPJMD, yang berfokus pada keberlanjutan dan kemandirian energi.
Sumbar secara spesifik mengarahkan fokus pengembangan EBT pada dua sumber daya utama yang melimpah, yakni panas bumi dan tenaga air, diikuti oleh tenaga surya. Provinsi ini memiliki potensi panas bumi yang luar biasa, mencapai 1.631 MW tersebar di 22 lokasi, namun pemanfaatannya baru menyentuh angka sekitar 5 persen. Sementara itu, potensi tenaga air juga tak kalah besar, lebih dari 1.100 MW, dengan tingkat pemanfaatan yang baru mencapai 33 persen. Angka-angka ini menunjukkan peluang besar bagi pengembangan EBT di Sumbar.
Sejumlah proyek berskala besar saat ini sedang dalam tahap pengerjaan untuk mengoptimalkan potensi tersebut. Di antaranya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Kuantan yang berlokasi di Kabupaten Sijunjung, serta beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengan kapasitas bervariasi antara 2 hingga 10 MW. “Potensi air yang bisa dikembangkan mencapai 740 MW lebih. Untuk panas bumi, ada enam wilayah kerja yang sudah ditetapkan, antara lain Muara Laboh di Solok Selatan, Gunung Talang, Tanjung Bingkung, Singgalang, Bonjol di Pasaman, serta Cibadak Panti di Pasaman,” ujar Helmi lebih lanjut.
Dari enam wilayah kerja panas bumi yang disebutkan, saat ini baru Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Muara Laboh di Solok Selatan yang telah beroperasi. Lima lokasi lainnya masih dalam fase awal, yaitu survei dan eksplorasi, menandakan bahwa masih banyak potensi yang menanti untuk dieksplorasi. Selain panas bumi dan tenaga air, Pemerintah Provinsi Sumbar juga giat mempercepat pemanfaatan tenaga surya. Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Danau Singkarak tengah didorong, dan rencana pengembangan di lokasi-lokasi lain juga sedang digodok. Sumber energi terbarukan lain seperti tenaga angin dan biomassa juga direncanakan akan segera masuk ke dalam sistem kelistrikan Sumbar.
Langkah ambisius ini juga sejalan dengan upaya penghapusan energi fosil. Saat ini, Sumbar masih memiliki dua Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), yaitu PLTU Ombilin dan PLTU Teluk Sirih di Bungus. Keduanya telah dimasukkan dalam program pensiun dini atau retirement sebagai bagian dari komitmen net zero emission. “PLTU Ombilin dan Bungus dipensiunkan pada 2030. Hal ini sudah masuk dalam Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025-2034. Sementara PLTU Teluk Sirih rencananya dipensiunkan pada 2060,” pungkas Helmi, menegaskan agenda penting transisi energi Sumbar menuju masa depan yang lebih hijau.
Ringkasan
Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) fokus mengembangkan energi baru terbarukan (EBT) untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah. Kontribusi sektor kelistrikan terhadap PDRB Sumbar yang masih rendah menjadi perhatian, sehingga pengembangan EBT menjadi strategi utama untuk mencapai target tersebut dan mendukung komitmen net zero emission Indonesia.
Pengembangan EBT di Sumbar difokuskan pada potensi panas bumi, tenaga air, dan tenaga surya yang melimpah. Beberapa proyek besar seperti PLTA Batang Kuantan dan PLTMH sedang dikerjakan, sementara potensi panas bumi di enam wilayah kerja terus dieksplorasi. Sejalan dengan itu, Sumbar juga merencanakan pensiun dini PLTU Ombilin dan Teluk Sirih sebagai bagian dari transisi energi menuju masa depan yang lebih berkelanjutan.