Thailand Terancam di SEA Games 2025? FAT Harus Belajar dari Indonesia!

Posted on

Menjelang perhelatan SEA Games 2025 di kandang sendiri, Timnas U-23 Thailand dilanda kabar kurang mengenakkan yang berpotensi menghambat ambisi mereka meraih medali emas. Kendala ini muncul menyusul adanya kesepakatan krusial antara Asosiasi Sepak Bola Thailand (FAT) dengan klub-klub domestik.

Kesepakatan tersebut mengatur bahwa setiap klub di Liga Thailand hanya akan melepas satu hingga dua pemain saja untuk memperkuat skuad Gajah Perang Muda di ajang multicabang tersebut. Kebijakan ini diambil karena jadwal Liga Thailand dipastikan akan tetap bergulir seiring dengan berlangsungnya SEA Games 2025.

Situasi ini tentu sangat kontras dengan kebijakan federasi sepak bola di negara-negara tetangga. Mayoritas kompetisi domestik Asia Tenggara, termasuk Liga Super Indonesia yang dikelola oleh I.League, akan diliburkan selama 16 hingga 18 hari berjalannya SEA Games 2025. Keputusan ini secara langsung memberikan keuntungan signifikan bagi Timnas U-23 Indonesia yang berambisi mempertahankan medali emas, serta bagi Vietnam dan Malaysia yang juga akan menghentikan sementara liga mereka.

Menyikapi realitas yang kurang menguntungkan ini, desakan agar FAT mengikuti jejak negara-negara lain pun mengemuka. Pelatih Timnas U-23 Thailand, Thawatchai Damrong-Ongtrakul, secara tegas menyuarakan harapannya. “Saya berharap FAT akan terus bekerja sama dengan klub-klub Liga Thailand dan panitia penyelenggara turnamen. Hal ini akan sangat membantu kami jika Liga Thailand dihentikan sementara selama SEA Games ke-33,” ujar Thawatchai, seperti dikutip dari Bacninhtv.vn.

Thawatchai menekankan bahwa dukungan penuh dari klub-klub domestik adalah kunci utama untuk merebut medali emas SEA Games. Apalagi, Thailand belum pernah meraih prestasi bergengsi tersebut sejak edisi 2017 di Malaysia. “Kami membutuhkan dukungan maksimal dari klub-klub domestik jika kami masih ingin meraih medali emas SEA Games,” tutur Thawatchai. Ia menambahkan, “Sudah bertahun-tahun sepak bola Thailand tidak memenangi medali emas SEA Games. Saya tahu para penggemar mendambakan gelar ini, sehingga kami membutuhkan lebih banyak dukungan dari klub.”

Meskipun demikian, Thawatchai mengungkapkan bahwa ia sejatinya telah merampungkan daftar 23 pemain yang akan dipanggil untuk skuad utama. Namun, ia tidak menampik kemungkinan adanya perubahan, terutama jika ada pemain yang cedera atau tidak diizinkan oleh klub. “Saya hampir menyelesaikan daftar 23 pemain untuk SEA Games, tetapi saya masih tidak dapat menghindari risiko,” jelasnya. “Saya perlu mempertimbangkan kemungkinan mengganti pemain tertentu karena cedera atau performa. Itulah sebabnya kami telah mendaftarkan hingga 70 pemain untuk daftar sementara kepada panitia penyelenggara SEA Games,” pungkasnya, menunjukkan betapa kompleksnya proses seleksi di tengah ketidakpastian.

Sebagai catatan, pada SEA Games edisi terakhir di Kamboja, Timnas U-23 Thailand harus puas dengan medali perak setelah takluk di tangan Timnas U-23 Indonesia pada laga final. Hasil tersebut semakin menambah urgensi bagi mereka untuk meraih hasil maksimal di kandang sendiri pada SEA Games 2025.

Ringkasan

Timnas U-23 Thailand menghadapi tantangan berat di SEA Games 2025 karena kesepakatan FAT dengan klub Liga Thailand yang hanya mengizinkan pelepasan 1-2 pemain. Kebijakan ini berbeda dengan negara lain seperti Indonesia yang meliburkan liga domestik selama SEA Games untuk memberikan dukungan penuh kepada timnas.

Pelatih Timnas U-23 Thailand, Thawatchai Damrong-Ongtrakul, berharap FAT dapat bekerja sama dengan klub untuk menghentikan sementara Liga Thailand selama SEA Games. Dukungan penuh dari klub sangat penting untuk meraih medali emas, yang belum pernah diraih Thailand sejak 2017. Thailand membutuhkan dukungan maksimal mengingat pada SEA Games terakhir harus puas dengan medali perak setelah kalah dari Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *