mellydia.co.id Juara dua kali World Superbike sekaligus mantan pembalap LCR Honda, Alvaro Bautista, mengulas kembali kenangan dia ketika melihat bagaimana Marc Marquez berpotensi membuat tim bisa mengalami kemacetan dalam pengembangan motor.
Fenomena Marc Marquez yang langsung tampil gemilang bersama Ducati di musim debutnya tahun ini memang mengundang decak kagum. “Si Semut dari Cervera” ini tak terhentikan, kembali merajai lintasan dan merebut kemenangan di MotoGP San Marino 2025, Italia, yang notabene adalah kandang musuh bebuyutannya, Valentino Rossi.
Dengan performa luar biasa ini, gelar juara dunia MotoGP ketujuh bagi Marquez sudah nyaris dalam genggaman menjelang MotoGP Jepang 2025 yang akan berlangsung akhir pekan ini, 26-28 September. Pundi-pundi poinnya di klasemen telah mencapai angka fantastis dan sulit dikejar pesaing terdekatnya, termasuk sang adik, Alex Marquez dari tim Gresini.
Total, Marquez telah mengoleksi 25 kemenangan, baik di sesi sprint maupun balapan utama, dengan total 512 poin. Namun, kedigdayaan Marquez ini sayangnya tidak diimbangi oleh rekan setimnya, Francesco Bagnaia, yang justru menunjukkan performa melempem sepanjang musim. Bagnaia terlihat melaju lambat, kehilangan kecepatan biasanya, dan terindikasi mengalami krisis kepercayaan diri yang cukup dalam.
Kesenjangan performa antara Bagnaia dan Marquez semakin kentara, bahkan mendapat sorotan tajam dari para petinggi Ducati. Tidak hanya Bagnaia, pengguna motor pabrikan Desmosedici GP25 lainnya dari tim VR46, Fabio Di Giannantonio, juga belum mampu menunjukkan konsistensi nyata. Total ada tiga pembalap di grid yang dibekali motor canggih Desmosedici GP25: Marquez, Bagnaia, dan Diggia.
Anomali luar biasa Marquez yang mampu tancap gas dengan Ducati GP25 sementara pembalap lain tidak, lantas memicu Alvaro Bautista untuk ikut angkat bicara. Bautista, yang tidak memungkiri bakat besar Marquez, menyoroti perdebatan yang masih ramai di paddock mengenai apakah Marquez termasuk pembalap yang berkontribusi pada pengembangan motor atau justru fokus pada kecepatan pribadinya saja.
Berkaca dari pengalamannya sendiri saat masih membalap di MotoGP bersama LCR Honda pada musim 2012-2013, Bautista meninjau kembali bagaimana kehadiran Marquez di tahun 2013 mulai menggoyahkan dominasi Honda yang saat itu bertumpu pada Dani Pedrosa. Menurut pengamatan Bautista, Marquez selalu memprioritaskan motor yang dapat dipacu secepat mungkin demi kemenangan demi kemenangan. Dalam hal pengembangan motor, juara dunia enam kali itu dinilai Bautista kurang peduli.
“Marc itu orang yang selalu cepat (ngebut),” ujar Alvaro Bautista seperti dikutip Bolasport dari Todocircuito. “Kalau soal bagaimana mesin ini bekerja? ‘Sama seperti yang satunya’, (paling begitu jawabannya). Dia tidak peduli.” Bautista menambahkan, “Masalahnya, Marc itu cepat sekali. Ketika dia bilang sesuatu berhasil, kami tidak tahu apakah itu benar-benar berhasil atau tidak. Kita cek catatan waktunya dan bilang ‘Harus berhasil, karena orang ini gila’,” ucapnya sambil tertawa.
Bautista juga membandingkan masa-masa Marquez saat bersama Dani Pedrosa di Repsol Honda. Saat Pedrosa memimpin pengembangan motor, semua pembalap Honda melaju kencang. Namun, ketika Marc Marquez datang di tahun pertamanya, dia langsung menjadi sangat cepat dan memenangkan gelar di 2013. “Tapi, sejak dia mulai membangun motornya, dia sangat cepat, tetapi yang lain tidak,” tandas Bautista, menyoroti pola di mana hanya Marquez yang tampil dominan.
Meskipun demikian, Bautista tetap mengagumi bakat personal Marquez yang memang jarang ditemukan pada pembalap lain. “Marc sangat bagus, cukup bagi dia jika motornya berhenti di sini dan masuk, sudah begitu saja. Sedangkan pembalap lain tidak, mereka harus mengerem, merasa percaya diri untuk memasukkan motor ke tikungan. Kalau Marc dia tidak peduli.” Kelebihan ini, di satu sisi, juga memiliki harga yang harus dibayar dalam konteks pengembangan motor secara tim.
“Saya dengar dulu Dani bilang mereka (Honda) membawakannya suku cadang untuk dicoba, Dani mencobanya dan berkata ‘ini tidak berhasil’,” kenang Bautista. “Lalu memasangnya di motornya lalu berkata ‘gila’. Dia melakukannya dengan sengaja, seolah bilang ‘Kamu tidak suka? Sini pasang saja di motorku, itu yang akan kami gunakan’.” Ini menggambarkan bagaimana gaya membalap Marquez yang unik dapat mengarahkan jalur pengembangan motor, meskipun mungkin tidak selalu sesuai untuk pembalap lain.
Alex Marquez Dapat Motor Pabrikan, Aldeguer Incar Posisi Bagnaia dan Marc Marquez karena Kontraknya dengan Ducati
Jadwal MotoGP Jepang 2025 – Pahit Manis di Rumah Honda dan Lingkaran Sempurna bagi Marquez
Ringkasan
Alvaro Bautista, juara World Superbike dan mantan pembalap LCR Honda, mengomentari fenomena Marc Marquez yang tampil gemilang bersama Ducati. Bautista menyoroti apakah Marquez berkontribusi pada pengembangan motor atau hanya fokus pada kecepatan pribadinya, mengingat performanya yang luar biasa tidak diimbangi oleh rekan setimnya, Francesco Bagnaia.
Bautista berkaca pada pengalamannya di MotoGP saat Marquez mulai menggoyahkan dominasi Honda. Menurutnya, Marquez selalu memprioritaskan motor tercepat untuk kemenangan dan kurang peduli pada pengembangan motor. Bautista menambahkan bahwa gaya membalap Marquez yang unik dapat mengarahkan pengembangan motor, meskipun mungkin tidak sesuai untuk pembalap lain.