JAKARTA. Nilai tukar rupiah bergerak dalam tekanan, menunjukkan pelemahan tipis terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (11/9/2025) siang. Mengutip data Bloomberg, pada pukul 12.30 WIB, rupiah di pasar spot tercatat melemah 0,01% ke level Rp 16.471 per dolar AS.
Pergerakan ini berbanding terbalik dengan kondisi sebelumnya, di mana rupiah spot sempat menunjukkan penguatan 0,07% secara harian, menembus level Rp 16.470 per dolar AS pada penutupan perdagangan Rabu (10/9/2025).
Menurut pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, sentimen utama yang memengaruhi pergerakan rupiah berasal dari data ketenagakerjaan AS. Data tersebut mengungkapkan adanya penciptaan lapangan kerja yang 911.000 lebih sedikit dari perkiraan selama setahun terakhir. Ini mengindikasikan melemahnya pertumbuhan penggajian dan pasar tenaga kerja di AS.
Kondisi ini semakin memperkuat ekspektasi pasar terhadap potensi penurunan suku bunga acuan The Fed sebesar 25 basis poin, dengan kemungkinan kecil penurunan yang lebih agresif sebesar 50 basis poin, dalam waktu dekat.
Rupiah Berbalik Melemah Tipis ke Rp 16.472 Per Dolar AS di Tengah Hari Ini (11/9)
Meskipun demikian, fokus pasar kini beralih ke rilis data inflasi utama AS untuk bulan Agustus yang akan menguji spekulasi pemangkasan suku bunga pada minggu ini. Data inflasi produsen (PPI) dijadwalkan akan dirilis pada hari Rabu, diikuti oleh data inflasi konsumen (IHK) pada hari Kamis.
Data inflasi bulan Agustus akan diawasi ketat untuk melihat adanya indikasi peningkatan tekanan harga, terutama mengingat sebagian besar tarif perdagangan era Trump mulai berlaku pada bulan lalu, yang berpotensi memicu kenaikan harga.
Selain sentimen eksternal, dinamika pasar rupiah juga dipengaruhi oleh faktor domestik, yaitu rencana pemerintah untuk menyiapkan stimulus tambahan guna mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, tantangan utama terletak pada pelaksanaan program pemerintah yang masih berjalan lambat. Diharapkan, percepatan realisasi belanja dan program prioritas dapat memberikan dorongan signifikan terhadap laju pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam waktu dekat.
Menyikapi berbagai sentimen ini, Ibrahim sebelumnya memprediksi bahwa untuk perdagangan Kamis (11/9), mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif namun berpotensi ditutup menguat dalam rentang Rp 16.420 hingga Rp 16.470 per dolar AS.