JAKARTA, mellydia.co.id – Saham-saham perbankan, khususnya bank-bank besar atau big banks, kembali mengalami koreksi signifikan selama dua hari perdagangan berturut-turut. Peristiwa ini tak lepas dari perombakan kabinet yang berimbas pada pergantian Menteri Keuangan.
Penurunan paling tajam terjadi pada saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Hingga penutupan perdagangan Selasa (9/9), saham bank berlogo pita emas ini ambles 4,01% ke level Rp 4.310 per saham. Dibandingkan harga penutupan akhir pekan lalu di Rp 4.680, BMRI telah mengalami koreksi sebesar 7,91% dalam dua hari.
Posisi kedua koreksi terdalam ditempati oleh PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Saham BRI ditutup turun 2,82% di angka Rp 3.790 per saham. Tren penurunan ini juga berlangsung selama dua hari berturut-turut, mengakibatkan koreksi total 5,25% dari harga akhir pekan lalu.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dengan kode saham BBNI juga tak luput dari penurunan. Saham bank berlogo 46 ini ditutup melemah 2,39% di level Rp 4.080 per saham, atau mengalami penurunan sebesar 6,64% dalam dua hari terakhir jika dibandingkan harga penutupan akhir pekan di Rp 4.370.
Sementara itu, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mencatatkan penurunan sebesar 2,27%, ditutup pada harga Rp 7.525 per saham. Dalam dua hari perdagangan, saham BCA terkoreksi hingga 5,94%.
Koreksi pada saham perbankan besar ini menunjukkan dampak pergantian Menteri Keuangan terhadap sentimen pasar. Investor tampaknya masih mencermati dampak kebijakan ekonomi mendatang di bawah kepemimpinan menteri yang baru.
Ringkasan
Saham beberapa bank besar di Indonesia mengalami penurunan signifikan selama dua hari perdagangan. Bank Mandiri (BMRI) mengalami penurunan terbesar, mencapai 7,91% dalam dua hari, disusul BRI (BBRI) dengan penurunan 5,25% dan BNI (BBNI) 6,64%. BCA (BBCA) juga mengalami penurunan sebesar 5,94% dalam periode yang sama.
Penurunan saham perbankan ini dikaitkan dengan pergantian Menteri Keuangan, yang menimbulkan ketidakpastian dan menyebabkan investor mencermati dampak kebijakan ekonomi mendatang. Koreksi ini menunjukkan sentimen pasar yang negatif terhadap pergantian tersebut dan dampaknya terhadap sektor perbankan.