Ukraina Bom Pangkalan Utama Engels-2 Rusia, Rebut Kembali Satu WIlayah: Kiev Mandi Drone Moskow
mellydia.co.id Di tengah gempuran serangan udara Rusia yang tak henti-hentinya terhadap Ukraina menggunakan pesawat tak berawak dan rudal, Kiev melancarkan balasan yang signifikan. Ukraina dilaporkan berhasil menargetkan salah satu sumber utama serangan tersebut, seperti yang diungkapkan oleh BBC belum lama ini.
Laporan tersebut menyoroti keberhasilan salah satu serangan balasan Ukraina yang secara tepat menghantam Pangkalan Udara Engels-2. Serangan ini merupakan pukulan telak bagi Moskow karena pangkalan ini memiliki nilai strategis yang sangat penting. Selain letaknya yang jauh di dalam teritorial Rusia, Engels-2 adalah pangkalan utama bagi armada pembom strategis Moskow dan juga berfungsi sebagai titik pengisian bahan bakar krusial.
Ukraina menyatakan bahwa Engels-2 menyimpan berbagai senjata vital, termasuk rudal jelajah subsonik Kh-101 yang diluncurkan dari udara. Rudal-rudal ini, dengan harga jutaan dolar per unitnya, telah sering digunakan dalam berbagai serangan malam hari terhadap wilayah Ukraina. Citra satelit Maxar, melalui perbandingan gambar sebelum dan sesudah, secara jelas menunjukkan tingkat kerusakan operasional yang luas, terutama pada fasilitas penyimpanan amunisi yang hancur akibat serangan pesawat tak berawak tersebut.
Baca juga: Bikin Pasukan Infanteri Rusia Mati Kutu, Ukraina Targetkan Produksi 4,5 Juta Drone untuk Tahun 2025
Mengonfirmasi dampak serangan tersebut, Letnan Andriy Kovalenko, Kepala Pusat Penanggulangan Disinformasi Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, menulis di Telegram, “Di Engels, Rusia kehilangan rudal, termasuk Kh-101, sebagai akibat dari serangan itu. Jumlah pastinya akan dijelaskan nanti. Lapangan terbang ini menyimpan jumlah rudal terbanyak yang digunakan oleh penerbangan strategis untuk menyerang Ukraina.” Pernyataan ini menegaskan betapa krusialnya pangkalan ini bagi operasi militer Rusia.
Meskipun operasi militer Rusia ditentukan oleh skala serangannya yang masif, Ukraina, dengan sumber daya yang jauh lebih terbatas, harus memfokuskan serangannya secara tepat sasaran ke instalasi militer utama. Analis memperkirakan bahwa Rusia akan terus berupaya melancarkan serangan malam hari untuk mengatasi pertahanan udara dan sistem peperangan elektronik yang digunakan Kiev untuk menangkis invasi pesawat tak berawak.
Rebut Desa di Luhansk
Dalam perkembangan lain di medan perang, Angkatan Darat Ukraina mengklaim telah berhasil merebut kembali Nadiya, sebuah desa strategis di wilayah Luhansk, Ukraina timur. Dalam sebuah unggahan di Telegram, disebutkan bahwa operasi perebutan Nadiya berlangsung selama 30 jam dan berhasil merebut kembali wilayah seluas tiga kilometer persegi.
Postingan tersebut juga menyertakan rekaman video pertempuran sengit, termasuk adegan pertempuran tank. Namun, rekaman ini belum dapat diverifikasi secara independen. Pada awal konflik, Rusia pada dasarnya telah menguasai hampir seluruh wilayah Luhansk, yang merupakan tujuan strategis utama invasi Presiden Putin ke Ukraina. Meskipun demikian, sebagian besar Luhansk hingga kini masih berada di bawah kendali militer Rusia.
Tiga Tewas Kena Serangan Rusia di Kiev
Di sisi lain, ibu kota Ukraina, Kyiv, kembali menjadi sasaran serangan Rusia pada Minggu dini hari, yang menewaskan tiga orang dan menyebabkan beberapa lainnya terluka. Seorang saksi mata menggambarkan kekacauan yang terjadi, menyatakan bahwa “semua orang mulai berteriak dan berlarian” saat puing-puing menghantam sebuah blok apartemen, menambah daftar panjang korban sipil dalam konflik ini.
Angkatan Udara Ukraina mengklaim telah berhasil menembak jatuh 97 dari 147 pesawat tak berawak Rusia yang diluncurkan ke negara itu, menunjukkan efektivitas sistem pertahanan udara mereka. Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia melaporkan bahwa pihaknya menembak jatuh hampir 60 pesawat tak berawak Ukraina dan menyatakan satu orang tewas setelah sebuah mobil terbakar menyusul serangan tersebut.
Menyusul rentetan serangan terhadap ibu kota negaranya, Presiden Ukraina Zelensky telah menyerukan tekanan baru yang lebih besar terhadap Rusia. Seruan ini muncul setelah Kremlin menyatakan bahwa mereka “selangkah lebih dekat” menuju pertemuan tatap muka antara mantan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin, meskipun seorang juru bicara mengindikasikan bahwa pembicaraan teknis yang “sulit” masih diperlukan sebelum hal ini dapat terwujud.
Di arena diplomatik, delegasi AS dan Ukraina dijadwalkan bertemu di Arab Saudi pada hari Minggu dalam upaya Washington untuk mencari jalan negosiasi guna mengakhiri konflik. Pada hari Senin, AS juga diperkirakan akan bertemu dengan mitranya dari Rusia, menunjukkan upaya internasional yang kompleks untuk meredakan ketegangan. Namun, Putin sendiri telah menolak seruan bersama AS-Ukraina untuk jeda penuh dan segera selama 30 hari, hanya mengusulkan penghentian serangan terhadap fasilitas energi.
(oln/bbc/*)