Sejarah bulu tangkis Indonesia mencatat 4 Agustus sebagai tanggal keramat, tepat 33 tahun lalu. Pada hari itulah, Alan Budikusuma dan Susy Susanti mengukir tinta emas dengan menyumbangkan medali emas Olimpiade pertama bagi Merah Putih di Olimpiade Barcelona 1992. Namun, siapa sangka, momen bersejarah yang membanggakan itu justru sempat luput dari ingatan kedua legenda hidup tersebut?
Keterkejutan melingkupi wajah Alan dan Susy saat mereka tiba di wePADL, sebuah venue di Cilandak, Jakarta Selatan. Alih-alih rapat bisnis seperti yang mereka duga, keduanya justru disambut meriah dalam sebuah perayaan istimewa. Sebuah kejutan yang didedikasikan untuk memperingati 33 tahun pencapaian bersejarah mereka: raihan medali emas Olimpiade perdana bagi Indonesia.
Tak pelak, haru biru menyelimuti pasangan legendaris yang dikenal dengan julukan Pengantin Olimpiade ini. Momen emosional tersebut semakin spesial karena perayaan bertajuk “33 Years of Gold Couple” itu digelar di wePADL, lini bisnis terbaru yang sedang mereka rintis bersama para kolega. Ini menambah makna personal pada perayaan kilas balik prestasi gemilang mereka.
Alan Budikusuma, dengan senyum merekah, mengungkapkan rasa terima kasihnya. “Waduh, ini surprise banget. Anyway thank you banget, appreciate buat semuanya, partner semua. Terima kasih sudah berkunjung ke wePADL. Kami sangat happy sekali,” ujarnya penuh kebahagiaan. Senada dengan Alan, Susy Susanti pun tak bisa menyembunyikan keterkejutannya. “Terus terang, saya juga tadi kaget. Ada apa? Terus, saya melihat ada video kita. Ini acara apa dan saya juga lupa kalau hari ini tepat 33 tahun lalu dapat emas. Pas banget tanggalnya. Jadi terima kasih banyak buat semuanya rekan-rekan yang di wePADL,” timpal Susy, matanya berkaca-kaca.
Rupanya, kejutan perayaan yang sarat makna ini memang dirancang khusus oleh rekan-rekan bisnis Alan dan Susy. Mereka sengaja merahasiakannya, memanfaatkan agenda awal berupa rapat bisnis sebagai kedok untuk membawa kedua ikon bulu tangkis itu ke lokasi perayaan.
Suasana haru semakin mendalam tatkala video dokumenter yang merangkum perjalanan karier gemilang Alan dan Susy diputar, mengukir kembali memori indah. Sesi tanya jawab pun digelar, mengajak mereka bernostalgia tentang perjuangan berat dalam meraih medali emas Olimpiade Barcelona 1992.
Mengurai benang masa lalu, Susy mengenang betapa luar biasanya momen itu. “Kalau flashback ke 33 tahun lalu, satu ingatan luar biasa adalah setelah 58 tahun Indonesia ikut Olimpiade, kan belum pernah kita dapat emas. Nah karena saat itu bulu tangkis masuk Olimpiade, jadi negara berharap pada bulu tangkis untuk dapet medali,” kenangnya, menyoroti penantian panjang Indonesia untuk sebuah medali emas Olimpiade. Dengan bangga Susy melanjutkan, “Saya dan Ardi sebenarnya yang jadi harapan waktu itu. Ternyata saya bisa selesaikan tugas dengan baik dan satu kebanggaan sekali saya bisa berikan prestasi dan memberikan emas pertama untuk Indonesia.” Sebuah pernyataan yang menegaskan sumbangsih besarnya terhadap sejarah olahraga nasional.
Pada partai final Olimpiade Barcelona 1992, Susy Susanti berhasil mengukir namanya di puncak dengan menyabet medali emas. Ia menaklukkan wakil Korea Selatan, Bang Soo-hyun, dalam pertandingan sengit dengan skor 5-11, 11-5, 11-3, sekaligus memastikan diri sebagai peraih emas Olimpiade perdana bagi Indonesia.
Tak lama berselang, jejak emas Susy diikuti oleh Alan Budikusuma. Dalam final sesama Indonesia yang penuh drama, Alan berhasil menumbangkan rekan senegaranya, Ardy B. Wiranata, yang sebelumnya lebih diunggulkan. Kemenangan Alan dengan skor 15-12, 18-13, melengkapi dominasi bulu tangkis Indonesia di ajang empat tahunan tersebut.
Alan sendiri mengakui bahwa dirinya tidak pernah menyangka akan menjadi juara di Olimpiade Barcelona 1992 dan membawa pulang medali emas. “Saya tidak pernah terpikir bisa juara saat itu. Hal yang sangat luar biasa, karena pada hari yang sama, beda sejam setelah Susy juara, saya jadi juara,” bebernya, mengenang keajaiban yang terjadi. Momen bersejarah itu, di mana sepasang kekasih meraih emas di hari yang sama, menjadi alasan mengapa mereka dijuluki ‘Pengantin Olimpiade’ oleh Ketua Umum PBSI kala itu. “Kejutan juga karena tidak ada ekspektasi juara sebelumnya,” pungkas Alan.
Ringkasan
Alan Budikusuma dan Susy Susanti terkejut dengan perayaan kejutan yang diadakan untuk memperingati 33 tahun medali emas Olimpiade pertama mereka untuk Indonesia di Barcelona 1992. Perayaan ini diadakan di wePADL, lini bisnis terbaru mereka, dan dirancang oleh rekan-rekan bisnis mereka, yang memanfaatkan agenda rapat bisnis sebagai kedok.
Pasangan yang dijuluki “Pengantin Olimpiade” ini mengenang perjuangan mereka meraih medali emas. Susy mengingat bagaimana bulu tangkis menjadi harapan Indonesia untuk meraih emas pertama setelah 58 tahun berpartisipasi di Olimpiade. Alan juga mengakui bahwa dia tidak menyangka akan memenangkan medali emas, menjadikannya momen yang sangat luar biasa dan tak terduga.