
mellydia.co.id Revolusi Yamaha dengan mesin V4 pada MotoGP musim 2026 tidak hanya berpotensi mengguncang tatanan di kejuaraan tetapi juga di antara pembalap mereka sendiri.
Yamaha sedang bergejolak di tengah lanjutan upaya bangkit dari MotoGP.
Dikembangkannya motor Yamaha YZR-M1 versi V4 yang akan dilombakan musim depan membuat pabrikan asal Iwata mengikuti jejak rival-rivalnya.
Selain itu ada sedikit hawa ketegangan antara Yamaha dan Fabio Quartararo sebagai pembalap andalan mereka yang mulai tidak sabar tertahan di posisi tengah.
Quartararo tidak segan melempar komentar-komentar yang cenderung negatif hingga disentil Managing Director Yamaha, Paolo Pavesio.
Yamaha sampai disebut tidak lagi menjadikan El Diablo sebagai poros dalam pengembangan sang penerus dari YZR-M1 inline four yang sudah kehilangan taji di era aerodinamika.
Situasi ini membuat pengamat sekaligus mantan pembalap Marco Melandri turut buka suara.
Soal motor V4, Melandri lebih percaya pada feedback Andrea Dovizioso sebagai pembalap penguji Yamaha bareng Augusto Fernandez.
Dua Bos Ducati Diadu Domba karena Prahara Pecco Bagnaia, Acara Syukuran Juara Hadirkan Jawabannya
“Tampaknya semua pembalap Yamaha mengeluh tentang motor baru ini,” kata Marco Melandri dikutip Bolasport dari GPone.
“Dari pernyataan mereka, saya tidak melihat mereka terlalu antusias dengan M1 yang baru, dan di lintasan, saya mengharapkan lebih dari mesinnya.”
Komentar Quartararo sendiri lebih datar atau netral saat rekan-rekan setimnya tetap mencoba optimistis setelah tes terkini di Valencia bulan lalu.
“Saya bertanya-tanya apakah Yamaha hanya menggertak,” ucap Melandri soal kemungkinan mereka menyembunyikan kekuatan sebenarnya.
“Saya mengatakan ini karena ketidakpuasan para pembalap bertentangan dengan komentar Dovizioso, yang menurut saya tampak proaktif dan optimistis.”
“Meski begitu, saya lebih memilih untuk mempercayai Andrea, karena dialah yang mengembangkan motornya dan memegang kendali penuh atas situasi ini.”
Rasa percara Melandri bisa jadi turut didukung pengalaman Dovizioso yang juga sudah pernah merasakan mesin V4, termasuk saat menjadi andalan Ducati.
Sedangkan soal Quartararo, Melandri tidak kaget kalau dia keluar dari Yamaha saat kontraknya habis akhir tahun depan.
“Berdasarkan pernyataannya dan peristiwa yang terjadi, tampaknya memang begitu,” ucap Dovizioso.
“Fabio bisa saja pergi, tapi mari kita tunggu dan lihat . Saya sendiri punya beberapa pertanyaan (penasaran).”
Eks penunggang motor Yamaha di MotoGP pada 2003-2004 melihat kemungkinan Quartararo justru jadi pembalap yang kesulitan dengan motor barunya.
Jadi pembalap paling senior di Yamaha saat ini dengan pengalaman selama tujuh musim, transisi dari inline four ke V4 dirasa tidak mudah bagi Quartararo.
Quartararo punya gambaran feeling ideal dengan kuda besinya yaitu sensasi yang dirasakannya saat debut gemilangnya di MotoGP 2019.
Berkurangnya pengaruh terhadap pengembangan motor baru bisa menambah runyam tantangan El Diablo musim depan.
“Saya rasa tidak akan mudah bagi Fabio untuk mengulangi kesuksesan yang ia raih dengan mesin empat silinder segaris menggunakan mesin V4,” tandas pria asal Italia ini.
“Yang saya maksud terutama adalah perlunya menemukan setelan yang tepat dan keseimbangan yang tepat untuk motornya.”
“Selama bertahun-tahun, dia sudah terbiasa dengan mesin empat silinder segaris, dan saya rasa transisi ke mesin V4 ini tidak akan mudah,” tandasnya.
Nicolo Bulega Sudah Rasakan Susahnya MotoGP saat Gantikan Marc Marquez, Toprak Razgtalioglu Siap Mental?



