Bos Krakatau Steel Beberkan Proses hingga Utang Turun jadi USD 1,1 Miliar

Posted on

DIREKTUR Utama PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Muhamad Akbar Djohan mengungkapkan pihaknya terus mendorong percepatan restrukturisasi operasional dan utang. Per kuartal ketiga tahun ini, biaya usaha perseroan berhasil diturunkan 12 persen year on year (yoy) menjadi US$ 74,72 juta.

Seiring dengan itu, kata Akbar, kewajiban utang perseroan turut menyusut usai menerima penyesuaian nilai haircut pada asetnya, sehingga kewajiban utang perseroan menjadi sekitar US$ 1,1 miliar dengan beban keuangan per tahun US$ 50 juta.

“Hari ini kami melihat bahwa beberapa investor mulai merespons positif inisiatif transformasi yang tengah kami jalankan, termasuk langkah-langkah perbaikan keuangan, restrukturisasi operasional, serta peluang peningkatan permintaan baja dari proyek hilirisasi industri nasional,” ujar Akbar dalam public expose Krakatau Steel di Jakarta, Selasa, 25 November 2025, seperti dikutip dari Antara.

Ia yakin perusahaan berkode saham KRAS ini bisa bangkit di bawah kelolaan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara Indonesia), yang akan mengelola dana hingga US$ 1 triliun.

“Kami juga sudah masuk dalam keluarga besar Danantara sebagai pengelola kurang lebih 1 triliun dolar AS, sehingga kami sangat yakin Krakatau Steel akan bangkit, Krakatau Steel akan kembali menjadi tuan rumah di negeri sendiri,” kata Akbar.

Sebelumnya BUMN itu juga telah meminta bantuan Danantara untuk menginjeksi modal US$ 500 juta atau sekitar Rp 8,3 triliun.

Menanggapi hal itu, Danantara memastikan pembenahan Krakatau Steel akan terus berjalan guna memperkuat posisi perusahaan sebagai produsen baja nasional yang kompetitif.

Managing Director Stakeholder Management and Communications Danantara Rohan Hafas, beberapa waktu lalu, menyatakan pembenahan di tubuh Krakatau Steel perlu dilakukan secara menyeluruh guna meningkatkan kinerja operasional, sekaligus menciptakan profitabilitas yang berkelanjutan bagi perseroan.

Lebih jauh, Akbar buka suara soal melambungnya harga saham KRAS belakangan ini. Adapun volatilitas harga saham KRAS sepanjang tahun 2025 ini, menurut dia, merupakan hasil dari mekanisme pasar.

Perseroan, menurut dia, juga selalu menyampaikan informasi maupun kejadian material kepada publik sepanjang tahun ini. “Fluktuasi saham KRAS, ini murni didorong oleh respons pasar dan tidak ada informasi atau kejadian material yang belum diumumkan ke publik. Fokus kami menjalankan transformasi operasional, efisiensi biaya, dan tentu memperkuat fundamental jangka panjang.”

Ia pun memastikan bahwa perseroan terus mendorong kolaborasi dengan pemain industri baja global, seperti dengan Nippon Steel dan Posco, yang mana kemitraan strategis ini disambut positif oleh para investor di pasar modal Indonesia.

Data penutupan perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) kemarin menunjukkan bahwa sepanjang tahun saham KRAS tercatat menguat 301 poin atau 298,02 persen year to date (ytd) ke posisi 402, dari sebelumnya di posisi 101 pada awal tahun 2025.

Pilihan Editor: Terus Bertambah Permintaan Baja

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *