Rupiah Menguat? Cek Proyeksi Kurs Rupiah Rabu Ini!

Posted on

JAKARTA, mellydia.co.id – Rupiah menunjukkan taringnya terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan perdagangan Selasa (25/11/2025). Data Bloomberg mencatat, rupiah di pasar spot menguat 0,25% dan bertengger di level Rp 16.657 per dolar AS.

Bank Indonesia (BI) melalui kurs acuan Jisdor juga mencatat penguatan serupa. Rupiah menguat 0,25% secara harian ke posisi Rp 16.667 per dolar AS.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menjelaskan bahwa penguatan rupiah sejalan dengan mata uang regional lainnya. Sentimen “risk on” yang didorong oleh meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed menjadi katalis utama.

Rupiah Berkilau di Tengah Harapan Penurunan Suku Bunga The Fed

Namun, di sisi lain, prospek penurunan suku bunga BI setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) justru terlihat meredup. Hal ini tercermin dari kenaikan imbal hasil obligasi Indonesia.

Lebih lanjut, Lukman menuturkan bahwa investor kini menanti data inflasi tingkat produsen AS (PPI) yang diperkirakan akan mengalami kenaikan. Data ini berpotensi memberikan tekanan balik pada rupiah.

“Sentimen juga akan sangat dipengaruhi oleh pidato para pejabat The Fed serta dinamika di pasar ekuitas,” imbuh Lukman kepada Kontan, Selasa (25/11). Untuk Rabu (26/11), Lukman memproyeksikan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.600 – Rp 16.700 per dolar AS.

Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, menambahkan bahwa pelaku pasar tampaknya semakin yakin bahwa The Federal Reserve (Fed) akan mengambil langkah pemangkasan suku bunga pada pertemuan bulan Desember mendatang. Keyakinan ini tumbuh seiring dengan data ekonomi AS yang terus mengalir.

Senada, Rupiah Jisdor Menguat 0,25% ke Rp 16.667 per Dolar AS pada Selasa (25/11)

“Hal ini tercermin dari komentar ‘dovish‘ para pejabat Federal Reserve yang meningkatkan probabilitas penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan bulan Desember,” jelas Ibrahim, Selasa (25/11).

Komentar terbaru datang dari Gubernur Fed Christopher Waller yang memberikan sinyal dukungan untuk penurunan suku bunga di bulan Desember, sejalan dengan pernyataan Presiden Fed New York, John Williams, pada Jumat lalu.

Waller berpendapat bahwa penurunan suku bunga di bulan Desember sangat mungkin terjadi karena adanya indikasi pelemahan di pasar tenaga kerja.

Saat ini, pasar memperkirakan peluang hampir 80% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar seperempat poin pada pertemuan bulan depan. Angka ini melonjak signifikan dari sebelumnya hanya 30% sebelum pernyataan-pernyataan tersebut, menurut perangkat CME FedWatch.

Rupiah Spot Berhasil Ditutup Menguat 0,25% ke Rp 16.657 per Dolar AS pada Selasa (25/11/2025)

Ibrahim memproyeksikan bahwa pada hari Rabu (26/11), rupiah akan bergerak fluktuatif namun diperkirakan akan ditutup melemah di rentang Rp 16.650 – Rp 16.700 per dolar AS.

Ringkasan

Rupiah menguat terhadap dolar AS pada Selasa (25/11/2025), baik di pasar spot maupun kurs acuan Jisdor Bank Indonesia. Penguatan ini didorong oleh sentimen “risk on” dan meningkatnya ekspektasi pemangkasan suku bunga oleh The Fed. Analis memproyeksikan pergerakan rupiah pada Rabu (26/11) akan berada di kisaran Rp 16.600 – Rp 16.700 per dolar AS.

Meskipun demikian, investor juga menantikan data inflasi tingkat produsen AS (PPI) yang dapat memberikan tekanan balik pada rupiah. Pengamat memprediksi rupiah akan bergerak fluktuatif, namun diperkirakan akan ditutup melemah di rentang Rp 16.650 – Rp 16.700 per dolar AS pada hari Rabu. Komentar “dovish” dari pejabat The Fed juga meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga di bulan Desember.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *