IHSG Terkoreksi Akhir Pekan, Peluang Buy on Weakness?

Posted on

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup sedikit melemah pada hari Jumat (21 November 2025), turun tipis 0,07% ke level 8.414,35. Meskipun terkoreksi di penghujung pekan, performa IHSG secara keseluruhan masih positif, mencatatkan kenaikan mingguan sebesar 16,21 poin atau 0,19%.

Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, mengamati bahwa pergerakan IHSG sepanjang minggu ini cenderung sideways. Ketidakpastian pasar dipicu oleh ekspektasi yang meredup terkait pemangkasan suku bunga oleh The Fed pada bulan Desember 2025.

“Minggu ini, IHSG memang cenderung sedikit tertekan karena pelaku pasar memperhitungkan peluang penurunan suku bunga The Fed yang semakin menipis. Hal ini menimbulkan kekhawatiran tentang kemungkinan pemotongan suku bunga, baik di bulan Desember maupun September tahun depan,” ungkap Nafan kepada Kontan, Jumat (21/11/2025).

Di sisi domestik, keputusan Bank Indonesia (BI) untuk mempertahankan BI rate sempat memberikan dorongan sesaat bagi IHSG. Namun, euforia tersebut tidak bertahan lama. “IHSG sempat menguat setelah pengumuman BI, namun sifatnya hanya sementara karena aksi profit taking marak terjadi pada hari Jumat,” jelasnya.

Rekomendasi Saham United Tractors (UNTR): Tantangan Batubara & Peluang Diversifikasi

Terlepas dari tekanan tersebut, Nafan menegaskan bahwa struktur tren IHSG secara teknikal masih menunjukkan sinyal positif. “Fase bullish consolidation masih berlaku. Selama pola ini tetap terjaga, diharapkan IHSG dapat kembali membangun fase uptrend,” ujarnya optimis.

Herditya Wicaksana, analis Teknikal MNC Sekuritas, berpendapat bahwa dinamika IHSG sepanjang minggu ini dipengaruhi oleh kombinasi sentimen global dan domestik. Ia menyoroti keputusan BI untuk mempertahankan BI rate di level 4,75% pada bulan Oktober sebagai salah satu katalis utama yang menjaga stabilitas pasar.

“Keputusan BI mempertahankan suku bunga di 4,75% merupakan faktor penting karena memberikan sinyal stabilitas moneter, dan ini cukup mendukung pergerakan positif IHSG sepanjang minggu ini,” kata Herditya kepada Kontan, Jumat (21/11/2025).

Dari ranah eksternal, kebijakan bank sentral Amerika Serikat terus membayangi pergerakan pasar. Federal Reserve diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuan di level 4% pada bulan Desember mendatang.

Namun, kabar baiknya, aliran dana asing kembali membanjiri pasar modal Indonesia dalam jumlah yang cukup signifikan. Berdasarkan data hingga Kamis (20/11/2025), tercatat inflow asing sebesar Rp3,8 triliun, yang turut menopang IHSG menjelang akhir pekan. Herditya menjelaskan bahwa masuknya dana asing memberikan ruang bagi penguatan, meskipun aksi ambil untung pada hari Jumat menyebabkan IHSG mengalami koreksi tipis.

Secara teknikal, Herditya melihat bahwa IHSG masih berada dalam tren penguatan jangka menengah. Meskipun volatilitas jangka pendek mungkin muncul seiring dengan dinamika global, arah pergerakan indeks secara keseluruhan masih cukup konstruktif.

Simak Rekomendasi Saham XLSmart (EXCL) yang Bagi Dividen Perdana Usai Merger

Ringkasan

IHSG ditutup melemah tipis 0,07% pada akhir pekan, meskipun secara mingguan mencatatkan kenaikan. Pergerakan sideways IHSG dipengaruhi oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed yang meredup dan aksi profit taking setelah keputusan Bank Indonesia mempertahankan BI rate. Meskipun demikian, secara teknikal struktur tren IHSG masih menunjukkan sinyal positif.

Kombinasi sentimen global dan domestik mempengaruhi dinamika IHSG, dengan keputusan BI mempertahankan suku bunga sebagai faktor stabilisasi. Aliran dana asing sebesar Rp3,8 triliun turut menopang IHSG, meskipun aksi ambil untung menyebabkan koreksi tipis. Secara teknikal, IHSG masih berada dalam tren penguatan jangka menengah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *