Efektifkah Rencana Amran Bangun Peternakan Sapi Rp 2,4 Triliun

Posted on

MENTERI Pertanian Amran Sulaiman akan membangun dua peternakan sapi yang akan berlokasi di Jawa Timur dan Jawa Barat. “Untuk peternakan sapi, satu paket itu dari hulu ke hilir, Rp 2,4 triliun,” katanya dalam keterangan tertulis, Jumat, 21 November 2025.

Pembangunan satu peternakan sapi akan menelan biaya senilai Rp 2,4 triliun yang berasal dari Badan Pengelola Investasi Danantara. Ia menargetkan satu peternakan dapat menampung sebanyak 67 ribu ekor sapi perah.

Data Kementerian Pertanian menyebutkan masih ada celah antara produksi daging sapi atau kerbau lokal dan kebutuhan konsumsi nasional. Dalam proyeksi neraca pangan daging sapi/kerbau per 2 November 2025, estimasi produksi daging sapi/kerbau lokal setahun ini berkisar di 413,8 ribu ton. Sementara kebutuhan konsumsi setahun berada di 787,4 ribu ton.

Namun Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas Syafruddin Karimi berpendapat proyek pembangunan peternakan sapi tidak bisa menjadi solusi untuk menutup celah antara produksi dan konsumsi nasional. Dalam perhitungannya, ada defisit sekitar 373,6 ribu ton atau 47 persen dari jumlah produksi lokal.

Dengan asumsi berat karkas 250 kilogram per ekor, menurut Syafruddin 67 ribu ekor sapi per peternakan hanya menyumbang sekitar 16,75 ribu ton daging per siklus pemotongan. Dalam hitungannya itu juga, nantinya masih akan ada defisit sekitar 4–5 persen.

Oleh sebab itu, ia menilai proyek pembangunan peternakan sapi lebih realistis sebagai langkah investasi dan pusat produksi strategis, tapi tidak menjawab persoalan neraca daging nasional yang sifatnya struktural. “Apalagi jika tidak dibarengi perbaikan serius di peternakan rakyat, tata niaga, dan produktivitas di seluruh daerah.”

Lebih jauh Syafruddin kemudian mengingatkan proyek pembangunan peternakan sapi berskala besar hanya bisa menjadi solusi nyata jika pemerintah menempatkannya sebagai katalis perubahan, bukan sebagai satu-satunya motor produksi. Ia pun menyarankan agar pemerintah menjadikan peternakan sapi tersebut untuk membantu menambah pasokan, menyediakan bibit berkualitas, dan menjadi laboratorium hidup bagi teknologi reproduksi, pakan, serta manajemen kesehatan hewan yang mengalir kepada peternak rakyat.

Syafruddin juga meminta agar pemerintah merancang skema kemitraan yang kuat dengan koperasi dan peternak kecil. “Bukan menyingkirkan mereka dari pasar,” kata dia.

Tanpa desain kemitraan yang jelas, Syafruddin khawatir proyek tersebut berubah menjadi kantong produksi eksklusif yang hanya menambah sedikit pasokan nasional. Ia khawatir masalah utama seperti rendahnya produktivitas, ketergantungan impor, rantai distribusi yang panjang, dan lemahnya posisi tawar peternak tetap terjadi.

Pilihan Editor: Amran Sulaiman: Produksi Beras Naik atau Enggak?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *