IHSG Merah! Sentimen Pasar Akhir Pekan Ini Wajib Dicermati

Posted on

mellydia.co.id JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan di akhir pekan dengan sentuhan merah. Pada Jumat (21 November 2025), indeks harus rela mengakhiri sesi di zona negatif.

IHSG parkir di level 8.414,35, terkoreksi tipis sebesar 0,07%. Meskipun demikian, kabar baiknya, IHSG masih mampu membukukan kenaikan mingguan yang cukup berarti, yakni sebesar 16,21 poin atau setara dengan 0,19%.

Kinerja Reksadana Saham Melesat, Didorong Rally IHSG dan Rebound Saham Blue Chip

Herditya Wicaksana, Analis Teknikal MNC Sekuritas, menyoroti dinamika yang memengaruhi pergerakan IHSG selama sepekan terakhir. Menurutnya, kombinasi sentimen global dan domestik menjadi kunci. Salah satu faktor yang berperan penting adalah keputusan Bank Indonesia untuk mempertahankan BI Rate di level 4,75% pada bulan Oktober, yang memberikan stabilitas bagi pasar.

“Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di 4,75% menjadi sinyal positif yang menjaga stabilitas moneter. Hal ini menjadi amunisi yang cukup kuat untuk mempertahankan tren positif IHSG sepanjang minggu ini,” jelas Herditya kepada Kontan, Jumat (21/11/2025).

Dari sisi eksternal, kebijakan bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed), turut memberikan pengaruh. Pasar memprediksi The Fed masih akan cenderung mempertahankan suku bunga acuannya di angka 4% pada pertemuan Desember mendatang.

IHSG Menguat Tipis 0,19% ke 8.414 Sepekan Terakhir, Ini Kata Analis

Di tengah berbagai sentimen, aliran dana asing (inflow) kembali membanjiri pasar modal Indonesia. Data hingga Kamis (20/11/2025) menunjukkan, inflow asing mencapai angka yang cukup signifikan, yakni Rp3,8 triliun. Dana asing ini menjadi penopang penting bagi IHSG menjelang penutupan akhir pekan.

Herditya menambahkan, derasnya aliran dana asing memberikan ruang bagi penguatan indeks. Meskipun aksi ambil untung (profit taking) pada hari Jumat menyebabkan koreksi tipis, secara keseluruhan, sentimen tetap positif.

Dari sudut pandang teknikal, Herditya melihat bahwa tren IHSG masih menunjukkan pola penguatan dalam jangka menengah. Walaupun volatilitas jangka pendek mungkin terjadi seiring dengan dinamika global, arah pergerakan indeks secara umum masih cukup konstruktif, memberikan harapan bagi investor.

Ringkasan

IHSG ditutup melemah tipis 0,07% ke level 8.414,35 pada perdagangan Jumat, 21 November 2025, meskipun mencatatkan kenaikan mingguan sebesar 0,19%. Analis menyebut kombinasi sentimen global dan domestik memengaruhi pergerakan IHSG, termasuk keputusan Bank Indonesia mempertahankan BI Rate di level 4,75%.

Selain itu, pasar juga memperhatikan kebijakan The Fed yang diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuannya. Aliran dana asing (inflow) yang signifikan, mencapai Rp3,8 triliun hingga Kamis, turut menopang IHSG, meskipun aksi ambil untung sempat terjadi. Secara teknikal, tren IHSG masih menunjukkan potensi penguatan dalam jangka menengah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *