Naiknya Islam Makhachev ke takhta kelas welter UFC menjadi salah satu peristiwa paling disorot dalam dunia seni bela diri campuran. Keberhasilan petarung asal Dagestan ini tidak hanya menghadirkan seorang juara baru, tetapi juga deretan penantang gelar yang berpotensi mengubah dinamika divisi. Dari sekian banyak talenta baru yang bersinar, satu nama secara khusus berhasil mencuri perhatian Makhachev sendiri.
Islam Makhachev secara dominan mengukuhkan posisinya sebagai raja baru kelas welter setelah menaklukkan juara bertahan, Jack Della Maddalena, dalam pertarungan gelar utama UFC 322. Laga epik yang berlangsung pada Sabtu, 15 November 2025, di Madison Square Garden Arena, New York, Amerika Serikat, menyaksikan Makhachev meraih kemenangan angka mutlak. Gebrakan mantan juara kelas ringan ini sekaligus menegaskan pergeseran peta kekuatan signifikan yang terjadi di divisi 170 pon pada malam pertarungan tersebut.
Sebelum Makhachev mengamankan sabuknya, malam bersejarah di UFC 322 tersebut juga dihiasi oleh penampilan cemerlang dari dua petarung divisi 170 pon lainnya. Mereka adalah Michael Morales dan Carlos Prates, yang keduanya berhasil menumbangkan lawan dengan peringkat lebih tinggi. Morales melanjutkan rekor tak terkalahkannya hingga 19 laga beruntun di semua ajang MMA, dengan mencetak kemenangan TKO pada ronde pertama atas penantang gelar peringkat dua, Sean Brady. Sementara itu, Prates membuat kejutan besar dengan menghabisi Leon Edwards, petarung peringkat empat sekaligus mantan juara kelas welter, hanya dalam dua ronde.
Namun, dari semua penampilan luar biasa di malam itu, performa Carlos Prates-lah yang paling mencuri perhatian Islam Makhachev, dan itu terjadi karena dua alasan utama. Pertama, Prates berhasil mengalahkan mantan juara divisi, Leon Edwards, dengan cara KO yang sangat meyakinkan. Sebuah hook kiri mematikan dari petarung asal Brasil itu mendarat telak di wajah Edwards, membuatnya terjatuh keras dan tampaknya sudah kehilangan kesadaran sebelum Prates sempat melepaskan pukulan terakhir yang dilerai wasit. Kedua, yang lebih mengejutkan Makhachev, Prates menunjukkan performa puncak tersebut setelah dikenal dengan gaya hidup yang jauh dari citra olahragawan profesional yang sehat.
Dalam konferensi pers pasca-laga, Makhachev secara terang-terangan mengungkapkan kekagumannya. “Prates, dia mengalahkan mantan juara, dengan KO yang begitu jelas,” ujarnya. “Keduanya (Carlos Prates dan Michael Morales) petarung yang bagus, sangat kuat, muda. Dan saya terkejut bagaimana mereka yang merokok sepanjang hari bisa mengalahkan mantan juara,” tambahnya dengan nada heran. Berbanding terbalik dengan Prates, Makhachev dikenal dengan regimen diet ketat dan disiplin tinggi. Bahkan, keputusannya untuk naik ke kelas welter sangat disyukurinya karena ia tidak lagi perlu memangkas berat badan secara ekstrem seperti saat di kelas ringan. Namun, fakta bahwa Prates tidak hanya merokok tetapi juga mengonsumsi makanan manis yang biasanya dihindari jelang pertandingan—seperti kue Nutella yang disebutkan oleh Makhachev dan Prates sendiri saat menunggu di pintu masuk oktagon—membuat Makhachev hanya bisa geleng-geleng kepala. Ketika seorang wartawan menyebut bahwa Prates mengklaim kue Nutella memberinya energi ekstra, Makhachev hanya membalasnya dengan senyum kecut.
Dengan nada bercanda, Makhachev melanjutkan, “Saya tidak tahu siapa ahli gizinya. Mereka terlihat besar tetapi tidak perlu memangkas berat badan yang signifikan, tapi dia petarung yang bagus.” Ia benar-benar terkesima dengan aksi Prates. “Performa yang gila, menghabisi mantan juara, seperti membuatnya terlihat mudah,” imbuhnya, seraya mengukuhkan 16 kemenangan beruntunnya, menyamai rekor legendaris Anderson Silva di UFC. Meskipun terkesan dengan Carlos Prates, Makhachev tidak melihatnya sebagai lawan yang ideal untuk pertahanan gelar perdananya. Ia justru menunjuk nama besar lainnya di kelas welter: Kamaru Usman. Mantan penguasa divisi dengan rekor 15 kemenangan beruntun sebelum dikalahkan Leon Edwards dengan tendangan kepala, “The Nigerian Nightmare” telah menunjukkan tanda-tanda kebangkitan setelah mendominasi Joaquin Buckley pada Juni lalu. Hal ini menjadikan Usman target utama Makhachev dalam upaya mengukuhkan dominasinya di divisi baru ini.



