mellydia.co.id JAKARTA. Mayoritas bursa saham Asia dibuka dalam tekanan dan terpantau melemah signifikan pada perdagangan Selasa pagi, 18 November 2025. Penurunan ini terjadi seiring kekhawatiran pasar yang terus berlanjut. Pada pukul 08.18 WIB, beberapa indeks utama menunjukkan pelemahan yang mencolok: indeks Nikkei 115 anjlok 1.176,55 poin atau 2,36% ke level 49.107,32, disusul oleh Kospi yang merosot 51,05 poin atau 1,25% menjadi 4.038,22. Sementara itu, ASX 200 Australia juga terkoreksi 99,90 poin atau 1,16% ke 8.536,50. Indeks lainnya seperti Straits Times Singapura turun tipis 8,84 poin atau 0,20% ke 4.535,04, dan FTSE Malaysia kehilangan 1,47 poin atau 0,09% ke 1.625,96.
Pelemahan bursa saham Asia ini tidak terlepas dari sentimen negatif yang merambat dari Wall Street, setelah pasar Amerika Serikat juga mencatat penurunan. Kondisi ini diperparah oleh aksi jual saham global yang terus berlanjut, didorong oleh kekhawatiran investor terhadap valuasi saham sektor teknologi yang dinilai terlalu tinggi. Akibatnya, banyak investor mulai mengalihkan fokus dari aset-aset berisiko, terutama menjelang rilis laporan kinerja Nvidia Corp yang sangat dinantikan, serta sejumlah data ekonomi penting Amerika Serikat yang akan diumumkan pekan ini.
Situasi ini mencerminkan tren penurunan yang lebih luas di pasar global. Mengutip laporan dari Bloomberg, indeks MSCI yang mencakup semua negara kini berada pada level terendah dalam satu bulan terakhir, mengindikasikan tekanan jual yang masif. Secara spesifik, saham-saham Asia sendiri terpantau berada dalam jalur penurunan untuk hari ketiga berturut-turut, menandakan bahwa sentimen negatif telah mengakar kuat di kawasan ini.
Bursa Asia Bervariasi, Indeks Nikkei 225 Melemah di Pagi Ini (17/11)
Menanggapi dinamika pasar ini, Chris Larkin dari E-Trade, sebuah divisi dari Morgan Stanley, seperti dikutip Bloomberg, menyoroti pentingnya laporan kinerja Nvidia. “Laporan pekerjaan bulanan biasanya mendominasi kalender ekonomi minggu ini, tetapi dengan perdagangan AI yang sedang berjuang dalam beberapa minggu terakhir, pendapatan Nvidia tampak seperti bagian penting dari teka-teki momentum pasar,” ujar Larkin. Pernyataannya menggarisbawahi bagaimana performa perusahaan raksasa teknologi tersebut dapat menjadi penentu arah pasar di tengah ketidakpastian.



