Bitcoin Anjlok! Tekanan Jual Tinggi Picu Koreksi Lebih Dalam

Posted on

mellydia.co.id – JAKARTA. Pasar kripto bergejolak hebat di akhir pekan, menghapus seluruh keuntungan yang sempat diraih Bitcoin sejak awal tahun 2025. Aksi jual besar-besaran ini membuat investor was-was, mempertanyakan ketahanan aset kripto utama ini.

Menurut data Cointelegraph pada Senin (17/11/2025) pukul 18.15 WIB, harga Bitcoin (BTC) saat ini berada di kisaran US$ 95,568. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 0,43% dalam sehari dan penurunan signifikan sebesar 9,80% dalam seminggu terakhir. Pertanyaannya, apa yang menyebabkan penurunan mendadak ini?

Fyqieh Fachrur, Analis Tokocrypto, menjelaskan bahwa pelemahan harga Bitcoin di awal pekan ini disebabkan oleh sentimen pasar yang semakin negatif. Bahkan, Bitcoin sempat menyentuh level terendah di $93.000, memicu penurunan Indeks Fear & Greed ke angka 10, yang menandakan zona ketakutan ekstrem. Kondisi ini mencerminkan kecemasan mendalam di kalangan investor.

Bitcoin Bertahan di Dekat Level Terendah Enam Bulan

“Kondisi ini menunjukkan bahwa para pelaku pasar cenderung menghindari risiko, yang menyebabkan peningkatan tekanan jual dan pergerakan harga yang cenderung melemah,” jelas Fyqieh kepada Kontan pada hari Senin. Keengganan terhadap risiko ini semakin memperburuk situasi Bitcoin.

Selain itu, dalam dua minggu terakhir, ETF Bitcoin mencatat outflow (arus keluar dana) lebih dari US$ 2,3 miliar. Jumlah ini mengindikasikan penurunan permintaan dari investor institusional, yang sebelumnya menjadi pendorong utama kenaikan harga Bitcoin. Menurunnya minat dari investor besar ini menjadi sinyal yang mengkhawatirkan.

Dari sisi makroekonomi, ekspektasi pasar terhadap pemangkasan suku bunga oleh The Fed juga mengalami penurunan. Peluang penurunan suku bunga pada Desember 2025 merosot tajam dari lebih 80% menjadi sekitar 44%. Akibatnya, investor cenderung beralih ke aset yang dianggap lebih aman dan menjauhi aset berisiko seperti kripto. Perubahan ekspektasi kebijakan moneter ini memberikan tekanan tambahan pada Bitcoin.

Fyqieh memproyeksikan bahwa tren pergerakan harga Bitcoin dalam seminggu ke depan cenderung masih akan berada dalam fase korektif, dengan risiko penurunan lanjutan yang relatif lebih besar selama sentimen pasar belum membaik. Artinya, investor perlu bersiap menghadapi potensi penurunan lebih lanjut.

Terlebih lagi, dengan kondisi pasar saat ini yang berada dalam kondisi extreme fear (ketakutan ekstrem), analisis teknikal juga menunjukkan pola bearish (tren menurun) seperti death cross (persilangan maut), dan beberapa level support (dukungan) kuat telah ditembus. Kombinasi faktor-faktor ini menciptakan lingkungan yang sangat menantang bagi Bitcoin.

Dihantam Tekanan Global, Bitcoin Nyaris Nol Kenaikan Sejak Awal 2025

“Kondisi seperti ini biasanya membuat harga lebih rentan terhadap pelemahan tambahan sebelum stabil atau berbalik arah,” lanjutnya. Artinya, potensi penurunan lebih lanjut masih sangat mungkin terjadi sebelum Bitcoin menemukan titik stabil.

Namun, Fyqieh mencermati bahwa peluang terjadinya rebound (pemulihan) tetap ada apabila harga mampu bertahan di zona support (dukungan) kuat, khususnya area US$ 89.000 – US$ 91.000, yang secara historis menjadi titik minat beli. Dari sisi psikologis, kawasan itu berpotensi memunculkan aksi akumulasi baru dari pelaku pasar jangka panjang. Zona harga ini menjadi kunci untuk memantau potensi pembalikan arah.

Meskipun pasar saat ini tengah berada dalam fase koreksi, Fyqieh menjelaskan bahwa ada beberapa sentimen positif yang masih berpotensi menopang harga Bitcoin di sisa tahun ini dan tahun 2026. Sentimen-sentimen ini bisa menjadi katalis positif di tengah gejolak pasar.

Faktor pertama yang paling berpengaruh adalah kebijakan moneter global. Jika dalam beberapa bulan mendatang The Fed mulai memberikan sinyal yang lebih jelas mengenai penurunan suku bunga, maka minat investor terhadap aset berisiko seperti Bitcoin bisa saja meningkat. Sinyal dari The Fed akan menjadi penentu arah pasar kripto.

Dari sisi adopsi institusional, arus modal ke instrumen seperti spot Bitcoin ETF berpotensi kembali menguat ketika volatilitas mereda dan sentimen pasar membaik. Meskipun terjadi outflow, kapasitas ETF sebagai pintu masuk bagi investor besar tetap menjadi faktor struktural yang mendukung harga Bitcoin dalam jangka panjang. ETF tetap menjadi infrastruktur penting bagi pertumbuhan Bitcoin di masa depan.

Selain itu, faktor fundamental Bitcoin sendiri, terutama pasca-halving 2024, masih menjadi narasi bullish (tren naik) yang kuat menuju 2026. Pengurangan pasokan Bitcoin melalui halving terus menjadi daya tarik jangka panjang bagi investor.

Harga Bitcoin Terkoreksi ke Bawah US$ 100.000, Simak Faktor Pemicunya

Dari sisi makro dan geopolitik, ketidakpastian global seperti melemahnya nilai mata uang fiat di beberapa negara, tingginya inflasi, atau meningkatnya minat terhadap aset digital sebagai lindung nilai juga dapat mendorong permintaan Bitcoin. Dalam kondisi ekonomi yang tidak pasti, Bitcoin sering dipandang sebagai aset alternatif.

“Kombinasi faktor-faktor tersebut membuat prospek jangka menengah hingga panjang Bitcoin tetap konstruktif, meskipun pasar jangka pendek saat ini masih dibayangi tekanan korektif,” jelasnya. Meskipun ada tantangan jangka pendek, prospek jangka panjang Bitcoin tetap menarik.

Melihat kondisi pasar Bitcoin yang masih berada dalam fase koreksi dengan sentimen ketakutan ekstrem, Fyqieh mengatakan bahwa proyeksi harga hingga akhir tahun cenderung berada dalam rentang yang lebih lebar dan konservatif. Ekspektasi harga yang realistis sangat penting di tengah volatilitas pasar.

Saat ini, Bitcoin bergerak di sekitar area US$ 93.000 – US$ 95.000, dengan beberapa support (dukungan) kuat di kisaran US$ 89.000 – US$ 91.000. Jika level-level ini dapat bertahan, Bitcoin berpeluang stabil dan membentuk dasar harga baru untuk pemulihan jangka pendek menuju area US$ 98.000 – US$ 100.000 dalam beberapa minggu ke depan. Level-level ini akan menjadi kunci dalam menentukan arah pergerakan harga Bitcoin.

Namun, apabila tekanan jual yang dipicu oleh outflow ETF, kondisi makro, atau likuidasi lanjutan kembali meningkat, maka harga Bitcoin berpotensi menguji support (dukungan) yang lebih rendah. Investor harus mewaspadai potensi penurunan lebih lanjut jika tekanan jual meningkat.

Dalam skenario bearish (tren menurun), kisaran bawah yang perlu diperhatikan berada di area US$ 85.000 – US$ 88.000, yang merupakan batas psikologis penting sekaligus area invalidasi bagi skenario pemulihan jangka pendek. Penembusan level tersebut bisa memperlebar risiko penurunan yang lebih dalam. Zona harga ini merupakan level kritis yang perlu dipantau dengan cermat.

Ringkasan

Harga Bitcoin mengalami penurunan signifikan, menghapus keuntungan awal tahun 2025. Penurunan ini disebabkan sentimen pasar negatif, outflow ETF Bitcoin yang mencapai US$2,3 miliar, dan ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed yang merosot. Analis memprediksi tren korektif akan berlanjut, dengan risiko penurunan lebih lanjut jika sentimen pasar tidak membaik dan level dukungan ditembus.

Meskipun demikian, peluang rebound tetap ada jika Bitcoin bertahan di zona dukungan US$89.000 – US$91.000. Faktor positif seperti potensi sinyal penurunan suku bunga dari The Fed, penguatan kembali arus modal ke ETF Bitcoin, dan narasi bullish pasca-halving 2024 dapat menopang harga Bitcoin di sisa tahun ini dan tahun 2026. Investor perlu memantau level dukungan dan resistensi untuk menentukan arah pergerakan harga.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *