
mellydia.co.id Perjuangan tunggal putri kebanggaan Indonesia, Gregoria Mariska Tunjung, di arena Kumamoto Masters 2025 akhirnya harus pupus di partai puncak. Kiprah Gregoria berakhir antiklimaks setelah takluk dalam pertarungan ketat di final, menyisakan kekalahan tipis yang menyakitkan.
Dalam laga puncak yang penuh tensi tersebut, Gregoria Mariska Tunjung terpaksa mengakui keunggulan lawan tangguhnya, Ratchanok Intanon dari Thailand, yang notabene adalah mantan pemain nomor satu dunia. Pertandingan final tunggal putri Kumamoto Masters 2025 ini memperlihatkan duel strategi dan mentalitas tingkat tinggi.
Faktor kesalahan sendiri yang berulang kali terjadi serta inkonsistensi dalam menjaga soliditas reli menjadi salah satu penyebab utama kekalahan Gregoria. Pemain yang sempat menghadapi cobaan hiatus karena vertigo ini harus takluk setelah tampil dalam laga yang sangat sengit, di mana setiap poin diperebutkan dengan gigih.
Sejak awal pertandingan, kedua pemain menunjukkan permasalahan masing-masing yang cukup jelas. Gregoria Mariska Tunjung tampak kesulitan menjinakkan net, dengan rentetan kesalahan yang membuat kok membentur bibir jaring. Sementara itu, Ratchanok Intanon juga menghadapi tantangan serupa di awal, dengan pukulan memanjang ke area baseline yang kurang akurat, mengindikasikan bahwa ia belum sepenuhnya beradaptasi dengan kondisi angin di lapangan.
Meski demikian, Intanon terlihat lebih cepat dalam memanfaatkan celah dan keuntungan yang ia miliki untuk mendulang poin. Gregoria sebenarnya sempat memiliki momentum emas di gim pertama, berhasil membalikkan keadaan dari ketertinggalan 2-7 menjadi keunggulan 9-7, berkat beberapa pengembalian Intanon yang keluar lapangan.
Hasil Final Kumamoto Masters 2025 – Libas 2 Pasangan Terbaik Tuan Rumah, Tan/Thinaah Hadirkan Gelar untuk Malaysia
Namun, harapan itu sirna ketika Gregoria, yang akrab disapa Jorji, terpancing untuk meladeni adu pukulan depan dengan Intanon. Momentum pun berbalik arah, dengan Intanon berhasil memimpin perolehan angka dan tak terkejar sejak meraih keunggulan krusial 13-12. Gim pertama akhirnya menjadi milik mantan ratu bulutangkis Thailand tersebut, yang diuntungkan oleh banyaknya kesalahan Gregoria di poin-poin akhir.
Memasuki gim kedua, situasi belum banyak berubah bagi Gregoria. Saat Intanon mulai tampil lebih percaya diri dengan pukulan-pukulan memanjangnya, Jorji masih kesulitan menyeberangkan kok dalam upaya-upaya antisipasi yang lembut. Permainan net Intanon memang patut diacungi jempol, terlihat begitu apik dan seringkali menyulitkan Gregoria.
Bahkan, Gregoria hanya bisa tersenyum tipis ketika netting tipisnya mampu dikembalikan Intanon dengan backhand yang menyilang tipis ke sisi lainnya, membuatnya semakin tertinggal 4-9. Meskipun demikian, Gregoria menolak menyerah. Dengan semangat juang luar biasa, ia berhasil memangkas selisih skor sejauh enam angka dari 4-10 menjadi 11-12.
Tantangan yang lebih besar kembali menghadang Gregoria saat ia tertinggal jauh lagi di skor 13-18. Namun, Jorji tak patah semangat. Ia masih terlihat menikmati pertandingan, merayakan setiap poin yang berhasil diraihnya, menunjukkan mentalitas atlet sejati.
Sayangnya, di poin-poin krusial, Gregoria kembali kalah solid dari Intanon yang lebih berpengalaman dalam mengelola tekanan. Sebuah antisipasi memanjang yang jatuh tipis di luar garis memberikan Intanon kesempatan championship point dengan skor 20-16.
Peluang yang hampir tertutup itu tak lantas membuat Gregoria menyerah. Ia terus berjuang, hingga smes lurusnya yang akurat berhasil membuahkan deuce, mengubah skor menjadi 20-20. Intanon pun kembali menunjukkan sentuhan magisnya dengan melancarkan netting silang yang sangat tipis, hingga kok sempat menyentuh bibir net.
Pengembalian yang dilakukan Gregoria sambil menjatuhkan badan tidak cukup untuk membuat kok kembali menyeberang lapangan. Sambaran keras Intanon yang tak dapat diantisipasi dengan baik oleh Gregoria akhirnya menutup pertandingan yang alot dan mendebarkan ini. Gregoria harus mengakui keunggulan Intanon dengan skor 16-21, 20-22. Intanon pun menunjukkan apresiasi dengan memberikan jempol kepada Jorji, sebagai tanda penghormatan atas perjuangan Gregoria yang luar biasa.
Hasil Final Kumamoto Masters 2025 – Kim/Seo Minta Ampun Hanya Ilusi, Sensasi Penakluk 4 Ganda Putra Malaysia Berakhir
Ringkasan
Gregoria Mariska Tunjung harus mengakui keunggulan Ratchanok Intanon di final Kumamoto Masters 2025. Pertandingan ketat tersebut diwarnai dengan kesalahan sendiri dari Gregoria dan soliditas reli yang kurang konsisten. Intanon, mantan pemain nomor satu dunia, mampu memanfaatkan celah dan memimpin perolehan poin, terutama di poin-poin krusial.
Meskipun Gregoria menunjukkan semangat juang yang tinggi dan sempat memberikan perlawanan sengit, Intanon lebih berpengalaman dalam mengelola tekanan. Pada akhirnya, Intanon memenangkan pertandingan dengan skor 21-16 dan 22-20. Intanon memberikan apresiasi kepada Gregoria atas perjuangannya.



