Menteri Perindustrian: Akal Imitasi Mendorong Efisiensi, Inovasi, Daya Saing

Posted on

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengambil langkah strategis untuk menggenjot akselerasi adopsi Kecerdasan Buatan (AI) di sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM). Inisiatif ini bertujuan vital untuk memacu daya saing industri manufaktur nasional. Penekanan pada transformasi digital ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) dan PT Media Wave Interaktif (MWX). Momen penting ini berlangsung dalam rangkaian Workshop Pemanfaatan AI untuk IKM di Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 14 November 2025.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa AI telah menjadi pilar utama dalam mendorong efisiensi dan inovasi di dunia industri. “Di tengah derasnya arus perubahan teknologi, kecerdasan buatan berdiri sebagai salah satu pilar krusial yang menggerakkan efisiensi, inovasi, sekaligus daya saing,” ujar Menteri Agus, seperti dikutip dari keterangan tertulis pada Sabtu, 15 November 2025.

Menurut Agus, teknologi revolusioner ini tidak sekadar mempercepat otomatisasi proses produksi, melainkan juga memfasilitasi analisis data yang jauh lebih akurat. Implementasi ini memungkinkan industri untuk melambungkan produktivitas, memperkokoh rantai pasok, dan secara tangkas menghasilkan produk yang sangat responsif terhadap dinamika serta kebutuhan pasar.

Transformasi digital, menurut politikus Partai Golkar ini, menjadi sebuah keharusan yang kian mendesak. Alasannya kuat, mengingat Indonesia dihuni oleh 4,43 juta unit IKM yang berhasil menyerap lebih dari 12,8 juta tenaga kerja. Sektor manufaktur sendiri telah menunjukkan performa gemilang pada triwulan III 2025 dengan pertumbuhan 5,58 persen, menyumbang kontribusi signifikan sebesar 17,39 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Dalam upaya berkelanjutan, Ditjen IKMA melalui program e-Smart IKM telah membekali 31.306 pelaku IKM hingga triwulan III 2025. Pelatihan ini meliputi literasi digital, pemasaran daring, dan pemanfaatan teknologi dalam operasional bisnis. Kendati demikian, hasil self-assessment INDI 4.0 yang berada pada skor rata-rata 1,45, jelas mengindikasikan bahwa tingkat kesiapan adopsi teknologi lanjutan seperti AI di kalangan IKM masih perlu ditingkatkan secara signifikan.

Menyoroti pentingnya kolaborasi ini, Direktur Jenderal IKMA Reni Yanita menyatakan bahwa kemitraan dengan MediaWave dirancang untuk membuka akses yang lebih luas dan terjangkau bagi IKM terhadap teknologi AI. Reni juga mengutip data menarik dari riset Amazon Web Services (AWS) dan Strand Partners, yang menunjukkan bahwa 59 persen perusahaan yang telah mengimplementasikan AI berhasil mencatat kenaikan pendapatan rata-rata hingga 16 persen.

“Kami menaruh harapan besar bahwa kolaborasi ini akan menjadi jembatan bagi IKM untuk memanfaatkan teknologi AI secara lebih mudah dan tentunya dengan biaya yang lebih efisien,” tambah Reni, optimistis.

Penandatanganan nota kesepahaman ini sendiri merupakan bagian integral dari rangkaian Workshop Pemanfaatan AI untuk IKM yang berlangsung intensif pada 13 hingga 14 November 2025 di Bogor. Acara ini berhasil menarik partisipasi dari 65 pelaku IKM, menunjukkan antusiasme tinggi terhadap inovasi digital.

Dalam workshop tersebut, para peserta mendalami berbagai aspek transformasi digital, termasuk pemahaman mendalam tentang INDI 4.0 dan pedoman keamanan siber yang dikembangkan bersama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). MediaWave, sebagai mitra strategis, turut memberikan pelatihan praktis dan langsung mengenai penerapan AI dalam berbagai lini bisnis, mulai dari proses produksi, strategi pemasaran digital, peningkatan penjualan, hingga pengelolaan sistem keamanan siber yang krusial.

Sejalan dengan itu, Reni Yanita juga sangat menekankan bahwa setiap langkah transformasi digital harus selaras dan dibarengi dengan penguatan keamanan siber yang tangguh. “Keamanan siber kini bukan lagi sekadar opsi, melainkan sebuah keharusan strategis yang fundamental untuk menjamin keandalan sistem dan mempertahankan kepercayaan publik,” tegasnya.

Dari perspektif swasta, Founder dan CEO MediaWave Yose Rizal menyoroti potensi AI yang luar biasa dalam mempercepat proses bisnis hingga lima kali lipat, dengan efisiensi biaya yang signifikan. “Masih terdapat kesenjangan teknologi yang mencolok, mengingat sekitar 90 persen UMKM secara global belum memiliki akses terhadap alat-alat AI. Kami sangat berharap kolaborasi ini dapat menjadi katalisator yang mempercepat adopsi teknologi ini di puluhan ribu IKM di Indonesia,” pungkas Yose Rizal, penuh harap.

Pilihan Editor: Apa Isi Buku Putih AI yang Dibuat Pemerintah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *