Bos BEI Bicara Kans IPO BUMN dengan Dukungan Danantara

Posted on

mellydia.co.id, DENPASAR – Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI), Iman Rachman, mengemukakan potensi besar bagi perusahaan pelat merah untuk melangsungkan Penawaran Umum Perdana Saham (IPO BUMN). Prospek cerah ini muncul seiring dengan kepastian Danantara yang akan menanamkan investasinya di pasar modal domestik.

Masuknya Danantara ke arena pasar modal nasional diharapkan Iman dapat bertindak sebagai katalis positif yang kuat, memacu partisipasi investor institusi domestik lainnya untuk turut berinvestasi secara lebih aktif.

Saat ini, data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per September 2025 menunjukkan bahwa porsi kepemilikan investor institusi di pasar modal Indonesia baru mencapai 39,4%, dengan komposisi transaksi investor institusi domestik yang lebih rendah lagi, yakni 14,4%. Angka ini mengindikasikan ruang pertumbuhan yang signifikan.

Iman memaparkan, meskipun kontribusi investor institusi domestik perlahan meningkat, porsinya masih tertahan dan belum mampu naik secara signifikan. Realitas inilah yang menjadi salah satu faktor kunci di balik pembatalan IPO PT Pertamina Hulu Energi (PHE) pada tahun 2023 lalu, karena kurangnya kapasitas penyerapan dari investor domestik.

“Ini contoh konkret adalah bagaimana PHE yang semula berencana IPO, akhirnya menunda rencananya karena masalah penyerapan oleh [investor] domestik,” ujar Iman dalam workshop capital market BEI di Bali, Sabtu (15/11/2025). Ia menambahkan, “Oleh karena itu, kami sangat berharap semakin banyak perusahaan BUMN yang masuk dan dapat diserap oleh pasar modal. Kita tidak bisa mengharapkan IPO berskala besar jika pasar tidak mampu menyerapnya secara optimal.”

Sebagai catatan, perusahaan BUMN terakhir yang melantai di Bursa Efek Indonesia adalah PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) pada 24 Februari 2023. Sejak momen tersebut, belum ada lagi perusahaan pelat merah lain yang mengikuti jejak PGEO hingga kini, menggarisbawahi urgensi peran Danantara.

Patut diketahui, PT Danantara Investment Management (Persero) telah berkomitmen untuk mengucurkan dana investasi senilai US$10 miliar pada kuartal akhir 2025. Dari total dana jumbo tersebut, 80% akan dialokasikan ke dalam negeri, termasuk porsi signifikan untuk pasar modal.

Apabila 5% hingga 10% dari alokasi dana tersebut masuk ke pasar saham, maka nilainya berpotensi mencapai kisaran Rp8 triliun hingga Rp16 triliun. Suntikan modal sebesar ini tentu akan memberikan dampak positif yang substansial bagi likuiditas dan kapasitas penyerapan pasar modal.

Iman menjelaskan bahwa dari pihak BEI, pihaknya terus mendorong agar semakin banyak perusahaan “mercusuar” atau berkapitalisasi besar yang melakukan IPO. Dengan semakin beragamnya pilihan emiten, investor institusi domestik akan memiliki opsi investasi saham yang lebih luas, yang pada gilirannya akan meningkatkan kontribusi mereka di pasar modal.

Menurut Iman, Danantara memiliki fleksibilitas untuk menginvestasikan dananya, baik secara langsung maupun melalui produk-produk pasar modal yang ditawarkan oleh lembaga perbankan.

“Selain itu,” lanjut Iman, “Danantara juga dapat memberikan dukungan krusial bagi BUMN-BUMN yang telah melantai di pasar modal. Perusahaan-perusahaan ini sangat membutuhkan dukungan dari investor institusi yang memiliki dana besar dan perspektif investasi jangka panjang.” Ia menegaskan, “Meskipun demikian, keputusan akhir untuk berinvestasi di pasar modal sepenuhnya berada di tangan Danantara.”

Disclaimer: Artikel ini disajikan untuk tujuan informasional dan tidak bertujuan sebagai ajakan untuk membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya merupakan tanggung jawab pribadi pembaca. mellydia.co.id tidak bertanggung jawab atas segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi yang diambil oleh pembaca.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *