Gayo Coffee Expo Takengon: BI Dorong Ekonomi Lokal Aceh!

Posted on

TAKENGON, Aceh – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Lhokseumawe dengan bangga menggelar Gayo Coffee Expo di Takengon, sebuah inisiatif strategis yang menjadi wujud nyata kontribusi Bank Sentral bersama mitra kerjanya dalam memperkuat pondasi ekonomi wilayah. Fokus utama pameran ini adalah mengoptimalkan potensi komoditas unggulan ekspor dari Dataran Tinggi Gayo yang mendunia.

Sebagai informasi yang telah lama dikenal, Dataran Tinggi Gayo, khususnya di wilayah Aceh Tengah dan Bener Meriah, merupakan jantung produksi kopi Gayo di Provinsi Aceh. Data dari Kementerian Pertanian tahun 2020 menunjukkan bahwa kedua daerah ini adalah produsen utama kopi arabika Gayo, dengan rata-rata produksi mencapai 35,26 ribu ton di Aceh Tengah dan 29,17 ribu ton di Bener Meriah, menegaskan dominasi mereka dalam industri kopi nasional.

Deputi Kepala Perwakilan BI Lhokseumawe, Yan Ramerta Putra, menegaskan komitmen kuat BI Lhokseumawe terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pameran kopi Gayo ini merupakan agenda perdana yang dihelat oleh KPw BI Lhokseumawe, dirancang khusus untuk memperluas citra dan pengakuan akan Kopi Gayo, yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan daya saing serta mengerek pertumbuhan ekonomi daerah secara signifikan.

Kopi Gayo ini bukan sekadar komoditas, melainkan identitas masyarakat Aceh, khususnya di Dataran Tinggi Gayo. Namanya sudah harum hingga ke luar negeri, namun gaung pameran Kopi Gayo yang berskala besar seperti ini masih jarang terdengar,” ujar Yan Ramerta Putra dalam pidato pembukaan Gayo Coffee Expo 2025 di Takengon pada Sabtu, 15 November 2025. Pernyataan ini sekaligus menyoroti pentingnya platform seperti expo untuk semakin memperkenalkan keistimewaan kopi arabika Gayo kepada khalayak yang lebih luas.

Yan lebih lanjut menjelaskan bahwa KPw BI Lhokseumawe memegang peran krusial dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Sebagai bagian dari wilayah cakupan kerja KPw BI Lhokseumawe, Aceh Tengah dan Bener Meriah memiliki potensi luar biasa untuk menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi melalui penguatan dan inovasi yang berbasis pada komoditas unggulan ekspor mereka, yaitu kopi Arabika Gayo yang telah tersohor.

Perhelatan Gayo Coffee Expo ini tidak hanya sekadar pameran, tetapi juga dirangkai dengan beragam kegiatan interaktif dan edukatif. Terdapat sesi sharing bersama para penggerak usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di bidang kopi yang merupakan binaan KPw BI Lhokseumawe, serta aneka lomba yang menantang kreativitas, mulai dari V60 brewing, cupping score, hingga lomba Tubruk blend. Inisiatif ini diharapkan dapat memantik semangat masyarakat untuk terus melahirkan inovasi baru di dunia kopi, sehingga menambah nilai dan daya tarik produk kopi Gayo.

Tak hanya itu, expo ini juga memperkenalkan konsep wakaf kopi, sebuah gerakan inovatif untuk mendukung ekonomi keuangan syariah. Di samping itu, sesi business matching turut diselenggarakan guna memperluas akses pasar dan pembiayaan bagi para pelaku UMKM kopi di wilayah Aceh Tengah, Bener Meriah, dan sekitarnya. Langkah ini penting untuk memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan usaha para petani dan pengolah kopi lokal.

“Kami sangat berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah yang efektif untuk mempererat kolaborasi dan sinergi antar berbagai pihak. Tujuannya adalah untuk mengembangkan ekonomi daerah, melahirkan inisiatif-inisiatif baru yang inovatif, dan pada akhirnya memperkuat daya saing wilayah Gayo di kancah nasional maupun internasional,” tutur Yan, menutup harapannya.

Apresiasi atas upaya KPw BI Lhokseumawe untuk semakin mengharumkan nama kopi Gayo juga datang dari Sekretaris Daerah Aceh Tengah, Mursyid. Ia menyampaikan bahwa pemerintah daerah secara aktif memberikan dukungan melalui berbagai program konkret, meliputi pemberdayaan petani, peningkatan produktivitas, hingga penguatan rantai nilai kopi Gayo dari hulu ke hilir. Kolaborasi yang erat ini menjadi fondasi penting bagi kemajuan industri kopi.

“Kolaborasi yang solid antara pemerintah, Bank Indonesia, pelaku usaha, akademisi, dan seluruh lapisan masyarakat merupakan kunci utama kemajuan industri kopi kita menuju puncak kejayaan,” tegas Mursyid, menyoroti pentingnya sinergi multi-pihak dalam mencapai tujuan bersama.

Sebagai informasi tambahan, Gayo Coffee Expo perdana ini akan berlangsung selama dua hari penuh, mulai tanggal 15 hingga 16 November 2025 di Takengon. Momen pembukaan expo ini juga menjadi saksi peluncuran sebuah buku istimewa berjudul Kopi Gayo, Pusaka Aceh yang Mendunia. Buku ini merupakan hasil kolaborasi antara KPw BI Lhokseumawe dengan harian Bisnis Indonesia, yang mengisahkan perjalanan kopi Gayo dari hulu ke hilir, mulai dari sejarah tanaman kopi di Dataran Tinggi Gayo hingga ragam inovasi turunan kopi Gayo yang lahir dari tangan kreatif putra-putra daerah.

Ringkasan

Bank Indonesia Lhokseumawe menggelar Gayo Coffee Expo di Takengon untuk memperkuat ekonomi lokal Aceh, khususnya melalui komoditas unggulan ekspor, kopi Gayo. Aceh Tengah dan Bener Meriah, sebagai sentra produksi kopi arabika Gayo, diharapkan menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi melalui penguatan dan inovasi di sektor kopi. Expo ini bertujuan meningkatkan citra kopi Gayo dan daya saing daerah.

Selain pameran, acara ini mencakup berbagai kegiatan seperti sharing UMKM kopi, lomba-lomba inovatif, pengenalan wakaf kopi, dan business matching. Tujuannya adalah mempererat kolaborasi antar pihak, mengembangkan ekonomi daerah, dan melahirkan inovasi baru. Acara ini juga meluncurkan buku tentang kopi Gayo sebagai pusaka Aceh yang mendunia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *