IPO Sepi? BEI Ungkap Alasan Perusahaan Ogah Melantai di Bursa

Posted on

Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan penjelasan komprehensif terkait fenomena penurunan jumlah perusahaan yang berhasil melakukan penawaran umum perdana (IPO) atau melantai di bursa sejak tahun 2023. Direktur Utama BEI Iman Rachman menegaskan bahwa situasi ini bukanlah imbas dari kebijakan internal bursa, melainkan disebabkan oleh berkurangnya jumlah perusahaan yang benar-benar eligible atau memenuhi syarat untuk melangkah ke tahap IPO.

“Kita kan sekarang ini terkena jumlah yang masuk kalau kita lihat memang itu (paling banyak) di tahun 2023, memang pertanyaannya adalah kita bukan bicara kami fokus ke lighthouse tetapi di samping jumlah yang tadi kita bicara target, kita juga melihat bahwa kita punya target internal,” jelas Iman dalam acara Media Gathering Capital Market Journalist Workshop di Bali, Sabtu (15/11). Ia menambahkan bahwa BEI tidak memiliki kewenangan untuk memaksakan sebuah perusahaan untuk melaksanakan IPO. Proses ini sepenuhnya bergantung pada kesiapan calon emiten itu sendiri, serta hasil penilaian ketat dari penjamin emisi dan regulator yang berwenang.

Sebagai gambaran, data historis menunjukkan bahwa tahun 2023 menjadi puncak kejayaan dengan mencatatkan 79 IPO, rekor tertinggi sepanjang sejarah. Namun, tren ini berbalik drastis pada tahun 2024, di mana jumlah perusahaan yang berhasil mencatatkan sahamnya menurun signifikan menjadi 41. Bahkan, hingga tanggal 7 November 2025, baru 24 perusahaan yang resmi tercatat, sebuah angka yang masih jauh dari target 45 perusahaan yang ditetapkan BEI untuk tahun ini. Kondisi ini secara lugas menggambarkan tantangan dalam menemukan perusahaan yang eligible saat ini.

Menanggapi situasi ini, Iman Rachman menekankan bahwa BEI tidak semata-mata mengejar target kuantitas emiten. Lebih dari itu, bursa juga memiliki tujuan strategis untuk menarik masuknya perusahaan-perusahaan besar atau yang disebut “lighthouse” (mercusuar). Kehadiran perusahaan-perusahaan skala raksasa ini diharapkan mampu memperkuat struktur pasar modal Indonesia secara fundamental, meningkatkan likuiditas, dan memberikan kepercayaan lebih bagi investor.

Iman turut mengklarifikasi, “Jadi jangan salah paham yang kecil-kecil nggak usah, nggak kayak gitu, tetapi lighthouse-nya menjadi juga target tambahan di samping tadi terhadap jumlah.” Pernyataan ini menegaskan bahwa fokus pada “lighthouse” merupakan target tambahan yang melengkapi upaya BEI untuk terus meningkatkan jumlah emiten secara keseluruhan, tanpa mengesampingkan potensi perusahaan-perusahaan skala kecil dan menengah yang juga memenuhi kriteria untuk melantai di bursa.

Ringkasan

Bursa Efek Indonesia (BEI) menjelaskan penurunan jumlah IPO bukan karena kebijakan internal, melainkan karena berkurangnya perusahaan yang memenuhi syarat. Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menegaskan bahwa BEI tidak bisa memaksa perusahaan untuk IPO, karena prosesnya bergantung pada kesiapan emiten, penjamin emisi, dan regulator.

Tahun 2023 mencatatkan rekor 79 IPO, namun tren menurun drastis dengan hanya 24 perusahaan yang tercatat hingga 7 November 2025, jauh dari target BEI. BEI juga menargetkan perusahaan besar (“lighthouse“) untuk memperkuat pasar modal, meningkatkan likuiditas, dan kepercayaan investor, selain tetap berupaya meningkatkan jumlah emiten secara keseluruhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *