Pasokan Emas Jadi Sentimen Penurunan Laba ANTM Kuartal III, Cek Rekomendasi Sahamnya

Posted on

PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) berhasil mencatat laba bersih yang diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp 1,3 triliun pada kuartal III-2025. Angka ini, meski mengalami penurunan signifikan 50% secara kuartalan (QoQ), justru menunjukkan peningkatan impresif sebesar 96% secara tahunan (YoY), menandakan resiliensi kinerja perusahaan di tengah dinamika pasar.

Secara konsolidasi, total laba bersih ANTM sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2025 membukukan pencapaian gemilang sebesar Rp 5,9 triliun. Kinerja positif ini melonjak 171,41% secara tahunan (YoY) dibandingkan dengan periode yang sama di tahun 2024 yang hanya mencapai Rp 2,2 triliun, menggarisbawahi pertumbuhan fundamental yang kuat.

Merespons dinamika tersebut, Research Analyst Kiwoom Sekuritas Indonesia, Miftahul Khaer, mengungkapkan bahwa penurunan kinerja ANTM secara kuartalan (QoQ) pada kuartal III-2025 salah satunya dipicu oleh merosotnya volume penjualan emas di akhir periode tersebut. Menurut Mifta, keterbatasan pasokan emas akibat gangguan operasional, termasuk isu-isu terkait tambang besar, menjadi faktor utama di balik tren penurunan ini.

Kimia Farma (KAEF) Genjot Efisiensi dan Restrukturisasi Melalui Penjualan Aset

Lebih lanjut, volume penjualan emas ANTM tercatat turun tajam menjadi 4.900 ton pada kuartal III-2025. Angka ini mencerminkan penurunan signifikan sebesar 61% secara tahunan (YoY) dan 69% secara kuartalan (QoQ), menunjukkan tantangan yang dihadapi pada segmen komoditas utama ini.

Kendati demikian, kinerja penjualan emas secara kumulatif masih menunjukkan kekuatan. Selama sembilan bulan pertama 2025, total penjualan emas ANTM masih mencapai 34,2 ribu ton, tumbuh 20% secara tahunan (YoY). Pencapaian ini ditopang oleh harga jual rata-rata (ASP) yang lebih tinggi, mencapai US$ 3.200 per ons troi, menjaga momentum pendapatan perusahaan.

Selain emas, bisnis nikel ANTM juga memamerkan kinerja yang solid. Harga jual rata-rata (ASP) bijih nikel mengalami kenaikan menjadi US$ 56,7 per wmt di kuartal III-2025, dibandingkan dengan US$ 54,3 pada kuartal sebelumnya. Secara kumulatif, ASP nikel selama sembilan bulan pertama 2025 mencapai US$ 51,8, menunjukkan stabilitas dan potensi pertumbuhan di segmen ini.

Miftahul Khaer optimistis, harga emas sebagai komoditas andalan akan tetap menjadi katalis positif yang signifikan hingga akhir kuartal IV-2025. Tidak hanya itu, percepatan hilirisasi nikel dan ekspansi produksi bijih diharapkan mampu memperkuat prospek ANTM dalam jangka menengah. Namun, Mifta turut mengingatkan investor untuk tetap mewaspadai berbagai risiko, seperti fluktuasi harga nikel global, potensi penurunan volume perdagangan emas domestik, serta kemungkinan gangguan produksi.

Dengan mempertimbangkan berbagai sentimen dan katalis tersebut, Mifta merekomendasikan investor untuk hold saham ANTM, dengan proyeksi target harga jangka pendek Rp 3.100 per saham.

Harga Bitcoin Sentuh US$ 105.000 di Tengah Volatilitas Pasar

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *