Rupiah Mengalami Pelemahan Tipis di Tengah Pergerakan Mata Uang Asia
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup pada level Rp 16.290 per dolar AS pada Selasa, 12 Agustus 2025. Penutupan ini menunjukkan pelemahan sebesar 0,06% dibandingkan penutupan hari sebelumnya di Rp 16.280 per dolar AS. Pelemahan ini terjadi di tengah pergerakan fluktuatif mata uang Asia lainnya terhadap dolar AS.
Di pasar Asia, rupiah bergerak seiring dengan beberapa mata uang lainnya yang juga mengalami pelemahan. Dolar Taiwan mencatat pelemahan paling signifikan, mencapai 0,27%. Yen Jepang melemah 0,13%, sementara peso Filipina dan yuan China masing-masing melemah 0,04% dan 0,03%. Berbeda dengan mata uang-mata uang tersebut, dolar Hong Kong tampak stabil atau flat.
Namun, tidak semua mata uang Asia mengalami pelemahan. Sebagian mata uang justru mengalami penguatan terhadap dolar AS. Won Korea misalnya, menguat sebesar 0,15%, diikuti oleh dolar Singapura (0,09%), ringgit Malaysia (0,07%), baht Thailand (0,06%), dan rupee India (0,05%).
Secara global, indeks dolar AS yang mengukur nilai tukar dolar terhadap mata uang utama dunia, tercatat pada angka 98,47, mengalami penurunan tipis dari 98,52 pada hari sebelumnya. Pergerakan indeks dolar ini memberikan gambaran umum tentang kekuatan dolar AS di pasar internasional dan turut mempengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.
Rupiah Melemah ke Rp 16.306 Selasa (12/8) Pagi, Saat Pasar Menanti Data Inflasi AS
Ringkasan
Pada Selasa, 12 Agustus 2025, rupiah melemah tipis terhadap dolar AS, ditutup pada Rp 16.290/USD, turun 0,06% dari penutupan sebelumnya. Pelemahan ini terjadi seiring pergerakan fluktuatif mata uang Asia lainnya terhadap dolar AS; beberapa mata uang melemah, sementara yang lain menguat.
Mata uang Asia seperti dolar Taiwan dan yen Jepang juga mengalami pelemahan, sementara won Korea dan dolar Singapura menguat. Pelemahan rupiah terjadi di tengah penurunan tipis indeks dolar AS, yang menunjukkan kekuatan dolar AS di pasar internasional.