mellydia.co.id – Pelatih kepala Liverpool, Arne Slot, baru-baru ini secara tegas menepis teori tajam yang dilontarkan oleh legenda manajerial Arsenal, Arsene Wenger. Wenger sebelumnya melontarkan kritik pedas, mengklaim bahwa keputusan memainkan bintang muda Florian Wirtz di posisi gelandang serang (nomor 10) justru telah ‘menghancurkan’ keseimbangan lini tengah The Reds.
Sebagai komentator sepak bola yang disegani, Wenger tidak ragu melontarkan kritikan tajamnya. Ia berspekulasi bahwa kepindahan Wirtz ke Anfield terjadi dengan syarat khusus, yaitu jaminan bermain di posisi ‘Nomor 10’. Menurut analisis Wenger, tuntutan ini secara tidak langsung memaksa Arne Slot untuk menepikan gelandang kunci seperti Dominik Szoboszlai, sekaligus mengganggu harmoni lini tengah yang telah terbentuk apik dengan Ryan Gravenberch dan Alexis Mac Allister. Akibatnya, Wenger berpendapat, Liverpool seolah “mundur” kembali ke formasi dan dinamika lini tengah mereka pada musim sebelumnya.
Wenger secara eksplisit menyatakan, “Ketika Wirtz memiliki pilihan antara pergi ke Bayern Munich atau Liverpool, dia berkata kepada Liverpool: ‘Saya akan datang kepada Anda jika saya bermain No 10. Saya tidak ingin bermain melebar’. Liverpool, untuk mendapatkannya, mereka bilang OK. Mereka memainkannya sebagai starter dan mereka menghancurkan lini tengah mereka, yaitu Gravenberch, Mac Allister, Szoboszlai. Untuk memainkan Wirtz, mereka mengeluarkan Szoboszlai. Apa yang telah mereka lakukan? Mereka telah kembali ke lini tengah mereka tahun lalu,” demikian kutipan Wenger yang dilansir melalui laman The Guardian pada Sabtu (8/11).
Bukan Posisi, Melainkan Adaptasi dan Kimia Tim
Menanggapi kritikan tersebut, Arne Slot, pelatih kepala Liverpool, menyajikan sudut pandang yang berbeda. Ia berpendapat bahwa inti permasalahan bukanlah pada posisi bermain Florian Wirtz, melainkan pada proses adaptasi dan membangun kimia antarpemain dalam tim. Slot dengan tegas menyatakan bahwa bakat alamiah Wirtz sama sekali tidak perlu diragukan; sang pemain muda asal Jerman itu hanya membutuhkan waktu untuk menyatu sepenuhnya dengan skuat.
“Setiap orang berhak atas pendapatnya,” tutur Slot, dikutip dari The Guardian. “Kami memiliki lima atau enam gelandang yang sangat bagus, dan mereka semua bisa bermain bersama. Namun, mereka butuh waktu bermain lebih banyak bersama agar setiap pemain mengeluarkan potensi terbaik.” Slot menambahkan, “Wirtz butuh waktu untuk beradaptasi dengan rekan setimnya, dan rekan setim perlu waktu untuk beradaptasi dengannya.”
Argumentasi Slot ini semakin diperkuat dengan penampilan Florian Wirtz yang jauh lebih meyakinkan ketika digeser ke posisi sayap kiri dalam laga kemenangan Liga Champions melawan Real Madrid. Posisi sayap kiri ini memang bukan hal asing bagi Wirtz, mengingat ia sering beroperasi di sana di bawah arahan Xabi Alonso di Bayer Leverkusen dan juga bersama Tim Nasional Jerman.
Lebih lanjut, Slot juga membuka diri mengenai tantangan yang dihadapinya musim ini. Ia mengakui terpaksa melakukan rotasi pemain lebih sering dari yang diinginkannya, sebuah keputusan yang didorong oleh serangkaian cedera yang menimpa pilar-pilar penting seperti Alexis Mac Allister, Conor Bradley, Jeremy Frimpong, dan Alexander Isak.
“Ada alasan yang sangat jelas mengapa kami harus melakukan perubahan lebih banyak,” jelas Slot. “Ambil contoh Mac Allister, jika Anda melewatkan pramusim, Anda tidak siap bermain tiga pertandingan dalam tujuh hari. Jika dipaksakan, Anda akan cedera.” Penjelasan ini menggarisbawahi kompleksitas tugas Slot dalam menjaga performa tim di tengah badai cedera.
Ringkasan
Arsene Wenger mengkritik Liverpool terkait Florian Wirtz, menuding bahwa penempatannya di posisi nomor 10 menghancurkan keseimbangan lini tengah. Wenger berpendapat Liverpool terpaksa mengorbankan gelandang lain seperti Szoboszlai demi memenuhi permintaan Wirtz, sehingga tim kembali ke formasi tahun sebelumnya.
Arne Slot menanggapi kritik tersebut dengan menyatakan bahwa masalahnya bukan pada posisi Wirtz, melainkan adaptasi dan pembangunan chemistry tim. Slot menekankan bahwa Wirtz hanya butuh waktu untuk menyatu dengan rekan setimnya, dan ia menyoroti cedera pemain yang memaksa rotasi lebih sering dari yang diinginkan.
