
Vietnam meradang, meluapkan kekesalannya terhadap Thailand selaku tuan rumah SEA Games 2025. Kontroversi muncul setelah Federasi Sepak Bola Vietnam merasa ‘dibuang’ jauh sejauh 900 kilometer dari ibu kota Bangkok, imbas dari perubahan venue mendadak untuk cabang olahraga sepak bola putra.
Klaim dari pihak Vietnam menyebutkan bahwa Thailand secara sepihak mengubah rencana awal penempatan grup di SEA Games 2025. Perubahan ini tentu saja merugikan Vietnam, tidak hanya karena harus menempuh jarak yang sangat jauh dari Bangkok, tetapi juga karena memaksa mereka untuk merombak total persiapan dan strategi awal dalam petualangan panjang di Negeri Gajah Putih.
“Thailand mengubah rencana lagi, Vietnam dirugikan di SEA Games,” tulis media TheThao247.vn dengan nada tegas. Mereka menambahkan, “Kurang dari sebulan, Thailand selaku tuan rumah kembali menarik perhatian karena terus mengubah lokasi penyelenggaraan kompetisi sepak bola. Hal ini sedikit banyak memengaruhi rencana banyak tim.”
Menurut laporan media Vietnam tersebut, panitia penyelenggara mengubah venue pertandingan untuk Grup A dari Stadion Songkhla menjadi Stadion Rajamangala di Bangkok. Sementara itu, Grup B, yang dihuni Vietnam, dipindahkan ke Stadion Tinsulanon di Songkhla, sebuah lokasi yang berjarak sekitar 900 kilometer dari Bangkok. Tak berhenti di situ, Grup C juga mengalami pergeseran venue kedua kalinya, kini dijadwalkan di Stadion 700th Anniversary di Chiangmai.
Bagi Vietnam, penyesuaian venue yang terus-menerus ini dianggap sangat merugikan dan menimbulkan kesan bahwa Thailand sedang “mempermainkan” mereka. “Penyesuaian yang terus-menerus diubah oleh negara tuan rumah ini menjadi tantangan besar bagi kontestan SEA Games 2025. Jarak yang jauh, waktu adaptasi yang singkat, dan perubahan yang tak terduga dapat memengaruhi performa para pemain,” papar Thethao247.vn, menyoroti potensi dampak negatif terhadap atlet.
Kompetisi sepak bola putra SEA Games 2025 sendiri dijadwalkan berlangsung dari tanggal 3 hingga 18 Desember. Total ada empat stadion megah yang telah dipersiapkan oleh Thailand sebagai venue pertandingan, mulai dari babak penyisihan grup hingga final.
Pertama, Stadion Rajamangala di Bangkok, merupakan stadion nomor satu di Negeri Pagoda dengan kapasitas impresif mencapai lebih dari 51.000 penonton. Kemudian ada Stadion Tinsulanon di Songkhla dengan kapasitas sekitar 30.000 penonton. Lalu, Stadion 700th Anniversary di Chiang Mai, yang akan menjadi tempat bertandingnya Timnas U-22 Indonesia, memiliki kapasitas lebih dari 17.000 penonton. Terakhir, Stadion Chonburi, dengan kapasitas lebih dari 8.000 penonton.
Pembagian grup untuk cabor sepak bola putra ini terdiri dari tiga grup. Grup A diisi oleh tuan rumah Thailand, bersama Kamboja dan Timor Leste. Grup B akan menampilkan pertarungan sengit antara Vietnam, Malaysia, dan Laos. Sementara itu, Grup C yang paling sedikit timnya, hanya berisi empat tim, yaitu Indonesia, Myanmar, Filipina, dan Singapura. Dari total peserta tersebut, hanya empat tim terbaik yang akan lolos ke babak semifinal.
Ringkasan
Vietnam melayangkan protes keras kepada Thailand selaku tuan rumah SEA Games 2025 terkait perubahan lokasi pertandingan sepak bola putra. Federasi Sepak Bola Vietnam merasa dirugikan karena tim mereka ditempatkan di Stadion Tinsulanon, Songkhla, yang berjarak 900 km dari Bangkok, berbeda dari rencana awal. Perubahan ini dinilai mengganggu persiapan dan strategi tim Vietnam.
Perubahan lokasi juga berdampak pada Timnas U-22 Indonesia yang tergabung di Grup C dan akan bertanding di Stadion 700th Anniversary, Chiang Mai. Thailand menyiapkan empat stadion untuk kompetisi sepak bola putra SEA Games 2025, dan perubahan venue ini menimbulkan kekhawatiran akan potensi dampak negatif terhadap performa para atlet.



