Masih Dibayangi The Fed, Rupiah Diramal Lanjutkan Pelemahan, Kamis (6/11)

Posted on

mellydia.co.id – JAKARTA. Prospek nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada Kamis (6/11/2025) diperkirakan akan melanjutkan tren pelemahan. Mata uang Garuda tercatat telah melemah pada perdagangan sebelumnya, menyusul rilis data pertumbuhan ekonomi kuartal III – 2025.

Pada perdagangan Rabu (5/11/2025), pergerakan rupiah memang menunjukkan sinyal tekanan. Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot mengalami pelemahan tipis 0,05% secara harian, mencapai level Rp 16.717 per dolar AS. Sementara itu, referensi kurs tengah Bank Indonesia (BI) melalui Jisdor juga mencatatkan depresiasi 0,02% secara harian, menempatkan rupiah pada posisi Rp 16.729 per dolar AS.

Rupiah Jisdor Melemah 0,03% ke Rp 16.729 per Dolar AS pada Rabu (5/11/2025)

Ibrahim Assuaibi, seorang pengamat mata uang dan komoditas, menjelaskan bahwa pelemahan rupiah pada hari sebelumnya tidak terlepas dari sentimen domestik. Rilis data pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk kuartal III – 2025 yang mencapai 5,04% dinilai kurang memuaskan, mengingat angka tersebut lebih lambat dibandingkan pertumbuhan kuartal II – 2025 yang tercatat sebesar 5,12%. Perlambatan ini memberikan tekanan tersendiri bagi performa mata uang lokal.

Di sisi lain, sentimen eksternal turut menjadi faktor dominan. Ibrahim menyoroti penguatan dolar AS yang berkelanjutan sejak pekan lalu, dipicu oleh pernyataan Federal Reserve (The Fed) yang mengindikasikan ketidakpastian terkait pemotongan suku bunga pada Desember. Meskipun The Fed telah melakukan pemangkasan sebesar 25 basis poin di bulan Oktober, keputusan tersebut dianggap sudah terprediksi pasar dan tidak mampu membendung laju penguatan dolar AS.

Rupiah Spot Ditutup Melemah 0,05% ke Rp 16.717 per Dolar AS pada Rabu (5/11/2025)

Berdasarkan pantauan CME Fedwatch, pasar saat ini memproyeksikan peluang sebesar 69,8% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebanyak 25 basis poin di Desember. Namun, terdapat juga peluang sebesar 30,2% bahwa bank sentral AS tersebut akan memilih untuk mempertahankan suku bunganya, menambah ketidakpastian di pasar keuangan global. Hal ini, menurut Ibrahim, memengaruhi pergerakan nilai tukar rupiah.

Menyikapi beragam sentimen tersebut, Ibrahim memperkirakan bahwa pada perdagangan Kamis (6/11/2025), rupiah akan bergerak fluktuatif. Kendati demikian, ia memproyeksikan rupiah akan ditutup melemah di rentang Rp 16.710 hingga Rp 16.760 per dolar AS, melanjutkan tren negatif yang terjadi sebelumnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *