Revisi Sejarah Nasional: Target Fadli Zon, Bocoran Kontroversial Terungkap!

Posted on

Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengumumkan target ambisiusnya untuk menuntaskan peluncuran revisi atau penulisan ulang catatan sejarah nasional Indonesia (SNI) pada bulan depan, yakni Desember tahun ini. Proyek monumental ini, yang diharapkan akan menjadi referensi baru bagi bangsa, telah menyelesaikan tahap penulisan sejak Agustus lalu dan kini tengah memasuki fase krusial penyuntingan.

Pernyataan optimis tersebut disampaikan oleh Fadli Zon di Istana Merdeka Jakarta pada Rabu (5/11). Politisi Partai Gerindra ini mengungkapkan bahwa proyek penulisan ulang catatan sejarah ini merupakan kolaborasi besar yang melibatkan ratusan sejarawan Indonesia dari 34 perguruan tinggi nasional. Demi memastikan akurasi dan kualitas terbaik, Fadli menegaskan bahwa penerbitan buku sejarah nasional Indonesia teranyar ini akan melalui serangkaian tahap penyuntingan sejarah yang ketat sebelum akhirnya diperkenalkan kepada publik luas.

Rangkaian proses penyuntingan yang dimaksud mencakup beberapa tahapan esensial. Dimulai dari editing konten untuk memastikan keakuratan substansi, dilanjutkan dengan penyuntingan oleh editor umum, kemudian pengecekan bahasa atau proofreading yang teliti, hingga akhirnya tahapan penyusunan fisik buku yang akan ditangani oleh editor jilid. Setiap langkah ini dirancang untuk menjaga integritas dan kualitas publikasi sejarah tersebut.

Selain fokus pada revisi sejarah nasional Indonesia terkini, Menteri Kebudayaan Fadli Zon juga mengungkapkan rencana ambisius untuk tahun depan. Pihaknya berencana menerbitkan serangkaian buku sejarah lainnya, yang akan mencakup periode krusial seperti sejarah kemerdekaan, kisah heroik perang mempertahankan kemerdekaan, hingga riwayat gemilang kerajaan-kerajaan besar Nusantara seperti Majapahit, Pajajaran, dan Sriwijaya. Proyek ini diharapkan akan memperkaya khazanah historiografi Indonesia.

Baca juga:

  • Fadli Zon Sebut Soeharto Sudah Penuhi Syarat Terima Gelar Pahlawan Nasional
  • DPR Panggil Fadli Zon Minta Penjelasan Hari Kebudayaan Sama dengan HUT Prabowo
  • Alasan Fadli Zon Pilih Hari Kebudayaan 17 Oktober Bertepatan dengan HUT Prabowo

Fadli Zon menjelaskan, proyek penulisan sejarah nasional terbaru ini akan mengintegrasikan temuan-temuan terbaru di bidang sejarah, merangkum perjalanan bangsa mulai dari masa prasejarah hingga dinamika politik kontemporer. Namun demikian, ia menegaskan bahwa pembaharuan ini tidak akan banyak menyentuh aspek-aspek sensitif dalam narasi sejarah seperti tragedi 1965 maupun masa Reformasi 1998. Hal ini untuk menekankan bahwa tujuan pembaruan sejarah bukanlah untuk menghapus atau memutarbalikkan fakta sejarah yang telah ada, melainkan untuk melengkapi dan memperbarui informasi berdasarkan riset terkini.

Rencana komprehensif terkait proyek penulisan ulang catatan sejarah nasional Indonesia ini sebenarnya telah digulirkan sejak tahun lalu. Menurut Fadli, revisi akan diterapkan pada berbagai babak penting dalam sejarah Indonesia. Sebagai ilustrasi, ia mencontohkan revisi sejarah zaman prasejarah yang kini akan merujuk pada penelitian terbaru. Studi mutakhir menunjukkan bahwa jejak peradaban di kawasan Indonesia ternyata jauh lebih tua dari perkiraan sebelumnya, diperkuat dengan penemuan Gua Leang-Leang Maros. Situs purbakala ini, yang semula diperkirakan berusia sekitar 5.000 tahun, kini diidentifikasi memiliki usia yang mencengangkan, yakni antara 40.000 hingga 52.000 tahun, menandai lompatan signifikan dalam pemahaman kita tentang awal mula peradaban di Nusantara.

Ringkasan

Menteri Kebudayaan Fadli Zon menargetkan penyelesaian revisi sejarah nasional Indonesia pada bulan Desember. Proyek ini melibatkan ratusan sejarawan dari 34 perguruan tinggi dan telah melalui tahap penulisan serta memasuki fase penyuntingan yang ketat untuk memastikan akurasi dan kualitas.

Revisi ini akan mengintegrasikan temuan-temuan terbaru di bidang sejarah, mencakup periode prasejarah hingga politik kontemporer. Meskipun demikian, aspek sensitif seperti tragedi 1965 dan Reformasi 1998 tidak akan banyak disentuh, dengan tujuan melengkapi informasi berdasarkan riset terkini dan memperkaya khazanah historiografi Indonesia termasuk sejarah kemerdekaan dan kerajaan-kerajaan besar Nusantara.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *