Para penggemar sepak bola Malaysia kini tengah didera kemarahan dan ketidakpercayaan yang mendalam setelah Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi dipastikan terkena sanksi oleh FIFA. Keputusan tersebut mengukuhkan hukuman atas skandal pemalsuan dokumen yang mencoreng nama baik sepak bola negara itu.
Dalam sebuah pernyataan resmi yang dirilis Senin kemarin, FIFA mengonfirmasi bahwa Komite Bandingnya telah menolak seluruh permohonan banding yang diajukan oleh FAM serta para pemain naturalisasi yang terlibat. Mereka semua dinyatakan terbukti melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA, yang secara tegas mengatur larangan pemalsuan dokumen.
“Komite banding FIFA telah memberikan keputusannya,” demikian bunyi pernyataan resmi FIFA. “Setelah menganalisis semua pengajuan dan melakukan sidang, komite memutuskan untuk menolak banding dan mengukuhkan sanksi secara penuh.” Baik FAM maupun para pemain telah menerima pemberitahuan resmi mengenai keputusan ini, dan mereka diberikan waktu 10 hari untuk mengajukan permohonan keputusan tertulis yang lengkap.
Setelah menerima keputusan tertulis tersebut, mereka memiliki 21 hari untuk mengajukan banding terakhir ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Putusan FIFA ini, kecuali dibatalkan oleh CAS, secara signifikan menempatkan sepak bola Malaysia dalam krisis kredibilitas yang serius. Pesan yang disampaikan FIFA semakin jelas: tidak ada tempat bagi pemalsuan dalam dunia sepak bola, dan badan pengatur Malaysia kini dihadapkan pada tugas berat untuk membangun kembali citranya dari kehancuran.
FAM, yang dilaporkan “terkejut” dengan keputusan tegas FIFA, kabarnya berencana untuk mengajukan gugatan ke CAS. Namun, langkah ini justru dipandang oleh banyak penggemar sebagai upaya yang hanya akan memperpanjang kontroversi, alih-alih menyelesaikan masalah mendasar.
Meski Disanksi FIFA, Striker Naturalisasi Timnas Malaysia Tetap Diincar Klub Luar Negeri
Reaksi keras datang dari masyarakat Malaysia, khususnya para pendukung setia Harimau Malaya, yang meluapkan kekecewaan dan frustrasi mereka di berbagai platform media sosial. Kasus ini, menurut mereka, telah merusak reputasi sepak bola Malaysia secara keseluruhan. Sebagaimana dikutip dari laman New Straits Times, sejumlah penggemar bahkan melontarkan ejekan tajam terhadap FAM setelah bandingnya ditolak FIFA.
Komentar-komentar pedas membanjiri jagat maya, mencerminkan kejengkelan publik:
- “Orang-orang biasa terkejut melihat FAM terkejut,” sindir Maniam SK.
- “Apa selanjutnya? Tes DNA terhadap kakek-nenek para pemain?” tanya Sashi Kumar bernada sarkas.
- “Apakah Anda pikir CAS akan membatalkan keputusan FIFA?” timpal Raj Sunder penuh keraguan.
- “Beberapa orang masih bingung berharap CAS bisa membatalkannya. Pilihannya adalah mempertahankan keputusan FIFA atau memberikan hukuman yang lebih berat. Tidak perlu banding, kerusakan sudah terjadi,” tegas Anuar Ace.
- “Sekarang, mulai dari awal lagi dan bangun tim lokal yang kuat. Jangan buang-buang uang dan waktu untuk banding. Hadapi saja dan lanjutkan,” saran William Leong.
- “Siapa tahu, babak selanjutnya dalam sepak bola kita mungkin akan lebih baik. Masih membahas isu yang sama? Lanjutkan saja,” harap Mohad Azmi Ahmad.
- “Apa menurut kalian FIFA sebodoh itu? Kalian hanya bisa membodohi orang bodoh, bukan FIFA. Tolong jangan memperpanjang masalah ini. Bayar saja dan tutup kasusnya,” desak Sam Ng.
- “Seharusnya Anda sudah melakukannya sejak awal. Berapa banyak uang yang akan kita keluarkan untuk Pengadilan Arbitrase Olahraga?” tanya Ahmad Mazlan mempertanyakan biaya banding.
Mayoritas penggemar sepakat bahwa kontroversi ini telah merusak citra sepak bola Malaysia dan menuntut pertanggungjawaban. Dengan nada tegas, banyak pihak mendesak agar fokus saat ini dialihkan untuk membangun kembali fondasi sepak bola nasional dengan mengandalkan bakat-bakat lokal asli, seraya mengesampingkan upaya banding yang dianggap hanya membuang-buang waktu dan sumber daya.
Ringkasan
FIFA menolak banding Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) dan tujuh pemain naturalisasi terkait kasus pemalsuan dokumen. Keputusan ini mengukuhkan sanksi yang dijatuhkan sebelumnya, dan FAM berencana mengajukan gugatan ke Pengadilan Arbitrase Olahraga (CAS). Keputusan FIFA ini dinilai menempatkan sepak bola Malaysia dalam krisis kredibilitas.
Reaksi keras muncul dari penggemar sepak bola Malaysia yang merasa kecewa dan frustrasi. Banyak yang menganggap kasus ini telah merusak reputasi sepak bola Malaysia dan menuntut perbaikan mendasar dengan fokus pada pengembangan pemain lokal daripada upaya banding yang dianggap sia-sia.



