Waskita Karya (WSKT) Catat Nilai Kontrak Baru Rp 5,6 Triliun per Oktober 2025

Posted on

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) telah membukukan nilai kontrak baru (NKB) yang mengesankan, mencapai Rp 5,6 triliun sepanjang periode Januari hingga Oktober 2025. Pencapaian signifikan ini menjadi bukti komitmen perseroan dalam mendukung pembangunan infrastruktur nasional.

Corporate Secretary Waskita Karya, Ermy Puspa Yunita, mengungkapkan bahwa dominasi NKB tersebut berasal dari proyek-proyek Sumber Daya Air (SDA). Hal ini sejalan dengan agenda strategis pemerintah yang berfokus pada peningkatan swasembada pangan serta penguatan ketahanan energi dan air, yang mana Waskita Karya aktif berpartisipasi dalam mewujudkan tujuan tersebut.

Sebagai wujud nyata dari fokus tersebut, Waskita Karya baru-baru ini berhasil mengamankan proyek prestisius Paket Pekerjaan Konstruksi Karian Dam–Serpong Conveyance System (KSCS) Project Package 1 dengan nilai Rp 484,3 miliar. Selain itu, perseroan juga sebelumnya telah dipercaya untuk mengerjakan Daerah Irigasi (DI) Komering Sub DI Lempuing Fase 3 Paket I di Sumatera Selatan, senilai Rp 318,54 miliar, sebagaimana disampaikan Ermy dalam keterangan pers usai Public Expose di Jakarta, Selasa (4/11/2025).

Hingga September 2025, Waskita Karya aktif mengelola 65 proyek berjalan yang tersebar di berbagai sektor vital. Ini meliputi proyek-proyek konektivitas penting seperti Jalan Tol Probolinggo–Banyuwangi, Jalan Tol Ibu Kota Nusantara (IKN) Seksi 3B, dan Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B. Tak hanya itu, perseroan juga terlibat dalam pembangunan infrastruktur air, termasuk Bendungan Mbay dan Bendungan Jragung.

Ermy menegaskan bahwa Waskita Karya secara konsisten mendukung visi “Bersama Indonesia Maju Menuju Indonesia Emas 2045”. Perseroan turut berkontribusi aktif dalam mewujudkan Asta Cita Presiden, Program Prioritas Pemerintah, serta Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) melalui berbagai inisiatif. Ini mencakup pembangunan sarana dan prasarana pedesaan dan perkotaan, penyediaan hunian berkualitas, serta kontribusi signifikan di IKN. “Kami juga terlibat dalam pembangunan rumah sakit berkualitas, peningkatan produktivitas lahan pertanian, pembangunan dan revitalisasi sekolah, serta pengerjaan infrastruktur desa dan kelurahan,” imbuhnya.

Selama satu dekade terakhir, Waskita Karya telah merampungkan ratusan proyek yang memberikan manfaat langsung bagi masyarakat. Contohnya, proyek penghubung krusial seperti Jalan Tol Cimanggis–Cibitung di Jawa Barat, Semarang–Batang di Jawa Tengah, Jalan Lintas Selatan (JLS) Lot 6B di Jawa Timur, serta Jembatan Ogan di Sumatera Selatan. “Waskita Karya meyakini bahwa semakin banyak akses konektivitas dibangun, semakin cepat pula pemerataan kesejahteraan masyarakat dapat terwujud,” papar Ermy.

Di sektor infrastruktur air, antara tahun 2015 hingga 2025, Waskita Karya telah mengerjakan 28 bendungan dan 22 irigasi. Beberapa proyek vital yang telah beroperasi dan dimanfaatkan masyarakat antara lain Bendungan Temef di Nusa Tenggara Timur, Tapin di Kalimantan Selatan, Way Sekampung di Lampung, serta Irigasi Rentang di Jawa Barat. Ermy menjelaskan, “Keberadaan bendungan dan irigasi memiliki multiplier effect yang luas. Selain meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan kesejahteraan petani, proyek SDA juga berfungsi sebagai pembangkit tenaga listrik, penyedia air, destinasi wisata, serta pendorong munculnya pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).”

Saat ini, komitmen Waskita Karya terhadap infrastruktur air terus berlanjut dengan pengerjaan sembilan proyek bendungan, mencakup Mbay, Jragung, Tiga Dihaji, dan Rukoh. Sementara itu, total 13 proyek irigasi sedang digarap, termasuk Irigasi Belitang Lempuing di Sumatera Selatan, Daerah Irigasi (DI) Cibaliung di Jawa Barat, dan Irigasi Wanam di Papua Selatan.

Selain itu, WSKT juga memperlihatkan dukungannya dalam peningkatan pelayanan kesehatan nasional secara masif. Dalam lima tahun terakhir, perseroan telah merampungkan 20 fasilitas rumah sakit, di antaranya Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tigaraksa di Tangerang, Ruang Rawat Isolasi Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati, dan Ruang Perawatan Covid Kiara Rumah Sakit (RS) Cipto Mangunkusumo di Jakarta. Proyek lainnya termasuk RSUD Akhmad Berahim Tana Tidung di Kalimantan Utara, serta peningkatan kelas RSUD Kubu Raya di Kalimantan Barat.

Tidak hanya sektor kesehatan, WSKT juga berdedikasi tinggi pada pembangunan gedung sekolah demi menciptakan ekosistem pendidikan berkualitas. Puluhan sarana pendidikan telah berhasil dirampungkan, meliputi Gelanggang Inovasi dan Kreasi Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII), serta Politeknik Negeri Malang.

Menyongsong masa depan, di samping menjalankan restrukturisasi yang telah efektif sejak Oktober tahun lalu, Waskita Karya akan terus memfokuskan diri pada empat strategi utama untuk peningkatan kinerja. Pertama, meningkatkan pencapaian NKB melalui penetrasi pasar yang lebih luas, menyasar kementerian, lembaga, BUMN, BUMD, pemerintah daerah, hingga swasta. Kedua, menjaga dan meningkatkan kualitas mutu usaha sesuai standar yang disepakati, demi mempertahankan kepercayaan klien dan membuka potensi repeat order. Ketiga, mengimplementasikan efisiensi biaya melalui konsep lean construction serta pemanfaatan teknologi mutakhir seperti Building Information Modelling (BIM) dan Artificial Intelligence (AI). “Terakhir, peningkatan kapasitas dan kapabilitas human capital juga menjadi prioritas. Perseroan berkomitmen menyiapkan beragam program pengembangan dan sertifikasi kompetensi,” tutup Ermy.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *