Koperasi Desa Merah Putih: Jurus Ampuh Lawan Retail Modern?

Posted on

Menteri Koperasi Ferry Juliantono dengan tegas menyatakan bahwa Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi garda terdepan atau benteng ekonomi rakyat. Keyakinan ini muncul dalam konteks menghadapi agresifnya ekspansi ritel modern yang kini telah merambah hingga ke pelosok wilayah pedesaan.

Dalam agenda Konsolidasi Koperasi Desa Merah Putih yang diselenggarakan di Probolinggo, Jawa Timur, pada Sabtu, 1 November 2025, Ferry mengemukakan keprihatinannya. Menurutnya, penetrasi ritel modern ke desa-desa telah mengakibatkan perputaran uang di wilayah tersebut tidak lagi sepenuhnya dinikmati oleh masyarakat setempat.

Oleh karena itu, ia melihat koperasi desa sebagai solusi fundamental untuk mengembalikan dan memperkuat kendali ekonomi secara langsung ke tangan warga. Ini merupakan langkah strategis untuk memastikan kesejahteraan lokal.

“Saat ini, banyak sekali ritel modern yang masuk sampai pelosok-pelosok desa. Uang berputar di desa, namun tidak kembali untuk warga desa. Berbeda jika koperasi desa yang mengelola gerai sembako, uangnya akan kembali berputar dan dinikmati oleh warga desa,” terang Ferry, seperti yang dikutip dari keterangan pers kementerian di Jakarta, menggarisbawahi dampak positif dari model ekonomi berbasis koperasi.

Ia lebih lanjut menegaskan bahwa program ambisius 80 ribu Koperasi Desa Merah Putih adalah bagian integral dari kebijakan besar Presiden Prabowo Subianto. Inisiatif ini bertujuan untuk membangun kedaulatan ekonomi desa yang kokoh berbasis koperasi, sesuai dengan amanat yang termaktub dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945.

Dalam kerangka arah kebijakan tersebut, setiap koperasi desa diwajibkan untuk memiliki empat fasilitas utama yang esensial. Fasilitas tersebut mencakup gerai sembako, apotek atau klinik desa, gudang penyimpanan, serta kendaraan logistik yang memadai.

Keempat pilar ini diyakini akan menjadi fondasi utama bagi kemandirian desa. Dengan fasilitas ini, desa diharapkan mampu menghadapi berbagai tekanan pasar dan mengatasi ketimpangan akses layanan dasar yang seringkali terjadi.

“Gerai sembako berperan penting mencegah penguasaan pasar oleh ritel modern, apotek dan klinik menjamin akses kesehatan yang terjangkau bagi warga, gudang berfungsi menjaga kualitas hasil panen para petani, dan kendaraan logistik memperlancar distribusi serta mobilitas ekonomi desa,” jelas Ferry, merinci fungsi krusial masing-masing fasilitas.

Ferry juga menambahkan bahwa Koperasi Desa Merah Putih merupakan instrumen penting untuk membatasi praktik ekonomi yang cenderung menjadikan masyarakat desa sekadar sebagai objek eksploitasi. Ia menegaskan bahwa koperasi adalah satu-satunya lembaga ekonomi rakyat yang memiliki kapasitas untuk secara efektif melawan ketimpangan dan kecurangan pasar.

Kementerian Koperasi melaporkan bahwa hingga akhir Oktober 2025, telah berhasil didirikan sebanyak 82.320 Koperasi Desa Merah Putih di seluruh pelosok Indonesia, dengan ratusan di antaranya telah aktif beroperasi, menunjukkan progres signifikan dari program ini.

Pemerintah menargetkan agar seluruh koperasi desa yang telah didirikan dapat mulai beroperasi secara penuh pada Maret 2026. Target ini akan dicapai seiring dengan percepatan pembangunan gerai dan gudang yang saat ini tengah berjalan.

Sebagai bentuk komitmen dan dukungan penuh, pemerintah juga akan menyalurkan pembiayaan substansial hingga Rp 3 miliar per koperasi. Dana ini dialokasikan untuk membiayai pembangunan fisik fasilitas koperasi serta sebagai modal kerja awal.

Ferry menyampaikan harapannya agar seluruh elemen masyarakat dan pemangku kepentingan mendukung cita-cita besar Presiden Prabowo. Tujuannya adalah untuk mengembalikan arah ekonomi nasional ke jalur ekonomi Pancasila yang berkeadilan. Dengan optimisme tinggi, ia meyakini bahwa melalui peran strategis koperasi, target pertumbuhan ekonomi nasional sebesar delapan persen dapat tercapai.

Pilihan Editor: Mengapa Koperasi Merah Putih Tak Kunjung Beroperasi

Ringkasan

Menteri Koperasi Ferry Juliantono menyatakan Koperasi Desa Merah Putih akan menjadi benteng ekonomi rakyat dalam menghadapi ekspansi ritel modern di pedesaan. Ia menekankan pentingnya koperasi desa sebagai solusi untuk mengembalikan kendali ekonomi ke tangan warga desa dan memastikan kesejahteraan lokal. Program ini merupakan bagian dari kebijakan Presiden Prabowo untuk membangun kedaulatan ekonomi desa berbasis koperasi.

Setiap Koperasi Desa Merah Putih akan dilengkapi dengan gerai sembako, apotek/klinik desa, gudang, dan kendaraan logistik. Pemerintah menargetkan 80 ribu koperasi desa dapat beroperasi penuh pada Maret 2026 dengan dukungan pembiayaan hingga Rp 3 miliar per koperasi untuk pembangunan fasilitas dan modal kerja. Inisiatif ini bertujuan mengembalikan ekonomi nasional ke jalur ekonomi Pancasila dan mencapai target pertumbuhan ekonomi nasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *