mellydia.co.id JAKARTA. Pada perdagangan Selasa (28/10/2025), nilai tukar rupiah menunjukkan performa solid di pasar spot, berhasil mempertahankan penguatan hingga sesi penutupan. Rupiah ditutup menguat di level Rp 16.608 per dolar Amerika Serikat (AS).
Pencapaian ini menandai apresiasi sebesar 0,08% bagi rupiah, lebih tinggi dibandingkan posisi penutupan hari sebelumnya yang tercatat pada level Rp 16.620 per dolar AS. Sentimen positif ini memberikan dorongan bagi kinerja mata uang domestik.
Sementara itu, tren pergerakan mata uang di Asia hingga pukul 15.00 WIB tampak bervariasi, namun didominasi oleh sentimen penguatan. Tercatat, yen Jepang memimpin daftar penguat terbesar di kawasan ini dengan lonjakan signifikan sebesar 0,51%.
Rupiah Dibuka Menguat Tipis ke Rp 16.612 Per Dolar AS Hari Ini (28/10)
Diikuti oleh baht Thailand yang menanjak 0,44% dan dolar Taiwan yang terkerek 0,33%. Tak ketinggalan, ringgit Malaysia juga berhasil terangkat 0,22%. Pergerakan positif juga ditunjukkan oleh dolar Singapura yang terapresiasi 0,12% serta yuan China yang menguat tipis 0,11% menjelang sore hari.
Namun, di sisi lain, beberapa mata uang Asia justru harus menghadapi tekanan. Rupee India menjadi mata uang dengan pelemahan terdalam di Asia, anjlok hingga 0,46%, diikuti oleh won Korea Selatan yang terkoreksi 0,44%.
Kemudian, peso Filipina juga turut melemah 0,38%, dan dolar Hong Kong tercatat menurun tipis 0,001% terhadap the greenback, menunjukkan dinamika yang beragam di pasar finansial regional.
Ringkasan
Pada perdagangan Selasa, 28 Oktober 2025, rupiah menunjukkan penguatan solid dan ditutup pada level Rp 16.608 per dolar AS, menguat 0,08% dari hari sebelumnya. Mayoritas mata uang Asia mengalami penguatan, dengan yen Jepang memimpin dengan kenaikan 0,51%, diikuti oleh baht Thailand dan dolar Taiwan.
Di sisi lain, beberapa mata uang Asia melemah, termasuk rupee India yang mengalami penurunan terdalam sebesar 0,46%, diikuti oleh won Korea Selatan dan peso Filipina. Dolar Hong Kong juga tercatat mengalami penurunan tipis terhadap dolar AS, menunjukkan pergerakan yang bervariasi di pasar finansial regional.
