Intip Perubahan Jumlah Saham GJTL Lo Kheng Hong Periode Berjalan 2025

Posted on

mellydia.co.id – , JAKARTA — Sorotan tajam kembali tertuju pada aksi Lo Kheng Hong, investor kawakan berjuluk Warren Buffett Indonesia. Ia tercatat memperkuat cengkeramannya pada saham emiten produsen ban PT Gajah Tunggal Tbk. (GJTL) sepanjang periode berjalan 2025. Pergerakan ini mengindikasikan kepercayaan tinggi sang investor terhadap prospek GJTL, meskipun laporan keuangan terbaru menunjukkan kinerja yang beragam.

Menurut data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang diakses pada Senin (27/10/2025), Lo Kheng Hong kini menguasai 194,26 juta lembar saham GJTL, yang setara dengan 5,57% dari total saham perusahaan. Angka ini menjadikannya investor individu dengan kepemilikan saham GJTL terbesar.

Hasil penelusuran Bisnis menunjukkan adanya penambahan signifikan dalam portofolio Lo Kheng Hong di GJTL. Per akhir 2024, pria yang dikenal dengan filosofi investasi nilai ini baru menggenggam 182,19 juta lembar saham. Ini berarti ia telah menambah lebih dari 12 juta lembar saham dalam periode berjalan 2025, sebuah sinyal kuat akan strateginya.

Di tengah akumulasi saham oleh Lo Kheng Hong, kinerja finansial Gajah Tunggal per kuartal III/2025 justru menunjukkan tantangan. Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp789,69 miliar, mengalami penurunan 20,12% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai Rp988,55 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2025, tekanan pada laba GJTL disebabkan oleh penurunan penjualan bersih sebesar 2,38% yoy, dari Rp13,44 triliun menjadi Rp13,12 triliun. Penurunan ini menjadi faktor utama yang memengaruhi profitabilitas perusahaan.

Secara lebih rinci, penjualan Gajah Tunggal didominasi oleh segmen lokal pihak ketiga yang menyumbang Rp10,20 triliun, turun 2,37% yoy. Namun, di sisi lain, penjualan ekspor pihak ketiga GJTL justru menunjukkan pertumbuhan positif, naik 7,43% yoy menjadi Rp1,50 triliun. Penjualan kepada pihak berelasi tercatat Rp1,67 triliun, terkoreksi 8,03% yoy.

Kendati penjualan mengalami koreksi, beban pokok penjualan GJTL justru meningkat 1,13% yoy, mencapai Rp10,62 triliun per kuartal III/2025. Akibatnya, laba kotor Gajah Tunggal tergerus 14,97% yoy menjadi Rp2,49 triliun, menandakan adanya efisiensi biaya yang perlu diperhatikan.

Setelah dikurangi berbagai beban operasional seperti beban penjualan, beban umum dan administrasi, serta beban keuangan, dan dengan mempertimbangkan keuntungan atau kerugian kurs mata uang asing bersih, GJTL melaporkan laba sebelum pajak sebesar Rp1,03 triliun per September 2025. Angka ini menunjukkan penurunan 19,49% yoy, sejalan dengan tren penurunan laba bersih.

Dari sisi neraca, total aset Gajah Tunggal tercatat tumbuh menjadi Rp22,31 triliun dalam sembilan bulan pertama 2025, meningkat dari Rp20,56 triliun pada akhir 2024. Peningkatan aset ini seiring dengan kenaikan liabilitas GJTL, yang naik dari Rp11,10 triliun pada akhir 2024 menjadi Rp12,20 triliun per kuartal III/2025.

Sementara itu, ekuitas Gajah Tunggal juga menunjukkan pertumbuhan positif, mencapai Rp10,10 triliun per kuartal III/2025, naik dari posisi akhir 2024 sebesar Rp9,45 triliun. Namun, arus kas dan setara kas GJTL pada akhir periode tercatat sebesar Rp866,78 miliar, menurun dibandingkan Rp1,04 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *