mellydia.co.id Euforia kemenangan telak Liverpool di Liga Champions seketika sirna, berganti menjadi pil pahit kekalahan di Premier League. Bermain tandang ke markas Brentford pada Sabtu malam (25/10), The Reds harus mengakui keunggulan tuan rumah dengan skor 2–3, sebuah hasil yang secara gamblang memperlihatkan rapuhnya pertahanan mereka.
Kemenangan krusial ini bukan hanya sekadar tambahan tiga poin bagi Brentford, melainkan juga validasi atas kepelatihan anyar Keith Andrews. Di bawah tangan dinginnya, The Bees tampil semakin solid dan berani menantang tim-tim raksasa. Sementara itu, Liverpool kembali dihadapkan pada “kelemahan klasik” yang telah menghantui mereka sepanjang musim 2025/2026.
Laga baru berjalan lima menit, gawang Liverpool sudah bergetar. Berawal dari lemparan jauh mematikan Michael Kayode, bola sempat disundul Kristoffer Ajer sebelum disambar Dango Ouattara yang tanpa ampun membuka keunggulan Brentford 1–0. Sebuah gol cepat yang langsung membuat pertahanan tim tamu kalang kabut dan tampak tidak terorganisir.
Dominasi Brentford terus berlanjut sepanjang babak pertama. Sebelum peluit jeda berbunyi, Kevin Schade berhasil menggandakan keunggulan The Bees. Menerima umpan terobosan fantastis dari Mikkel Damsgaard, Schade berlari menusuk dari sisi kiri dan menaklukkan kiper Giorgi Mamardashvili dengan penyelesaian klinis, menjadikan skor 2–0.
Liverpool, yang tampak kesulitan mengembangkan permainan dan kerap kehilangan bola, akhirnya berhasil memperkecil ketertinggalan di masa injury time babak pertama. Milos Kerkez, yang ironisnya justru tampil kurang meyakinkan di lini belakang The Reds sepanjang laga, justru menjadi sosok penyelamat sementara dengan golnya, memberikan sedikit harapan sebelum turun minum.
Namun, harapan The Reds untuk bangkit di babak kedua pupus di menit ke-60. Setelah tinjauan VAR yang memakan waktu, wasit memutuskan memberikan penalti kepada Brentford karena Virgil van Dijk dianggap melakukan pelanggaran terhadap Dango Ouattara tepat di garis kotak penalti. Igor Thiago dengan tenang menuntaskan eksekusi, mengembalikan keunggulan dua gol bagi tim tuan rumah menjadi 3–1.
Meskipun Mohamed Salah sempat mencetak gol ketujuhnya dalam delapan pertemuan kontra Brentford di menit-menit akhir pertandingan, gol tersebut tidak cukup untuk menyelamatkan Liverpool dari kekalahan keempat beruntun di Premier League. Momen ini sekaligus menegaskan bahwa kemenangan telak 5–1 atas Eintracht Frankfurt di Liga Champions hanyalah ilusi kebangkitan semata bagi skuad Arne Slot.
Realitanya, tim asuhan Arne Slot masih jauh dari kata stabil. Kritik tajam pun menyeruak, terutama menyoroti keputusan Slot mencadangkan Andrew Robertson dan memilih menurunkan Milos Kerkez, yang performanya jauh dari harapan. Selain itu, Florian Wirtz, rekrutan mahal senilai GBP 116 juta, juga tampil mengecewakan dan harus ditarik keluar sebelum laga usai, menambah daftar masalah yang harus dipecahkan oleh manajer asal Belanda tersebut.
Akibat kekalahan ini, Liverpool kini terpuruk di posisi keenam klasemen sementara Premier League, tertinggal empat poin dari pemuncak klasemen, Arsenal. Di sisi lain, Brentford merangkak naik ke posisi ke-10, mencatatkan kemenangan keempat mereka musim ini, sebuah peningkatan signifikan yang patut diperhitungkan.
Keputusan manajemen Brentford menunjuk Keith Andrews sebagai pengganti Thomas Frank sempat menuai keraguan di kalangan penggemar dan pengamat. Namun, serangkaian hasil positif, termasuk kemenangan penting ini, berhasil membungkam semua kritik. Dalam dua laga terakhir, Brentford sukses mencatatkan dua kemenangan meyakinkan atas West Ham dan Liverpool, bahkan tampil dominan dalam kedua pertandingan tersebut, menunjukkan bahwa tim telah menemukan identitas baru.
Kunci keberhasilan The Bees juga tak lepas dari strategi transfer cerdas mereka. Meski kehilangan tiga pemain penting seperti Bryan Mbeumo, Yoane Wissa, dan Christian Norgaard musim panas lalu, pembelian baru seperti Jordan Henderson, Dango Ouattara, dan kiper Caoimhin Kelleher (mantan pemain Liverpool) terbukti menjadi rekrutan yang cerdik dan langsung memberikan dampak besar bagi tim, mengisi kekosongan dengan kualitas.
Dengan gaya bermain yang cepat, terorganisir, dan berani menerapkan pressing tinggi di seluruh lapangan, Brentford berhasil membuat Liverpool, salah satu raksasa Liga Inggris yang biasanya mendominasi, tampak seperti tim biasa-biasa saja di hadapan pendukungnya sendiri. Ini menjadi pesan jelas bahwa Brentford kini adalah kekuatan yang tidak bisa diremehkan di Premier League.
Ringkasan
Liverpool menelan kekalahan 2-3 dari Brentford dalam laga lanjutan Premier League, memperlihatkan kerapuhan di lini pertahanan mereka. Brentford, di bawah kepelatihan Keith Andrews, tampil solid dan berhasil memanfaatkan kelemahan Liverpool. Gol cepat dari Dango Ouattara serta gol dari Kevin Schade dan penalti Igor Thiago memastikan kemenangan bagi tuan rumah, meski Liverpool sempat membalas melalui Milos Kerkez dan Mohamed Salah.
Kekalahan ini menyoroti performa kurang memuaskan beberapa pemain Liverpool, termasuk rekrutan mahal Florian Wirtz, dan membuat mereka tertinggal dalam perburuan gelar. Sementara itu, kemenangan ini mengangkat posisi Brentford di klasemen dan membuktikan bahwa strategi transfer cerdas serta gaya bermain yang terorganisir telah menjadikan mereka kekuatan baru di Premier League.



